Yang sebenarnya..

146 4 0
                                    

RACHEL PARK

Rachel mengurung diri dikamar. Diandra membujuknya untuk keluar.
"Rach.. Kau kenapa? Apa kau tidak lapar?" tanya Diandra "Rach, please.. Bicara padaku, sayang.." sambung Diandra.
Rachel masih diam di tempat tidur. Ponselnya berdering dan layarnya menampilkan nama Karen. Rachel mematikan dan membuang ponselnya ke samping tempat tidur.
Lilo menghampirinya dan bergelung didada Rachel. Rachel memeluknya dan menciuminya.
Rachel teringat kejadian beberapa hari yang lalu.

Setelah Jay mengantarkan Rachel ke mobilnya malam itu, dimobil Rachel tiba-tiba menangis tanpa henti. Diandra panik dan bingung. Ditambah Rachel tidak mau bilang kenapa ia menangis. Sesampainya dirumah Rachel langsung minum wine dan bir sampai mabuk.
"Rach.. Kau kenapa?" tanya Diandra.
"Aku mau minum, sayang.. Jangan ganggu aku" jawab Rachel.
Tiba-tiba Rachel menangis lagi sampai menggerung-gerung. Rachel juga tidak mengerti perasaannya sendiri. Mengapa ia tiba-tiba merasa sangat kosong dan hampa. Tapi ditengah mabuk dan tangisnya, Rachel menelepon Jay. Diandra yang mengetahui hal itu langsung merebut ponsel Rachel dan mematikannya.
"Rach, apa ini semua karena Jay?" desak Diandra. Rachel hanya bisa terdiam menatap Diandra.
Ponsel Rachel berdering dan ada nama Jay dilayarnya. Diandra membiarkannya sampai mati. Lalu tak berapa lama, dering chat tanda masuk. Terlihat oleh Diandra dilayar preview "Rach, kau meneleponku tadi?" Diandra akan mengatasinya nanti. "Rachel, sayangku.. Kau kenapa?" kata Diandra sambil memeluk Rachel. Rachel kembali menangis.
Diandra menunggu sampai Rachel tertidur dan menyelimutinya dengan selimut di sofa. Jika memang Rachel tidak mau cerita pada Diandra, ia tidak akan memaksanya. Hanya saja akan jadi pekerjaan berat untuk Diandra jika pagi sudah menjelang, karena artinya Diandra harus menyulap sembap dimata Rachel menghilang supaya tidak ada yang curiga dan jadi gosip wartawan atau para fans.
Diandra mengambil ponsel Rachel dan membalas pesan Jay, "Sepertinya tadi terpencet, Jay.. Aku lagi nonton film" ketik Diandra.
Semoga Jay tidak mengenali suara tangis Rachel, batin Diandra.
Besok paginya, Rachel masih tidak ingin bicara. Rachel membiarkan Diandra memerintahnya ini itu supaya mata sembapnya mereda.
Pagi ini Rachel masih merasa kosong, tapi pekerjaan mengharuskannya bekerja profesional.
"Rach, kau tidak bisa begini terus. Saat kau nanti bertemu orang-orang, kau harus menjadi Rachel yang biasanya. Kau bisa?" tanya Diandra sambil memegang bahu Rachel.
Rachel hanya mengangguk.
Aku bisa menjadi apa saja, batin Rachel.
Rachel bisa memaksa dirinya untuk tersenyum dan bersikap seperti tidak ada apa-apa. Tapi ketika akhirnya harus beradegan mencium Ryan, Rachel hampir saja menangis lagi. Tapi sikap Jay yang diam juga menenangkan Rachel. Jay seperti tahu bahwa Rachel tidak ingin membahas kejadian semalam. Diandra juga terus berusaha menjauhkan Rachel dari Jay dan itu sedikit membuat Rachel lega.

"Rach, kita harus berangkat ke pesta perpisahan. Rachel, sayang?" kata Diandra sambil mengetuk pintu kamar Rachel.
Rachel akhirnya menuruti Diandra dan keluar kamar.
"Kau mau datang kan ke pesta perpisahan? Kalau tidak datang nanti menimbulkan gosip, Rach" sambung Diandra.
Rachel hanya mengangkat bahunya dan pergi ke kamar mandi.
"K, dia mandi. Jadi kurasa kami akan berangkat sebentar lagi" sepertinya Diandra menelepon Karen. Rachel tak peduli. Dia hanya ingin segera menyelesaikan pekerjaannya dan pergi berlibur.
Mungkin berlibur akan membuat pikiranku segar lagi, batin Rachel.

Wartawan sudah berkerumun didepan restoran tempat pesta perpisahan berlangsung. Kerumunan fans juga menyemut dengan membawa bunga dan hadiah-hadiah.
Rachel berjalan menuju wartawan dan tersenyum.
Begini saja mudah, batin Rachel.
Rachel pun memasuki restoran. Diandra dan Karen sedang berbisik dan menatapnya. Tapi mereka langsung berjalan bersamanya masuk ke restoran. Rachel langsung berusaha menyapa semua orang. 15 menit kemudian terdengar seruan dari luar restoran.
Jay, batin Rachel.
Rachel merasakan Diandra meremas tangannya. Memberinya tatapan tegas supaya bertahan hingga acara selesai. Karen sudah ijin kepada Samuel bahwa mereka tidak akan ikut ke acara nonton bersama dengan alasan Rachel kurang sehat.
Rachel mengikuti rangkaian acara hingga selesai lalu pamit kepada semuanya sambil meminta maaf bahwa ia tidak ikut ke acara nonton bersama.

Kau yang Terindah...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang