11. Threatening for You

1.8K 330 13
                                    

Taehyung berusaha mengingat siapa wanita yang telah melakukan semuanya pada Jungkook. Duduk termenung di ruang kantornya. Padahal malam telah tiba, mungkin hanya ada dirinya dan satpam yang di luar. Taehyung tidak peduli. Pikirannya sedang berkecamuk dari kemarin.

Dan kini sudah bisa dipastikan bahwa Jungkook telah tertidur lelap di kamar pemuda itu. Taehyung sudah mengurusnya—bahkan mempertemukan Jungkook dengan seorang psikiater yang kebetulan adalah temannya. Cukup ragu jika Jungkook akan kabur atau malah menelponnya tapi sejak pagi tidak ada telepon dari sekretarisnya itu.

'Aku yakin kau belum tidur, 'kan?'

"Iya, Hyung. Bagaimana keadaan Jungkook?"

'Dia baik, kok. Traumanya tidak begitu hebat. Dia hanya masih shock dan kebanyakan bingung harus bagaimana. Mentalnya baik-baik saja. Dan sepertinya dia sudah bisa masuk kerja besok. Kau belum memecatnya, 'kan?'

Taehyung tertawa kecil mendengarnya. Bagaimana bisa dia memecat Jungkook? Dari semua bekas sekretarisnya, bahkan hanya Jungkook yang bekerja secara sungguh-sungguh dan plus sudah menarik perhatiannya.

"Aku berharap kejadian kelam itu tidak terjadi lagi."

'Aku pun begitu. Dia orang yang baik dan ramah. Hanya saja sangat pemalu. Bahkan dia sepertinya tidak sadar bahwa aku psikiater sejak pertama bertemu. Aku berpenampilan seperti orang biasa sekali. Dan itu semua karenamu!'

"Maafkan aku, Hyung. Dia meminta untuk jangan membawnaya ke psikiater. Aku hanya bisa menurutinya."

'Dimaklumi. Tolong jaga dia. Jika Jungkook mendapat perlakuan seperti itu lagi, trauma sungguhan bisa mengenainya. Itu sangat berbahaya.'

"Tentu, Hyung."

'Dia sekretarismu yang baru, bukan? Yang sebelumnya memang kenapa?'

"Seperti biasa. Semua alasannya sama."

'Astaga aku baru ingat. Dia bahkan terobsesi padamu, bukan? Kau pernah cerita padaku.'

"Itu benar...." Taehyung seketika termenung mendengarnya.

Obsesi. Satu kata itu yang langsung memenuhi isi kepalanya. Taehyung berdecak pelan, pikirannya seketika menemukan sebuah jalan keluar.

'Kau masih di sana?'

"Hyung, kututup, ya. Terima kasih!"

'Ne, sama-sama.'

"WANITA SIALAN!"

[]

Pagi ini keadaan kantor terlihat sedikit ramai. Terutama para karyawan yang merasa sangat senang dengan kembalinya Jungkook yang masuk kerja. Bisa dibilang Jungkook adalah adik bagi kebanyakan dari mereka. Tak heran banyak yang menyambutnya dengan antusias.

"Akhirnya kau kembali masuk, Jungkookie! Pak Bos tidak memecatmu!" ujar Hoshi yang memeluknya dengan erat.

Mendapat perlakuan manis dan hangat seperti ini. Jungkook merasa tersanjung, hatinya menghangat dan dia merasa seperti... sangat dihargai? Ya, padahal hanya perlakuan kecil yang dia terima tapi sudah benar-benar membuat hatinya merasa senang.

Jungkook duduk di kursinya. Ada setumpuk berkas di sana. Dia tersenyum miris, dia sudah lima hari absen dan jelas saja ada banyak tugasnya yang sudah terbengkalai. Merenggangkan tubuhnya sebentar kemudian mulai kembali bekerja.

Hingga jam makan siang tiba. Jungkook baru saja selesai dengan setengah pekerjaannya. Tiba-tiba Jaebum datang bersama sebuah paket dan menaruhnya di atas mejanya.

"Untukmu, pengirimnya tidak ada, loh," jelas Jaebum yang melihat paket itu dengan tatapan menyelidik.

Jungkook pun sama. Menatap curiga paket itu, sempat ragu apa benar untuknya tapi jelas sekali ada namanya di situ.

Stereotyp: Wir leben in der Gesellschaft [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang