2. RICUH

10.9K 334 13
                                    

"Huh! Untung aja ga terjadi apa-apa. Gue khawatir banget sama Ara." Samuel menghela napas lega.

"Abang tenang aja, ga akan terjadi  sesuatu pada Ara."

"Ya syukurlah, lo tau kan kalau gue sayang banget sama Ara, bahkan gue aja rela ngorbanin nyawa demi dia" Ucap Samuel memegang bahu Riko.

"Hm, gue kekamar dulu ya bang. Gue capek" Riko pergi kekamar nya setelah mencium kening Ara.

Riko berjalan keluar kekamar Ara. Sedari tadi ia berlari kesana-kemari demi Ara agar ia tak lagi kehilangan adik kesayangan nya itu.

"Huh! Untung kamu baik-baik aja. Abang hampir ga mau hidup kalau Ara.." Samuel tidak sanggup melanjutkan kalimatnya.

Ia mencium kening Ara dan menutup pintunya. Tadi saat menunggu dokter kepercayaan keluarganya datang, Samuel sempat meminta tolong pada satpam untuk membelikan pintu yang persis seperti pintu adiknya, dan membantu Samuel memasangnya.

"Abang akan lakukan apapun demi kamu. Bahkan abang rela mati demi lihat kamu bahagia" Senyum Samuel merekah saat melihat fotonya bersama Ara.

Ia meletakkan hp di nakas yang terletak di samping kasur, Samuel tersenyum miris melihat keadaan adiknya yang sekarang, keadaan yang sangat memprihatinkan.

Ia sangat menyesal, tapi penyesalannya tidak berguna sekarang. Nasi sudah menjadi bubur, sudah tidak bisa di ubah lagi.

Samuel ikut berbaring di samping Ara , matanya perlahan menutup, hingga semuanya terlihat gelap.

...

[ Senin. Pukul 05.30 ]

"Sayang bangun, udah Pagi" Ucap seseorang sambil menepuk bahu gadis yang masih terbenam dalam selimut tebalnya.

"Hmm..." Ara yang merasa tidurnya terganggu pun membenamkan seluruh badannya ke dalam selimut.

"Heii sayang, udah pagi, Ara ga sekolah?" Tanya seseorang dengan nada beratnya.

"Iya sebentar lagi Ara bangun, 5 menit lagi." Masih tidak memperdulikan sekitar, Ara malah asik menggesekkan tangannya di kasur empuknya.

"Ga ada penundaan sayang, ayo cepat bangun"

"Iya Ara bangun" Gadis itu bangkit dari kasurnya dengan tidak rela lalu mengucek mata.

Yang pertama dilihatnya adalah Kiyana yang duduk di sampingnya sambil menunjukkan senyuman khasnya.

Ia beralih melihat ke depan, kini didepan nya ada seorang pria berpakaian rapi dan wangi. Dengan mata yang terbuka sedikit, Ara kembali mengucek matanya dan melihat kembali pria di depannya

"Ayo pergi mandi, ini udah hampir jam 6, Ara susah banget dibangunkan" Omel Viko sambil mencium kening dan pipi adiknya.

"Ya, kalian tunggu aja di bawah. Nanti Ara turun sesudah mandi." Gadis itu berjalan menuju kamar mandi dengan langkah malas.

...

"Gimana ara udah bangun?" Tanya Wijaya melihat istri dan anaknya turun dari tangga tanpa beranjak sedikit pun dari kursinya

salmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang