Yoohyeon merutuki dirinya yang harus pulang telat hari ini. Ketika jam pelajaran Mr. Kim, Yoohyeon ketahuan melamun. Mr. Kim adalah salah satu guru yang paling ditakuti di sekolah dan tanpa sadar Yoohyeon membuat masalah dengan beliau."Aish sial! Ini terlambat 2 jam dari perkiraanku." Yoohyeon berlari sepanjang lorong. Dia mengumpat dalam hati karena sekolah besarnya dan kelas Yoohyeon cukup jauh dari pintu keluar. Harus melewati banyak lorong.
Ketika Yoohyeon masih sibuk berlari, sebuah tangan menahannya. Yoohyeon menoleh dan tanpa sadar dia berseru.
"Lee Siyeon?" Yoohyeon berpikir keras kenapa lagi-lagi gadis itu menemuinya. Sudah berapa kali, Siyeon selalu menahan dirinya ketika dia tengah sibuk dengan kegiatannya.
"Wah, kau mengeja namaku dengan sangat baik puppy." Siyeon tersenyum sambil menepuk kepala Yoohyeon. Yoohyeon merinding mendapatkan perlakuan demikian.
"Apa sih maumu? Bisakah kau tidak mengangguku sehari ini? Bertemu denganmu adalah sebuah kesialan, kau tahu?" Yoohyeon menepis tangan Siyeon namun Siyeon justru mempererat genggaman di lengannya "Yak lepas!"
"Manisnya puppy satu ini. Semakin manis ketika kau marah seperti ini."
"Lee Siyeon aku tak peduli siapa kau. Lepaskan aku atau aku ..."
"Apa? Kau ingin berteriak? Berteriak saja. Kau harus ingat bahwa semua orang sudah pulang sekarang." Siyeon memasang smirknya.
"APA MAUMU HAH?"
"Be calm Kim Yoohyeon-ssi." Siyeon mengeja name tag di dada Yoohyeon "Kau ingat kau masih berurusan denganku bukan? Aku tidak suka dibantah ataupun dilawan. Dan kau, orang yang pertama kalinya melakukan ini padaku." Siyeon menarik dagu Yoohyeon membuat gadis tinggi itu menatapnya meski gadis itu enggan "Kuakui kau special. Special untuk kuhancurkan."
"Apa maumu? APA MAUMU SEKARANG?!KAU INGIN MENGHANCURKANKU? SILAHKAN SAJA AKU TAK PEDULI DAN AKU AKAN MENYIMPAN DENDAM PADAMU JIKA KAU MELAKUKAN INI!" Yoohyeon berteriak tepat di depan gadis itu. Emosi Yoohyeon tak terkontrol. Betapa dia membenci gadis bermata tajam ini karena mengacaukan hidup damainya.
"Oh well. Lihatlah, puppy ku marah. Kau hanya perlu menuruti semua kata-kataku Yoohyeon-ah. Ketika aku menginginkan kau melakukan sesuatu kau hanya harus menurutinya, bagaimana?"
"AKU TIDAK SUDI MELAKUKANNYA!"
"Oke. Kuanggap saja kau setuju. Karena kau harus ingat 2 hal tentangku. Aku tidak suka dilawan dan dibantah." Siyeon melepas genggaman di lengan Yoohyeon. "Pulanglah. Aku rasa orang rumah menunggumu." Siyeon kemudian berjalan pergi seolah tidak terjadi apapun.
Yoohyeon yang masih memegang lengannya kemudian berkata yang sanggup membuat Siyeon berhenti berjalan "aku rasa kau tidak punya seorang pun yang menunggumu. Jika iya tidak mungkin kau melakukan hal menjinjikkan seperti ini. Aku benar kan Lee Siyeon?"
Wajah Siyeon berubah datar namun gadis itu masih terdiam di tempatnya "jika kau tidak tahu apa-apa soal aku lebih baik kau diam."
"Tidak, aku hanya mengatakan kebenarannya. Kau pasti melakukan ini karena kau butuh perhatian bukan? Siapa yang ingin kau tarik di sini? Keluargamu? Atau teman-teman sekolahmu? Ingat Siyeon, kau hanya akan membuat mereka semakin kecewa dengan tingkah lakumu. Mereka bukan semakin dekat tapi ..."
"HENTIKAN OMONG KOSONGMU!" Siyeon berteriak membuat Yoohyeon terdiam.
Yoohyeon baru menyadari jika dirinya keterlaluan. Walau dia membenci Siyeon, dia tidak seharusnya menyinggung hal pribadi gadis itu. Yoohyeon merutuki dirinya yang lepas kontrol.
"Jika kau tidak tahu apapun soal diriku,lebih baik kau diam dan tutup mulutmu! Besok aku menunggu mu di kantin sekolah." Siyeon berjalan pergi meninggalkan dirinya.
"Kim Yoohyeon babo babo. Jinjja baboya. Kau dalam masalah besar sekarang Yoohyeon-ah." Yoohyeon menjambaki rambutnya sendiri karena frustasi "Huwaaa eomma ottokaji?"
*****
Tanpa mereka sadari, Sua menyaksikan semua itu. Sua merasa yakin bahwa Siyeon tertarik dengan gadis bernama Kim Yoohyeon itu. Hanya saja, Siyeon tak menyadarinya. Yah apa yang bisa diharapkan dari gadis dingin dan keras kepala ditambah buta cinta seperti sepupunya.
Sua melenggang pergi menuju pintu keluar dan sedikit bergumam.
"Siyeon babo. Kau akan merasakan sendiri bagaimana cinta itu sepupu bodohku."
*****
"Aku pulang." Yoohyeon tanpa tenaga memasuki rumahnya.
"Yoohyeon eonni selamat datang." Seorang gadis bertubuh gempal menyambutnya dengan senyum lebar.
"Gahyeon-ah, kau sudah sehat?" Yoohyeon segera menghampiri adik satu-satunya. Dia memegang kening gadis berpipi bakpao itu. "Sudah turun panasnya."
"Ne eonni." Gahyeon mengangguk dengan semangat membuat Yoohyeon tersenyum.
"Yoohyeon-ah, kau sudah pulang?" Nyonya Kim muncul dari dapur.
"Ne, eomma. Ah aku lapar."
Nyonya Kim tersenyum mendengar rajukan putri sulungnya "kau tunggu saja di kamarmu. Ketika makanan sudah siap, eomma akan memberitahumu."
"Siap eomma."
"Namu eonni, temenin Yeon main ya." Gahyeon sudah menatap eonninya dengan mata bulatnya.
"Ah arraseo. Tapi biarkan eonnimu ini ganti baju dulu ya."
"Oke."
Yoohyeon mengusak rambut lebat adiknya kemudian berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
Yah setidaknya mood Yoohyeon membaik karena melihat adiknya.Namu: ranting
nb: karena Yoohyeon suka dipanggil ranting. Jadi di sini aku ganti pake bahasa koreanya. Mungkin beberapa dari kalian paham karena Yoohyeon suka bilang gini pas introduction.Part 4 sedikit dulu gapapa ya
Siapa yg gak mengira kalo Gahyeon jadi adeknya Yoohyeon? 🌝
Mana di sini dia uwu banget ya
Pengen gigit pipinya 🙃
KAMU SEDANG MEMBACA
Attention
ФанфикSiyeon mungkin tak akan pernah menyangka jika dirinya akan terjebak hubungan rumit bersama Yoohyeon, gadis polos pecinta puisi hanya karena gadis itu berani melawannya. Sedangkan Yoohyeon masih dengan egonya bersikukuh bahwa dia tidak menyukai Siyeo...