Refal

43 9 0
                                    

Dipanggil dengan nama Refal. Ia cowok yang romantis. Ia pernah berpacaran dengan Anhy, Icha, Yanti, Lhya dan Uni. Dia selalu mengajari Yudha bagaimana cara mendekati seorang cewek. Yudha hanya mendengarkan apa kata Refal. Namun tak pernah mempraktekannya. Refal seumuran dengan Yudha, 17 tahun. Dia juga mengambil program studi yang sama denga Yudha.

Ketika mereka sudah tiba di rumah, selepas dari pantai. Tiba-tiba handphone Refal berbunyi. Dia mendapat telpon dari seorang gadis yang dia incar juga, namanya Nurbiah Hasan. Biah, panggilannya. Refal mengenalnya 2 bulan yang lalu. Bertemu dengan tanpa sengaja. Tahulah bagaimana Refal, kalau ketemu sama cewek yang yang menarik, hehehe, pasti ia langsung kenalan dan meminta nomor hpnya. Bukan Yudha, yang suka mengagumi dan menatap dari jauh. Mereka saling menyukai, namun belum pacaran. Refal masih mencari waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaanya. Namun Biah adalah seorang gadis yang tidak bisa menunggu. Dia butuh kepastian.

“Halo… lagi apa?” sapa Biah lewat telpon.

“Iya… ada apa? Barusan telpon duluan. Biasanya juga aku yang nelpon.” Refal balik bertanya.

“Pertanyaanku belum dijawab, Hehehe…” Biah mulai bercanda.

“Okok, tidak lagi ngapa-ngapain kok, ada apa?” jawab Refal dengan senyum-senyum sendiri.

“Ya, aku kangenlah. Hehehehe…” Biah merayu Refal.

“Hmmm, Yakin??? Tidak salah orang?” Refal mulai senyum-senyum sendiri.

“Kalau aku ngak yakin. Bukan kamu yang akan aku telpon,” ucap Biah.

“Hmm… okok. Terus kenapa kamu kangen sama aku?” tanya Refal.

“Apa aku harus bilang, aku sayang sama kamu.” Biah mulai jujur sama Refal. “Atau aku harus bilang, aku mau jadi pacar kamu,” lanjut Biah.

“Tapi kalau aku tidak suka sama kamu?” Refal balik bertanya dengan raut wajah yang bahagia.

”Ya… kalau kamu tidak suka sama aku, ya sudah.” Biah nampak kecewa.“Lagian aku Cuma bercanda,” lanjut Biah.

“Cieee, yang ngambek.” Refal mencoba merayu Biah.

“Siapa juga yang ngambek….” Biah masih kesal.

“Aku sayang sama kamu, tapi aku tidak tahu rasa sayangku ini seperti apa. Tungu saja, semoga perasaanku ini benar adanya.” Refal masih belum mau mengungkapkan perasaannya.

“Hmmm… dasar tukang GR. Lagian siapa juga yang suka sama kamu. Tadi itu aku hanya bercanda.” Biah mencoba membalikkan fakta. “Aku mau makan dulu, bye,”  Biah pun menutup telponnya.

Setelah Biah menutup telpon, Refal terlihat bahagia. Dia begitu senang karena cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Hal ini membuat Refal semakin merendahkan sepupunya itu yang tidak berani mendekati cewek yang ia suka. Beberapa menit kemudian, Refal mendekati Yudha dan mengajaknya ngobrol.

Singkat cerita, setelah ngobrol merekapun kembali ke tempat tidur masing-masing. Refal yang begitu bahagia tidak ada henti-hentinya senyum-senyum sendiri. Dia tidak menyangka ternyata Biah juga punya rasa yang sama terhadap dia. Tinggal menunggu waktu yang tepat, begitulah yang ada dalam pikirannya. Sementara Yudha masih seperti yang dulu. Belum mau terlalu larut dalam harapannya. Dia hanya yakin, jika jodoh tidak kemana dan jodoh tidak akan pernah tertukar. Yudha selalu memegang kuat prinsipnya “Aku takkan mendekatinya, sebelum aku yakin. Biarkan waktu yang menjawab harapan ini”.

Disaat Yudha akan tidur, tiba-tiba Refal menuju tempat tidur Yudha dan mengajaknya ngobrol lagi. Yudha yang hampir tertidur terlihat sangat malas dengan tingkah sepupunya itu.

“Yud… kamu mau bantu aku?” tanya Refal.

“Hmmmmm …. Apa lagi???. Aku mau tidur,” jawab Yudha dengan nada pelan dan sedikit malas.

Dialah SunsetkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang