18. PRIA ITU

1.7K 112 29
                                    

pukul 6 pagi ara sudah siap dengan pakaian jogging nya, semalamam samuel mengajak nya dan abang abang yang lain untuk jogging bersama

ia dan abangnya sedang libur karna guru-guru akan rapat dari pagi sampai siang, jadi dari pada capek-capek datang ke sekolah mending libur dan rapat pun juga tidak terganggu karena keributan yang di buat anak-anak

gadis berkuncir kuda itu keluar kamar dan berjalan menuruni tangga menghampiri abang-abang nya yang sudah siap dengan style masing masing

viko yang menyadari kedatangan ara mengalihkan penglihatan nya pada adik perempuan nya, matanya terfokus pada ara dengan tatapan kagum, adiknya sangat cantik dengan menggunakan celana training berwarna hitam dan baju polos berwarna putih yang pas di tubuhnya serta sneakers pink putih

ara yang menyadari viko menatapnya begitu intens menggerutkan dahinya "ara jelek ya?" tanya nya polos sambil memperhatikan penampilannya

mereka semua menatap ara dan terpaku pada wajah ara yang cantik tanpa polesan make up sedikitpun. ah mereka lupa jika ara memang tak suka memakai make up, setiap pergi ia hanya memakai bedak bayi dan liptint sedikit.

tadi pagi pun ara hanya cuci muka dan gosok gigi tanpa mandi, percuma mandi nanti keringatan juga

"ga cocok ya bajunya? ara ganti dulu deh" serdon tersenyum menghampiri ara lalu mencium kening nya

"kamu itu cantik pake banget malah, semua cewek itu cantik ga ada yang jelek. jadi jangan mikir kalo kamu jelek karna nyatanya kamu cantik tapi kamu ga nyadar" nasehat serdon pada ara dan seluruh wanita di dunia yang insecure.

ara tersenyum lalu memeluk serdon erat "abisnya abang pada natapin ara gitu" ujarnya melepas pelukan

"kaget karena kamu cantik banget" ujar riko membuat pipi ara merona

"itu kok pipinya merah? pake make up ya?" goda samuel terkekeh

"ish, udah ah yuk pergi" elaknya pergi ke luar rumah

yang lain terkekeh dan menggelengkan kepala melihat tingkah ara yang menggemaskan

---

"

capek nih, istirahat dulu yuk!" ajak viko mendaratkan bokongnya di kursi taman

karna kursinya kecil cuman muat tiga orang, ara duduk di rumput bersama serdon sambil meluruskan kakinya dan melihat sekeliling

"ara duduk di sini aja, biar abang di bawah" tawar samuel berdiri

"ga ah, ara mau lurusin kaki" tolaknya. mereka bertiga yang duduk di bangku beralih duduk di rumput sambil meluruskan kaki

"kenapa?" tanya ara heran

"mau lurusin kaki juga" jawab viko sambil merenggangkan ototnya

ara mengangguk memperhatikan sekitar, tatapannya terpaku pada pria yang duduk tak jauh darinya sedang menelpon seseorang

ingatan itu perlahan lahan berputar di kepalanya, kejadian 11 tahun yang lalu mulai berputar di otaknya

flashback on

gadis berumur 5 tahun itu tersenyum ceria melihat pria di depannya yang akan ia panggil dengan sebutan 'ayah' dan wanita yang akan ia panggil 'ibu' itu sedang menggandeng tangannya menuju rumah mereka

"bunda! salma pamit dulu ya! nanti salma janji bakal sering-sering kesini hihi" ujar nya mengangkat jari kelingking nya yang mungil dan menautkannya dengan jari kelingking sang bunda

salmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang