3. Samosir to Jekardah

718 81 7
                                    

"danaunya cantik" ucap Sandra tersenyum. Menatap danau Toba , terhempas begitu luas di depan matanya. Danau terbesar yang pernah meledak begitu dashyat nya salah satu kepingan surga. Sedangkan Langit memilih berdiam diri sambil mengecek surel emailnya. Tak eprduli pada Danau toba atau pun wanita yang tengah sibuk mengaguminya.

"Langit!"

"Ya?"

"Danaunya cantik"

"Hmmm"

"Langit kamu impoten?"

Kali ini pertanyaan Sandra berhasil mengalihkan perhatian Langit dari ponsel pintarnya. Salah satu cara ampuh membuat pria itu kini tercengang atas pertanyaan yang begitu berani.

"Mau bukti?" Tantang Langit menyimpan ponselnya di dalam saku celana dan membuat Sandra tersenyum segaris, ia kini berhasil mengalihkan perhatian suaminya.

"Enggak"

"Langit"

"Hmmm" gumam acuh yang membuat Sandra gemas

"Tungguin" Di atas kapal Ferry yang bergoyang Sandra mencoba untuk tidak memuntahkan makanannya. Entah karena masuk angin atau dia yang mulai kelelahan, beban batin juga mental yang ia pikul kini semakin menjadi-jadi. Ia pun bingung harus bagaimana menjelaskan pada teman-temannya tentang situasinya saat ini. Entahlah, bagi Sandra kini ia punya kehidupan yang harus ia lindungi.

pernikahannya.

seperti kata Papa, semua demi kebaikanku, maka aku akan menjalaninya.

"Langit"

"Hmmm"

"Aku mau mu- hoeeekk" Sandra memuntahkan semuanya ke arah danau. Sementara itu Langit menepuk pundak Sandra pelan.

"Kenapa muntah?"

"Maboklah gak mungkin hamil. Orang kamu aja gak mau tidurin aku" sindiran lembut membuat Langit memegang tangan Sandra agar ia tak terjatuh.

"..." Langit melap bibir mungil Sandra yang cemberut.

"Kita perlu menyesuaikan diri satu sama lain. Aku gak pernah berpikir kalau kamu gak menarik Sandra"

"Syukurlah, aku kirain aku gak cantik. Padahal aku cantik kok, walau kurang pintar" Sandra tersenyum menatap Langit yang menggeleng kepalanya pasrah.

Kali ini Langit memegang jemari Sandra hingga kapal itu bersandar.

Mereka masuk ke dalam Pajero sport hitam milik Langit dan perjalanan menuju kota Medan pun dimulai.

Tak ada kalimat tentang beritanya cinta.

Tak ada dua orang yang saling mencintai.

Hanya ada sepasang manusia yang tak pernah saling kenal namun menikah.

Ajaib..

Entah sang cupid yang salah

Atau malaikat cinta itu sedang mabuk darat.

"Jadi kamu kerja di rumah sakit?" Sandra memulai pembicaraannya.

"Untuk sementara ini iya. Karena aku hanya cuti untuk menikah"

"Berapa lama?"

"Tiga bulan"

Dddrrrtttt drrrrttt

Ponsel milik Sandra bergetar

"Siapa?" Tanya Langit.

"Gak tau, orang iseng mungkin" Sandra mematikan ponselnya.

Lamtiur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang