Rindu ku memang lancang
Selalu melangitkan namamu
Yang kamupun tidak tahu itu.
Yang melukis sisa senyummu
Yang kamupun lupa dari hal itu
Yang menyajikan setiap lensa bayangmu
Yang kamupun benar-benar tidak tahuRindu ku terlalu marjinal
Menerawang luas penuhi langit-langit kamar ilusi
Menembus setiap hijab
Memasuki serangkai kata
Menetap lalu singgah di dalamnya.
Terlalu rumit.
Sampai aku tidak paham apa yang aku rakit.Rindu ku memang lancang
Menyebut namamu sedang akupun tidak tahu kau sebut siapa di hatimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doa Siwalan
ŞiirTak ada yang tahu bagaimana hujan menyampaikan rindunya sebab setiap rintik dan hembusan angin selalu berkamuflase menjadi candu dan selalu ingin lagi, lagi dan lagi