Malam itu, Refal beranjak pergi sendiri tidak mengajak sepupunya. Ia pergi untuk merayakan hari ulang tahun Biah. Yudha pun malam itu memang malas keluar. Jadi suatu kesempatan yang besar untuk Refal mengutarakan perasaannya malam itu.
“Yud, Aku pergi yah. Malam ini kamu ngak usah ikut, ini hal penting,” pamit Refal.
“Mau kemana? Sepertinya rapih amat?” tanya Yudha.
“Ini masalah hati dan masa depan.” Refal tersenyum.
“Hmm, Oke. Lagian aku juga malas keluar. Mending stay di rumah,” ucap Yudha dengan acuhnya.
“Baguslah, he he he.”
Refal pun keluar. Di teras ia mengirimkan pesan ke Biah. Kali ini rencana Refal harus benar-benar terjadi. Tidak boleh tertunda lagi. Ia menyusun berbagai rencana dan paling penting menyusun kata-kata romantis.
“Biah cek.” Refal memulai lewat chat.
“Ya,” balas Biah dengan cepatnya, sepertinya seja tadi ia stand by nungguin chat dari Refal.
“Malam ini jadi kan?” tanya Refal.
“Iyya, aku sudah mau jalan nih. Kamu sendiri sudah dimana?”
“Aku masih di depan rumah, he he he.”
“Awas telat!” Ancam Biah.“Aku pasti tepat waktu.”
“Daripada kamu balas chat aku terus, mending kamu berangkat sekarang. Aku sudah di mobil nih.”
“Oke.”
“Cepat, jangan dibalas lagi. Sana berangkat cepat, aku tidak tiba lebih dulu, aku tidak suka menunggu.”
Refal pun bernagkat tanpa membalas chat dari Biah. Sesuai permintaanya. Jangan dibalas. Mereka janjian di tempat makan yang biasa mereka tempati. Refal lebih dulu tiba di tempat 5 menit sebelum waktu yang ditentukan. Sedang Biah tiba 10 menit setelah waktu yang ditetapkan. Wanita memang biasa telat sedikit. Bilang lagi di jalan, padahal masih sibuk milih baju.“Hai, cepat amat sampainya,” sapa Biah.
“Ngak kok, baru 15 menit nunggu.”
“Sendiri? Sepepumu mana?” tanya Biah.
Refal tersenyum dan berkata, “Aku tidak mau malam ini ada yang menganggu kebahagiaan kita.”“Hmm.” Biah tersenyum.
“Selama ulang tahun,” ucap Refal.
“Makasih,” ucap Biah dengan senyuman paling manis.
“Oh iya, aku bingung mau ngasi kado apa. Malam ini aku mau ngasi kado yang bisa jadi berharga untukmu, bisa juga tidak. Tergantung kamu menyikapinya,” ucap Refal dengan wajah serius.
“Kado apa? Serius amat ngomongnya, he he he.”
“Malam ini aku mau ngasih hati ini untukmu,” ucap Refal dengan sedikit tersenyum.
“Ha ha ha.” Biah tertawa.
“Biah, aku cinta sama kamu. Kamu mau tidak jadi pacarku?” Refal mengutarakan perasaannya tepat di hari ulang tahun Biah. Ini menjadi kado paling dalam hidup Biah, sampai ia hanya bisa tersenyum, gerosi, salah tingkah, pokoknya bahagia malam itulah yang ia tunggu selama ini.
“Gimana yah?” Biah mencoba untuk menahan jawabannya terlebih dahulu.
“Hmm, bisa ngak pake lama?”
“He he he, aku masih mau lihat wajahnya yang kemerahan.”
“Jangan rese’.”
“Kenapa? Kamu taku aku tolak?” ucap Biah yang dari tadi senyum terus. Ini sebenarnya sudah menunjukkan kalau dia mau jadi pacar Refal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dialah Sunsetku
Romance"Jangan hadir di mimpiku Rin!" ucap Yudha. "Kenapa?" tanya Rini "Kalau aku terbangun, aku tidak sanggup bila harus meninggalkanmu sendiri." Obrolan yang terjalin lewat via telepon di malam hari. Sebuah ucapan selamat tidur yang dilontarkan Yudha ber...