11. Langit Dan Bumi

1.6K 107 4
                                    

Happy reading
.
.
.
.

Pagi ini Eleno sudah nangkring di depan kursi kamar gue. Gue masih belum mandi, karena gue baru aja masak sarapan ala anak kos. Internet. Kalian pasti tahulah.

Dia mengernyitkan keningnya kala melihat penampilan gue yang terlihat berbeda. Jelas beda dong, lha gue belum mandi.

"You have a sexy body"

Asuuu

Gue baru sadar kalau gue masih pake tank top setali dan hotpants aduhai. Bego lo Lovata.

Gue tutup kembali pintu kamar gue, dan menyambar jaket yang ada di belakang pintu kamar gue. Memakainya dengan segera.

Ceklek

"Bapak ngapain kesini?"

"Saya cuma ingin bertemu dengan kekasih saya"

"Siapa?"

"Kamu"

Cup

Eleno mencium kening gue, dan membuat para jomblowati di belakangnya berteriak histeris.

"Ba bapak ngapain?"

"Mandi gih, kita jalan hari ini. Aaya tunggu kamu di luar"

Dia mengerlingkan matanya kearah gue. Ya Tuhan, Eleno kenapa bisa berubah drastis. Sejak dia berani mencium gue di ruangannya waktu itu, dia mendeklarasikan bahwa gue adalah pacarnya.

Gue masuk dan bergegas untuk mandi. Hilang sudah angan-angan gue yang ingin bersantai di kamar saat libur bekerja.

"Bapak mau ngajakin saya kemana?"

Gue udah rapi dengan kaos dan celana jeans. Malas aja kalau harus pakai pakaian formal. Please deh, dia yang udah ganggu waktu liburan gue.

Eleno sendiri hanya memakai kaos polo putih dan jaket kulit warna hitam. Dia menarik gue menuju mobil mewahnya yang sudah terparkir mencolok di kawasan kosan rakyat jelata disini.

"Kita mau kemana sih pak? Saya tuh kalau liburan gak mood buat kerja"

Dia hanya asyik menyetir tanpa perlu menjawab pertanyaan gue dari tadi. Ngeselin gak sih yang kek beginian.

Mobil Eleno berhenti di basemen mall, dia menarik gue untuk keluar dari mobil mewahnya.

"Temani saya nonton"

Tanpa perlu menunggu jawaban gue, dia menarik gue menuju lift dan memencet tombol lantai atas menuju bioskop yang sudah ramai anak muda disana.

"Kamu mau menonton film apa?"

Eleno memeluk pinggang gue posesif saat melihat deretan poster yang terpasang disana. Gue sudah berkali-kali mencoba untuk melepaskan pelukan dia di pinggang gue, tapi Eleno malah seenaknya mencium bibir gue disini.

Sialan!

"El?"

Perempuan cantik itu berdiri di samping Eleno. Eleno masih setia memeluk pinggang gue, bahkan dia menarik gue lebih dekat.

"Ya?"

Ya Tuhan, aku baru sadar bahwa perempuan cantik di depanku ini adalah perempuan yang dijodohkan mamaknya Eleno waktu itu.

"Siapa?"

Perempuan itu memandang gue dari atas sampai bawah, seakan menilai gue layak tidak bersama Eleno saat ini.

"My girlfriend. Any problem?"

Perempuan itu menarik gue dari zona nyaman yang gue rasakan di pelukan Eleno.

Boss Yes I Do (repost) tersedia e-booknya di playstoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang