Sebuah cahaya diwaktu senja yang mampu menenangkan hati, yang sekian lama ditemani kesendirian, oh tidak, dia tidak sendiri. Ada senja yang menjadi sahabatnya dan ada awan gelap yang menjadi musuhnya yang terkadang menyembunyikan keindahannya. Dialah sunset, cahaya mentari yang sedikit demi sedikit akan hilang diwaktu gelap menjemput, tapi akan kembali esok hari. Kepergiannya hanya sesaat, ia akan kembali. Karena dia adalah sang pembawa kebahagiaan kepada siapapun yang memandangya.
Di waktu itu, ketika hari berada diujung senja. Seorang cowok berdiri di pinggir pantai sambil menatap langit sore yang indah nan menyejukkan jiwa. Namanya Yudha, berumur 17 tahun. Seorang cowok pendiam yang apanila ia suka sema cewek tidak pernah berani untuk jujur akan perasaannya. Ia sudah menjomblo selama 17 tahun. Sebenarnya banya yang suka sama dia, tapi dianya aja yang sulit dekat sama cewek.
Dia baru saja tiba di Majene, datang dari Kalukku untuk menuntut ilmu. Mengambil program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di salah satu Universitas Negeri di Majene. Dia sangat suka menatap langit sore, memandang sunset. Karena kepercayaannya, suatu saat nanti sunset di langit sore akan datang padanya. Seseorang yang mampu meberikan kedamaian serta kenyamanan dalam dirinya. Hari itu adalah hari pertama ia datang di Majene dan langsung menuju tempat sunset akan hadir.
Tepat di hari itu, seorang cewek pun juga berdiri di sampingnya dari jarak 5 meter. Yudha menatapnya dan tiba-tiba dalam hati seakan berkata dekati. Namun Yudha bukanlah cowok yang mampu berdiri disamping seorang cewek. Dia hanya menatapnya. Cewek itu cantik. Yudha terpukau dan mengatakan, “Dialah sunsetku”. Namun, sampai matahari terbenam dan gadis itupun pergi. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya. Hanya berbisik dalam hati bahwa suatu hari nanti kita akan bertemu lagi. Yudha pun ikut pulang.
Yudha punya seorang teman bernama Refal dan sekaligus sepupunya. Orangnya jail, cerewet dan sedikit playboy. Punya segudang kata-kata romantis untuk memikat hati wanita. Setiba Yudha di rumah, dia langsung menceritakan cewek itu kesepupunya. Sepupunya yang cerewet dan punya sejuta kata-kata romantis meminta Yudha untuk mendekati gadis itu. Dia pun mengeluarkan kata-kata yang menjadi prinsipnya selama ini, “Dekati dia, sebelum ia kecewa. Kebahagiaannya ada di dirimu”. Yudha yang seakan acuh tak acuh mendengarkan kata- kata sepupunya itu hanya mengangguk saja.
Namun biar bagaimanapun cerewetnya Refal. Yudha tetap meceritakan kejadian tadi sore itu ke sepupunya. Mau gimana lagi? di Majene tidak punya siapa-siapa.
“Ref… kira-kira aku bisa ngak ketemu dia lagi?” tanya Yudha.
“Tuh kan… aku kan tadi bilang, dekati. Tidak usah malu-malu. Bilang sama dia kalau kau suka sama dia, “jawab Refal.
“Iyya, tapi gimana caranya???” tanya Yudha.
“Gampang, besok kita ke pantai itu lagi. Pasti dia ada disana,” jawab Refal.
“Hmm, oke. Besok kita kesana. “Respon Yudha yang begitu penuh semangat.
Setelah mereka saling berbincang, mereka pun tertidur. Yudha yang begitu berharap pada cewek itu, berharap bisa bertemu lagi. Sementara sepupunya benar-benar peasaran. Siapa sih cewek yang mampu membuat seorang Yudha jatuh hati. Terhitung selama kenal dengan Yudha, Refal tidak pernah sama sekali melihat Yudha jatuh hati.Yudha begitu berharap pada cewek itu. Seakan sebuah harapan yang besar telah ia titipkan pada seseorang di ujung senja, dan suatu saat nanti harapan yang ia titipkan akan kembali padanya. Itulah harapan yang ada pada setiap diri manusia. Yang tidak bisa dipungkiri kapan datangnya dan kapan perginya. Harapan yang membuat setiap orang semangat dalam menempuh hari yang berjalan beriringan dengan waktu. Harapan pula yang membuat seseorang lemah apabila harapan yang ia titipkan tak terlihat lagi. Itulah harapan Yudha, berharap bisa menemukan sunset yang ia cari selama ini. Sunset itu sekarang ada di depan matanya, namun ia belum mampu mendekatinya. Hanya menatapnya dari kejauhan. Yah, meskipun baru ketemu sekali dan belum saling berbagi kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dialah Sunsetku
Romance"Jangan hadir di mimpiku Rin!" ucap Yudha. "Kenapa?" tanya Rini "Kalau aku terbangun, aku tidak sanggup bila harus meninggalkanmu sendiri." Obrolan yang terjalin lewat via telepon di malam hari. Sebuah ucapan selamat tidur yang dilontarkan Yudha ber...