RACHEL PARK
Setelah insiden pingsannya Diandra, Rachel dan Jay saling bertukar nomor handphone. Idenya supaya mereka bisa lebih sering berkomunikasi untuk memperlancar proses syuting.
Selama 2 minggu berikutnya memang semua pekerjaan mereka lancar-lancar saja.
Rachel sudah kembali merasa tenang dan lebih bisa berkonsentrasi, walaupun Diandra kadang ikut ke lokasi kadang dia juga dirumah karena morning sick membuatnya lemas. Rachel memakluminya. Toh Karen bisa menemaninya selama dilokasi. Jay pun sangat kooperatif selama syuting sehingga prosesnya tidak terlalu lama dan Rachel bisa pulang lebih awal untuk menemani Diandra.Besok ada jadwal konferensi pers untuk drama mereka. Karen sudah memilihkan gaun untuk dipakainya. Setelah konferensi pers akan ada nonton bersama pemain dan kru episode pertama mereka yang tayang mulai malam ini.
Sembari mandi, Rachel mengingat kembali percakapannya dengan Jay tadi sore..Setiap selesai syuting, seluruh kru dan pemain yang bertugas untuk hari ini dan esok hari akan berkumpul dan melakukan pembacaan naskah dan diskusi adegan. Lusa mereka akan mulai syuting episode 5. Di akhir episode 5, Ryan mendatangi apartemen Sanny dan meminta maaf padanya karena sudah membuatnya marah dan sedih. Ryan sebelumnya memarahi Sanny karena datang ke apartemennya tanpa ijin. Padahal Sanny hanya membantu mengecek pipa air apartemen Ryan yang katanya ada kebocoran, sedangkan Ryan tidak bisa dihubungi oleh pemilik gedung. Ketika menemukan Sanny sedang berada di apartemennya, Ryan langsung marah dan mengusirnya. Setelah Sanny pergi, Ryan kemudian melihat ada bungkusan yang bertuliskan "Maafkan aku hanya membawakan buah tangan yang seperti ini. Semoga kau betah di apartemen ini. Sanny".
Ryan langsung tersadar bahwa maksud Sanny baik. Lalu Ryan pergi mencari Sanny sampai ke apartemennya. Ryan mendatangi apartemen Sanny untuk meminta maaf. Setelah bertemu, Ryan lalu mendekati Sanny dan menciumnya. Itu akhir adegan di episode 5. Nantinya di awal episode 6, akan terungkap bahwa Ryan sebenarnya melihat ada Siska yang menguntit mereka dari gedung sebelah. Agar dianggap bahwa Ryan dan Sanny sedang berkencan, Ryan lalu mendekati Sanny dan menciumnya. Padahal Ryan hanya meletakan ibu jarinya disebelah bibir Sanny dan mencium jempolnya sendiri.
Setelah selesai technical meeting, Jay dan Rachel jalan bersama menuju parkiran mobil. Mobil mereka terparkir bersebelahan.
"Selamat istirahat, Rach.. Semoga besok kita bisa bekerja lebih baik dari hari ini" kata Jay
"Kau juga, Jay" sahut Rachel
"Kita akan mengguncangkan dunia drama dengan akting kita!" seru Jay sambil berkelakar
"Hahahahaha okeee" sahut Rachel sambil mengacungkan jempol
Setelah itu mereka berpisah masuk ke mobil masing-masing.Sekarang sambil berendam, Rachel memikirkan perasaannya. Entah mengapa dia merasa gugup. Ciuman memang bukan suatu hal yang besar untuk Rachel. Toh selama ini, dramanya memang selalu ada adegan mencium lawan mainnya. Malah drama terakhir dia lakukan dengan Sendy, mantannya. Semua baik-baik saja.
Namun entah mengapa kali ini Rachel mendapati dirinya tengah memikirkan adegan itu.
Apakah aku memang menyukai Jay? tanyanya dalam hati
Rachel tidak pernah merasa bingung jika disuruh berciuman. Bahkan cenderung santai.
Ponselnya berdering tanda ada pesan masuk, dilayar menampilkan nama Jay, Rachel membukannya
"Rach, apa kau sudah tidur?" tanya Jay.
"Belum. Ada apa, Jay?" jawab Rachel.
"Boleh aku menelponmu sebentar? Ada yang perlu kubicarakan denganmu dan aku merasa jika hanya lewat chat sepertinya kurang bijak" ketik Jay.
Rachel bingung tapi ia tetap menjawab "Tentu saja, kutunggu".
Ponselnya pun berdering dan Rachel langsung menjawabnya "Ya, Jay.. Apa yang ingin kau bicarakan?".
Hening sesaat, "Aku tidak yakin ini patut kubicarakan. Tapi karena demi kenyamanan bersama sepertinya aku perlu bilang padamu" kata Jay
"Hehehe.. Jangan sungkan, Jay. Kalau memang bisa kubantu, pasti kubantu" sahut Rachel.
"Begini.. Dalam beberapa drama yang sudah pernah kulakukan, biasanya aku selalu mendalami peranku. Yah pasti kau juga. Tapi saat aku jadi psikopat, aku sempat mengalami guncangan karakter. Bisa dibilang aku terlalu mendalami karakter sampai aku perlu ke psikiater setelah syuting berakhir" jelas Jay "Nah drama ini adalah drama komedi romantis pertamaku. Aku masih bingung karena tadinya kupikir akan sangat mudah. Apalagi kau sangat membantuku" sambung Jay "Maksudku, aku ingin meminta agar kau membantuku atau memaklumi apapun nanti yang aku lakukan karena ini pertama kali untukku. Aku ingin kau menegurku jika aku kelewatan, Rach" kata Jay.
"Maksudmu jika kita melakukan adegan romantis begitu?" tanya Rachel.
"Iya, Rach.. Apa menurutmu permintaanku ini aneh?" tanya Jay.
"Hahahaha.. Tidak sama sekali, Jay. Kau aktor pertama yang sampai meminta ijin seperti ini padaku dan aku sangat menghargainya, Jay" kata Rachel "Dan untuk permintaanmu tadi aku akan menjawab, tentu saja, kan kita partner. Jika kita ingin agar para pemirsa menikmati setiap adegan dalam drama kita, pastinya kita berdua harus merasa nyaman. Saat ini kau membuatku nyaman karena kau meminta ijin dariku seperti ini. Terimakasih, Jay" sambung Rachel.
Jay terdiam sebentar "Pasti menurutmu aku aneh ya?" kata Jay.
"Psikopat mana sih yang tidak aneh?" sahut Rachel.
Terdengar Jay tertawa dan Rachel bisa membayangkan bahwa Jay tersipu lagi saat ini.
"Aku tidak menyangka bahwa drama pun tidak mudah" kata Jay.
"Kau akan terbiasa, Jay.. Lihat saja nanti.. Pasti kau akan sukses memerankan Ryan" kata Rachel.
"Terimakasih atas kerjasamamu Rach, kau tak tahu betapa aku menginginkan drama kita untuk sukses dan pemirsa bisa menikmatinya" kata Jay.
"Sama-sama, Jay" sahut Rachel.
"Baiklah sepertinya itu saja, Rach.. Sampai ketemu besok ya di konferensi pers" kata Jay.
Dalam hati Rachel menyayangkan obrolan mereka harus berakhir "Sampai besok, Jay" jawab Rachel.