JAY SMITH
Selama beberapa minggu setelah konferensi pers, pekerjaan mereka semakin lancar. Jay agak melupakan perasaannya karena adegan yang dia kerjakan tidak terlalu intim dengan Rachel. Tapi memang Jay sudah tidak terlalu khawatir lagi karena seiring berjalannya waktu, Jay dapat meyakini dirinya sendiri bahwa apa yang kemarin ia rasakan, semata hanyalah efek dari tidak terbiasa mengerjakan drama komedi romantis. Setelah Jay berbicara dengan Roy, dia juga menjelaskan bahwa tumbuh perasaan kepada lawan main pada saat bekerja memang hal yang biasa. Hal itu bisa berdampak baik untuk drama mereka, karena penonton bisa saja meyakini bahwa diantara pemain utama memang ada cinta. Bahwa chemistry pemain sangat membantu penonton menikmati drama mereka. Nantinya perasaan itu akan hilang jika syuting berakhir dan mereka akan kembali menjadi rekan kerja atau teman. Memang ada beberapa artis yang saling cinta lokasi, ada yang melanjutkan untuk menikah, ada juga yang hanya pacaran sebentar lalu putus. Jay merasa lebih tenang bahwa rasa itu bukan suatu hal yang perlu Jay konsultasikan ke psikiater. Apapun perasaan Jay, semua akan berlalu jika syuting selesai.
Hari ini akan ada adegan Ryan dan Sanny akan berciuman. Semalam seperti biasa technical meeting diadakan untuk pekerjaan hari ini.
Sebenarnya adegan ciuman itu akan menjadi khayalan Sanny. Ketika Ryan datang untuk mengambalikan tempat makan Sanny, Sanny mencoretnya dengan cat. Hal itu membuat Sanny harus membawa masuk Ryan ke dalam apartemennya. Tapi Ryan harus ditutup matanya karena kamar Sanny penuh dengan memoribilia fans nya. Sanny beralasan bahwa apartemennya sangat berantakan dan tidak ingin membuat Ryan tidak nyaman.
Setelah selesai membersihkan tangan Ryan dari cat, Ryan tiba-tiba ingin membuka penutup matanya. Sanny yang kaget langsung menabrak Ryan. Saat itulah Sanny membayangkan ia mencium Ryan. Lalu Ryan membuka penutup matanya dan balas mencium Sanny. Saat Ryan memanggil namanya, Sanny tersadar dari khayalannya dan langsung mengajak Ryan keluar dari apartemennya.Hari sudah malam ketika mereka bersiap untuk merekam adegan di apartemen Sanny. Seperti biasa, Samuel mengarahkan apa yang mereka harus lakukan untuk adegan itu.
"Setelah Sanny selesai membersihkan tangan Ryan, Ryan ingin membuka penutup matanya karena ingin melihat apartemen Sanny. Sanny yang kaget langsung menubruk Ryan lalu mulai berkhayal dan mencium Ryan. Sampai disitu dulu saja" jelas Samuel.
Jay dan Rachel sama-sama mengangguk lalu mulai latihan untuk menyesuaikan dengan gerakan kamera dan pencahayaan. Setelah semuanya sesuai dengan keinginan Samuel, mereka mulai menyalakan kamera.
"Oiya, nanti Jay diam saja ya ketika Sanny mencium Ryan" kata Samuel.
Jay mengangguk paham.
Jay masih ditutup matanya karena melanjutkan adegan sebelumnya.
"Action!" kata Samuel.
"Sepertinya kurang adil bagiku. Kemarin kau sudah ke apartemenku dan melihat ke dalam. Kenapa sekarang aku tidak melihat saja apartemenmu?" kata Ryan.
"Apa?" jawab Sanny disebelah Ryan.
"Aku akan membuka mataku sekarang" sahut Ryan dan mulai akan membuka penutup matanya.
"Jangan!" teriak Sanny lalu Jay merasakan berat tubuh Rachel disebelahnya. Jay merasakan bahwa mereka sangat dekat sampai Jay bisa merasakan hembusan nafas Rachel. Bahkan karena posisi tubuh Rachel menempel padanya, sepertinya detak jantung Rachel pun terdengar. Pelan-pelan Jay merasakan Rachel mendekatinya dan lalu mencium bibirnya. Jay tidak sadar ikut membalas ciuman itu.
"Cut!" teriak Samuel "sebentar ya kita akan lihat dulu rekaman tadi" lanjut Samuel.
"Anu.. Kenapa kalian sangat sunyi ya?" kata Jay
Semua orang tertawa dan Jay mendengar suara Rachel berkata "Biasanya kami tidak begitu, hahahaha" .
"Jay, kau malah ikut membalas ciumannya nih.. Tapi tidak apa, tidak terlalu penting" kata Samuel.
"Oh maafkan aku, apa kita perlu mengulang adegan?" sahut Jay.
"Tidak, tidak. Yang tadi sudah cukup" kata Samuel "Ok sekarang adegan selanjutnya. Ryan akan membuka penutup matanya dan bertanya pada Sanny apakah ia menginginkannya. Setelah Sanny mengangguk, Ryan lalu mencium pipi Sanny dan mencium bibirnya. Sampai disitu dulu ya Jay" kata Samuel.
Jay mengangguk dan merasakan Rachel bergerak kembali mendekatinya seperti posisi awal tadi.
"Eh latihan dulu ya, aku perlu menyesuaikan kamera pada saat kamera merekam ciuman kalian" kata Samuel.
"Oke" kata Jay
Rachel mendekati tubuh Jay dan Jay merasakan pipinya memanas. Tapi Jay harus profesional.
Jay membuka penutup matanya, tapi silau lampu membuatnya buta.
"Oh wow silau sekali" kata Jay yang diikuti dengan tawa para kru dan Rachel. "Sebentar ya" kata Jay sambil menyesuaikan penglihatannya. Setelah mulai membaik, Jay membuka matanya dan melihat wajah Rachel. Rachel membenarkan bekas penutup mata di dahi Jay "ada bekasnya, sebentar" kata Rachel.
Jay tersenyum dan memulai latihan mereka. Jay menengakkan badannya dan mendekati Rachel. Jay membelai pipi Rachel, Rachel tersenyum dan Jay mendekati wajah Rachel dan berhenti.
"Oke cukup. Begitu sepertinya cukup. Kita akan mulai merekam ya"
Jay memakai kembali penutup matanya dan ke posisi awalnya.
"Action!" kata Samuel
Jay mengulang lagi adegan latihan tadi dan ketika akhirnya Jay mencium bibir Rachel, Jay melupakan latihannya. Bibir Rachel terasa sangat lembut dan lembap. Jay tidak bisa menahan dirinya untuk tidak melanjutkan ciumannya. Posisi mereka sampai tiduran di sofa ketika Jay mendengar suara Samuel.
"Cut!" teriak Samuel "Bagus sekali. Kita cek dulu ya"
Jay dan Rachel bangun dari posisi mereka dan ikut melihat adegan tadi.
Jay melihat bahwa adegan mereka sangat natural. "Wah lihat mata kita. Bagus sekali" kata Rachel disebelahnya.
Jay tidak menyahutinya karena sedang melihat adegan dilayar sambil menenangkan jantungnya yang berdebar.
"Oke, bagus sekali. Kita lanjut ya ke adegan berikutnya ketika Sanny tersadar dari lamunannya" kata Samuel.
Jay sedikit bersyukur karena Rachel tidak perlu berdekatan dengannya lagi sehingga tidak akan mendengar debar jantungnya yang tidak karuan. Jay langsung berusaha menenangkan dirinya dan melakukan adegan selanjutnya.Akhirnya syuting mereka selesai. Jay memutuskan untuk langsung pulang setelah pamitan ke semua kru dan Rachel. Jay ingin cepat sampai apartemen karena merasa sangat malu. Tapi Jay merasa Rachel bersikap biasa saja.
Tentu saja biasa. Rachel lebih berpengalaman dariku soal ini, batin Jay..Biasa saja.. Tidak ada yang istimewa..
RACHEL PARK
Sesampainya dirumah, Rachel langsung menuang anggur dan meneguknya hingga tandas. Padahal Rachel tidak habis berlari, tapi jantungnya tidak berhenti berdebar.
Ciuman tadi menggangguku.. Ya, bibir Jay menggangguku..
Oh Tuhan.. Biasanya tidak begini.. Biasanya sebuah ciuman tidak akan menggangguku.. Bukan, bukan ciuman yang menggangguku. Tapi bibir Jay. Setelah bibir mereka bertemu, Jay membuka mulutnya untuk melanjutkan ciuman. Aku merasa itu ciuman yang jujur. Bibir itu jujur. Rachel bisa merasakan kelembutan gerakan Jay ketika menciumnya.
Oh Tuhan apa yang kupikirkan?Rachel menggelengkan kepalanya dan bangkit dari sofanya. Rachel butuh berendam dan membersihkan kepalanya dari pikiran yang tidak-tidak. Pekerjaan adalah yang utama sekarang. Rachel tidak membutuhkan drama lagi. Rachel tidak ingin apa yang terjadi pada drama sebelumnya kembali terjadi.
Tidak, tidak. Aku harus bisa sadar, kata Rachel pada dirinya sendiri. Rachel tidak sanggup jika harus mengulang kerepotan seperti drama kemarin. Rachel hampir dibuat gila karena para fans. Mereka membuatnya menanyakan dirinya sendiri, hal yang tidak pernah Rachel lakukan. Padahal Rachel dan Sendy baik-baik saja. Tapi obsesi para fans membuatnya gila.
Rachel lalu membersihkan dirinya lalu segera tidur. Anggur cukup membantunya terlelap. Rachel sedikit bersyukur bahwa besok tidak ada jadwal syuting.
Lusa.. Aku akan kembali normal lusa.. Harus.. pikir Rachel sambil menutup matanya.Tidak apa-apa, semua akan baik-baik saja..