Kepada yang terindah
Sejak kapan cerita itu ada?
Bukankah perjajian telah di tanda tangini
Membuat sehelai dosa indah mengulang lagi
Menjadikan ia naif senaif-naifnya
Sudahkah?
Lalu kenapa harus ada nama ku?
Sebagai penikmat nama milik orang lain
Sedang seribu topeng tak dapat di perankan kembaliMengeja setiap kata suaramu
Memotret segala pesonamu
Mengintai mu
Adalah hobi ku
duluLalu kanapa bukan aku waktu itu....
Sengaja aku buat ini
Agar menjadi satu detik jeda yang di mimpikan
Sebagai penikmat akhir dalam kepergian
Akh lupakan
Lupakan
Lupakan
Lupakan
Bangun di luar sana hujan masih menguyur sendunnyaBogor 23 juli 2019
(Sebagai penikmat bukan pemilik)
KAMU SEDANG MEMBACA
Doa Siwalan
PoetryTak ada yang tahu bagaimana hujan menyampaikan rindunya sebab setiap rintik dan hembusan angin selalu berkamuflase menjadi candu dan selalu ingin lagi, lagi dan lagi