Di tengah kerusuhan empat anak yang menjahili penjual es krim itu, Pooru mengedarkan pandangannya. Ia merasa seperti ada yang memanggilnya. Ah, bukan. Lebih tepatnya membutuhkannya.
Awalnya ia tak melihat apa-apa. Namun akhirnya ia menemukan sesuatu. Lebih tepatnya, seorang gadis kecil yang mungkin berusia 9 tahun yang sedang menangis diujung taman sambil berjongkok.
"Oreki, jaga anak-anakku sebentar ya. Aku ada urusan sebentar."
"A-ah, iya."
"Emak mau kemana? Macha ikut!"
"Hah? Maccha mau ikut kemana? Jangan tinggalin Karen!"
"Eeeh? Macan mau pergi? Karen juga? Yaudah, Yui juga!"
Ternyata memiliki empat anak dengan jarak usia yang tak terlalu jauh itu repot ya.
"Huh, dengerin emak ya. Emak mau pergi bentar doang. Macha sini aja. Nah, Karen ama Yui juga disini aja ya? Kan Macha nya udah disini. Lagian kalian emangnya tega ninggalin adek kalian yang paling kecil?"
Ketiganya saling berpandangan dan akhirnya mengangguk untuk menyetujui usulan sang ibu.
"Emak tapi jangan lama-lama ya! Miyu tungguin sambil main ama mas Ole-Ole!" Kata Miyu sambil menggerakkan tangannya ke kanan dan kiri yang tanpa ia sadari membuat mata kanan Oreki tertampar.
"Sabar gusti, masih bocah ini. Gimana kalo udah gede? Gue diapain ama dia?" -Oreki
Akhirnya Pooru pun bergegas menuju tempat yang dimaksud. Sesampainya disana, ia menepuk bahu anak itu. Anak itu segera terkesiap dan melihat ke arah yang menepuk bahunya.
"S-siapa?" Tanya anak itu.
"Namaku Otagawa Pooru. Kamu?" Jawab Pooru sambil berjongkok untuk menyamakan tinggi, meski tetap saja Pooru yang terlihat lebih tinggi.
"A-anzu."
"Hoo~ Anzu-chan? Kamu kenapa nangis disini? Gak main sama temen-temenmu?"
Gadis kecil berambut ungu itu menggeleng dan melanjutkan perkataannya, "Aku gak punya temen. Gak ada yang mau deket sama aku. Dulu ada, tapi dia dijauhin gara-gara deket aku. Sekarang dia juga perlahan-lahan ngejauhin aku."
"Jadi, kamu nangis karena itu?"
"Bukan."
"Terus apa dong?"
"Mama sama papa.. ilang. Tadi ada di sampingku. Tapi sekarang ga ada. Aku udah nyari-nyari dari dua jam yang lalu. Tapi gak ketemu. Hu-huweeeee!!"
"E-eh? Jangan nangis dong! Kamu inget nomor telepon mama papamu gak?"
"Enggak, hiks."
"Kamu rumahnya dimana? Kalo aku tau tempatnya, nanti kuanterin. Kalo gak tau, ya tinggal pake ojek onlineー"
"Rumahku di jln. doang jadian mah kagak nomor 29 RT 05 RW 04."
"Kamu tinggal di kota?"
Anzu mengangguk. Sedangkan Pooru malah membatin, ini anak kok bisa nyasarnya disini? Kota itu jauh dari sini mhamankー
Ya, Pooru tahu persis alamat yang dimaksud Anzu. Karena dahulu, Pooru pernah pergi kesana bersama seseorang.
"Kamu tadinya emang diajak kemana ama orang tuamu?"
"Diajak ke mall xxx."
Dan lagi-lagi, Pooru membatin. Mall xxx kan mall dikota astatang. Kok nyasarnya ke desa? :") Jauh kali kau mencari orang tuamu :") Padahal yang ilang bukan mereka, tapi kamu :">
KAMU SEDANG MEMBACA
Khong Gwan Family
RandomBercerita tentang sebuah keluarga dengan marga Otagawa, yang menetap di sebuah rumah tanpa seorang ayah. Bukan karena sang ibu ditinggal sang suami karena suaminya menggarap istri baru. Bukan pula karena suaminya pergi berperang. Lantas karena apa m...