❄14❄

481 40 6
                                    

"Oppa, apa oppa marah pada ku?" Setelah kejadian ditaman barusan Jimin oppa langsung menyuruh ku pulang dia membawa ku masuk ke mobil nya dan langsung pergi.

Aku tak mengerti kenapa dia sampai segitu nya. Tanpa mengatakan apa-apa dia menarik ku menjauh dari Soobin.

Jimin oppa hanya melirik ku.

"Oppa. Apa kita akan pulang? Eomma dan appa?"

"Mereka sudah pulang. Setelah kau berbohong ingin ke kamar kecil eomma ada urusan mendadak." Jimin oppa akhirnya membuka suara

"Begitu ya. Maafkan aku, aku telah berbohong. Tapi oppa jujur aku tak nyaman berada di pertemuan resmi seperti itu dan Soobin juga begitu." Aku menjelaskan alasan ku

"Kau bisa bicara pada ku. Tak perlu berbohong!" Seperti nya Jimin oppa tak menyukai kebohongan ya semua orang pasti begitu tapi bukan kah ini hanya kebohongan kecil kenapa dia terlihat sangat marah

"Baiklah lain kali aku akan bilang." Sebenarnya dalam hati ku ingin mengumpat bagaimana aku akan bilang jika aku bosan disana Jimin oppa saja dari tadi hanya berbicara dengan Tuan Choi tak henti-hentinya

"Dan apa yang Soobin katakan padamu? Jangan pernah bertemu lagi dengan Soobin!" Jimin oppa mengatakan itu tanpa melihat ke arah ku yang sedang terkejut dengan kalimat nya itu.

"Apa maksud nya? Oppa Soobin itu teman ku. Dia teman ku dari kecil kau tak bisa menyuruh ku menjauh darinya!"

Tiba-tiba ponsel Jimin oppa berdering menampilkan nama eomma yang terpampang.

Jimin oppa langsung mengakat nya.

Ya?

Baiklah aku akan kesana.

Hanya itu yang Jimin oppa katakan. Setelah menerima telfon itu raut wajah Jimin oppa menjadi suram.

"Oppa ingin kemana? Eomma mengatakan apa?"

"Bukan apa-apa."

Jimin oppa tiba-tiba memberhentikan mobil nya di jembatan Hannam. Dia keluar tanpa mengatakan apapun,  aku yang bingung mengikuti nya.

Aku keluar dari mobil dan melihat Jimin oppa yang sudah bersender di pembatas jembatan.

"Oppa kenapa berhenti. Ayo kita pulang Eomma pasti sudah menunggu." Aku mendekatinya hanya beberapa langkah, langkah ku terhenti karena suara Jimin oppa

"BERHENTI! BAE ARA! BISAKAH KAU MENGERTI SITUASINYA? BATALKAN PERNIKAHAN INI! KEPARAT DENGAN JANJI MU ITU! APA KAU HANYA BERPIKIR TENTANG JANJI MU? DAN TAK MEMIKIRKAN YANG LAIN?"

"Op... " Sumpah kalimat panjang yang Jimin oppa katakan membuat hati ku sakit. Apa dia sebegitu kesal nya dengan ku? Apa dia sebegitu tak menyukai ku?

"TAK USAH MENGATAKAN APAPUN! KALI INI AKU YANG AKAN BERBICARA!"

"SATU KALI LAGI AKU PERINGATKAN!  BATALKAN PERNIKAHAN INI!" Jimin oppa menunduk setelah mengatakan nya sepertinya dia frustasi dengan keadaan nya

Air mata ku tak bisa ku bendung lagi.

"PULANGLAH!" Jimin oppa melewati ku dia memberhentikan taksi yang lewat dan menyuruh ku masuk. Aku yang tak tau harus apa mengikuti saja perintahnya.

"Jika eomma bertanya bilang saja aku ada urusan mendadak." Suara Jimin oppa sudah mulai stabil. Aku hanya mengangguk dengan air mata yang terus mengalir.

PROMISE | PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang