Sanny dan Ryan

97 4 0
                                    

RACHEL PARK

Selama beberapa minggu setelahnya, Rachel dan Jay semakin dekat. Kedekatan mereka sangat mempermudah pengambilan gambar, bahkan Samuel sering menerima ide mereka yang sedikit berbeda dari skenario.
Jay dan Rachel sering makan siang bersama dan Jay selalu mengantar Rachel sampai ke mobil jika syuting selesai.
Rachel sangat menikmati pekerjaannya kali ini. Karen menegurnya karena akhir-akhir ini Rachel terlihat lebih ceria dan banyak bercanda.
Jay juga lebih sering bercanda. Ternyata Jay bukan hanya pemalu, tapi juga jahil. Jay sering menjahili Aila dan Daren. Terkadang Rachel dan Jay malah bekerjasama untuk menjahili pemain lain.
Selain itu, Jay memang pria yang hangat. Rachel hampir tidak pernah melihatnya bersungut-sungut atau bad mood. Lalu ketika Sanny dan Ryan beradegan romantis, Jay memerankannya sangat baik. Terkadang Rachel membiarkan Jay berlama-lama menggenggam tangannya, walaupun Samuel sudah teriak cut.
Ada juga saat-saat kesopanan Jay membuat Rachel gemas. Seperti saat mereka merekam adegan Sanny dan Ryan di bus tingkat menikmati suasana kota malam hari, mereka harus duduk sebelahan dan Ryan meletakan tangannya untuk memeluk Sanny. Tapi ketika Samuel sudah bilang cut, tangan Jay akan ditaruh ke pegangan bus dan tidak memeluk Rachel lagi. Padahal Rachel masih menyandarkan dirinya ke tubuh Jay.

Saat ini mereka sedang merekam adegan ketika Ryan datang ke apartemen Sanny. Ryan yang habis mimpi buruk, ingin bertemu Sanny agar perasaan gundahnya mereda. Mereka lalu bermain kartu dan nonton film semalaman.
"Kenapa kau yang memegang gelas dan aku yang menaruh biskuit di kuku?" tanya Sanny kepada Ryan. Mereka duduk bersebelahan di sofa dan menonton film bersama.
Tangan Ryan memeluk Sanny dari samping. Mereka terus bercanda selama adegan nonton film. Lalu Sanny mengantuk dan menaruh kepalanya di bahu Ryan. Ryan lalu mencium kening Sanny dan mengelus rambutnya.
"Cut!" kata Samuel "Ok sekarang Ryan akan menggendong Sanny ke tempat tidur dan mengecup keningnya lagi. Lalu nantinya Ryan akan ikut tidur di sebelah Sanny sambil menggengam tangan Ryan" kata Samuel.
Rachel terbangun saat Samuel menyebut nama Ryan. Rachel mengangkat kepalanya dan melihat Jay tersenyum padanya sambil merapikan rambutnya setelah tadi ketiduran.
"Kau mengantuk rupanya. Sebentar lagi kita selesai kok, Rach" kata Jay.
Rachel hanya mengangguk karena masih merasa mengantuk.
"Aku nanti akan menggendongmu ya ke tempat tidur" kata Jay.
Rachel mengangguk lagi dan Rachel melihat Jay tersenyum geli karena tingkahnya.
"Supaya mudah, Sanny akan berdiri di sofa agar Ryan bisa mudah menggendong" kata Samuel. Jay dan Rachel bersiap di sofa.
"Jika nanti aku ketiduran lagi, tolong bangunkan aku ya" kata Rachel.
Jay mengangguk pelan dan tersenyum maklum.
"Action" kata Samuel.
Ryan menggendong Sanny menuju tempat tidur lalu menyelimutinya. Ryan mencium keningnya dan menperhatikan Sanny tidur.
"Cut!" kata Samuel "Oke, Sanny tolong bergeser dan Ryan ikut tidur. Sanny nanti kau akan bangun sebentar melihat Ryan ya, lalu tidur lagi" sambung Samuel.
Posisi Sanny dan Ryan tidur berhadapan dan Ryan menggenggam tangan Rachel. "Ya sekarang buka matamu Sanny"
Rachel membuka matanya dan memperhatikan Jay tidur. Entah mengapa Rachel malah membelai rambut Jay dan mengusap tangan Jay yang menggenggam tangannya lalu kembali memejamkan mata.
"Cut!" kata Samuel "Bagus sekali! Kita cek dulu ya" sambung Samuel.
Rachel masih posisi tidur dan merasakan Jay bergerak sedikit. Mereka belum berani bergerak karena ada kemungkinan akan ambil gambar ulang. Tangan Jay terasa hangat. Rachel merasa ibu jari Jay memijat tangannya.
"Ok. Bagus! Kita tidak perlu mengulang" kata Samuel. Rachel dan Jay lalu bangun dan merapikan diri.
"Terimakasih untuk hari ini dan selamat istirahat semuanya. Sampai ketemu lusa, Rachel, Jay" sambung Samuel.
"Sampai jumpa, Sam. Terimakasih" kata Jay. Rachel hendak bangkit dari tempat tidur, Jay mengulurkan tangannya untuk membantunya turun.
"Sampai jumpa, Sam" kata Rachel.
Jay masih menggenggam tangan dan bahu Rachel sampai ke ruang ganti. Lalu menyerahkan Rachel pada Diandra. "Dia sudah sangat mengantuk. Apa aku perlu menggendongmu, Rach?" kata Jay sambil tersenyum.
"Tidak terimakasih, Jay" jawab Rachel.
"Ku antar sampai mobil ya" kata Jay.
Rachel mengangguk masih mengantuk.
Ketika sampai ke mobil, Jay membukakan pintu untuk Rachel. Membimbingnya sampai Rachel duduk dan memasangkan sabuk pengaman.
"Terimakasih untuk hari ini, Rach, Diandra. Selamat beristirahat" kata Jay sambil tersenyum. Rachel melambaikan tangannya dan menutup pintu.
Saat Rachel menengok ke arah Diandra, dia sedang menatapnya sambil tersenyum.
"Tadi itu apa?" kata Diandra
"Apa bagaimana?" jawab Rachel
"Rach, kau suka padanya?" tanya Diandra.
"Ya tentu saja, Ryan kan pacarku" sahut Rachel sambil tertawa tak peduli
Diandra memutar matanya keatas tanda tak percaya dengan penjelasan Rachel sambil tertawa.

JAY SMITH

Keputusan Jay menelepon Rachel waktu itu memang tepat. Setelah malam itu, semua pengambilan gambar terasa sangat mudah bahkan menyenangkan. Jay menikmati saat beradegan pacaran dengan Rachel. Walau kadang Jay mendapati dirinya tengah berlama-lama menggenggam tangan Rachel. Kadang Jay juga sadar diri dan segera melepas pelukannya atau genggamannya jika Samuel sudah bilang cut. Tapi Jay tidak pernah mendengar Rachel protes tentang semua itu. Disisi lain, Jay menperhatikan bahwa Rachel lebih periang dan banyak tertawa.
Rachel akan selalu membantunya jika sedang latihan adegan.
Jay suka sekali jika sedang beradegan menatap Rachel. Perempuan itu sangat cantik dan kulitnya sangat indah. Sekali waktu, ketika adegan Ryan memberikan kalung pada Sanny. Samuel mengarahkan Jay bahwa Ryan  akan menyusul ke apartemen Sanny. Lalu memakaikan kalung dilehernya Sanny. Setelah itu, Ryan mencium kening dan bibir Sanny.
Saat itu, Jay malah mencium kening, hidung dan bibir Sanny. Walaupun Jay kebablasan, Samuel tidak memprotesnya. Rachel pun juga tidak.

"Besok aku harus menangis" gumam Jay pada saat mereka sedang istirahat makan siang. Rachel menatapnya dan mengusap lengannya. "Kau pasti bisa. Bayangkan saja kalau kau harus berpisah denganku. Pasti kau menangis" kata Rachel sambil tertawa. Jay pun ikut tertawa karena kejahilan Rachel. 
"Aku tidak pernah mengira bahwa drama genre seperti ini lebih sulit daripada genre lainnya" kata Jay serius "Aku pernah mengerjakan film drama. Tapi mungkin karena untuk menyelesaikan adegan romantis tidak perlu sampai berhari-hari, jadi kuanggap mudah saja" sambung Jay.
"Dan karena pasangan mainmu bukan aku" kata Rachel sambil mengedipkan matanya.
"Hahahahaha.. Iya kau memang menyulitkan hahahaha" sahut Jay yang disambut dengan cubitan Rachel  di lengan Jay.

Sekali lagi, Jay bersyukur lawan mainnya adalah Rachel untuk debut drama komedi romantisnya. Jay tidak bisa membayangkan kalau itu orang lain. Pasti akan sulit.

Sulit, karena bukan dirimu..

Kau yang Terindah...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang