17.

553 58 2
                                    

Kalau dihitung2 biaya pulang kampung Langit dan Sandra sudah bisa beli tas merk Bonia atau Fossilnya yang asli dua buah.

Namun bagi Langit itu bukan harga yang seberapa.

Disampingnya Sandra menatap Langit yang berwarna biru.

"Ada Langit" ucap Sandra tersenyum.

Langit menoleh dan tersenyum.

"Mikirin apa dek?"

"Dek? Memang aku adek2?"

"Jadi panggilnya apa?" Tanya Langit pada istirnya.

"Sayang kek apa kek . Harusnya sih ma"

"..."

"Tapi alasan apa kamu manggil aku ma ya bang? Kita belum punya anak"

Langit menarik nafasnya mengerti kali ini Alia disinggung oleh Sandra secara tak langsung.

"Oh ya bang, kata temenku mas sumatera bagus loh. Kita beli mas ya bang ?"

Langit menatap ngeri istrinya .

"Ayolah bang. Kita beli emas ya. Emas bukan mas2 yang jaga tokonya"

"Iya..memang kamu mau beli apa?"

"Cincin , kalung juga boleh. Eh gak usah kalung, gelang aja deh, tapi aku lagi pengen pakai gelang kaki bang. Hmmm apa ya? Jadi bingung "

"Pikirin aja dulu"

"Kalau semuanya bisa?"

Langit menggeleng kepalanya pelan dan mencoba menutup mata.

"Satu2 belinya Sandra. Kalau kamu beli semua memangnya bisa kamu pakai sekaligus?"

"Yah enggak. Oke aku beli.cincin dua sama gelang"

"Oke" jawab Langit.

"Tapi kalau ada anting aku mau juga bang, satu aja yang kecil"

"Oke yang kecil"

"Tapi jangan terlalu kecil bang, yang sedang deh"

Langit menyandarkan kepalanya di pundak Sandra.

Dan kemudian tertidur sementara istrinya sibuk memikirkan tentang cincin, kalung, gelang, atau gelang kaki atau anting.

Yah seperti itulah bagaimana pelan-pelan Langit mulai merasa nyaman dengan keberadaan Sandra disampingnya.

###

"Waaahhh bagus! Danau tobanya cantik bang" Sandra yang biasanya tidur selama perjalanan tiba2 terbangun.

Sandra membuka kaca dan menghirup udara segar Parapat dengan senyum.

"Bang kita ke danau Toba?"

"Nanti saja"

"Janji ya"

"Iya"

"Bang, itu mangganya enak"

"Mangga Parapat memang terkenal enak"

"Aku pengen"

Langit menatap Sandra. Dan mengangkat sebelah alisnya.

"Ngidam" jawab Sandra kemudian dan kemudian Langit meminggirkan mobilnya.

Sandra tampak begitu bersemangat.

Entah kenapa perjalanan kali ini membuat Sandra lebih rileks dari perjalanan mereka sebelumnya.

"Ini" Langit menyerahkan dompetnya.

"Oh. Aku bawa uang kok bang"

"Gak apa2 pakai uangku saja Sand"

Lamtiur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang