Cewek yang Yudha lihat di ujung senja waktu itu, namanya adalah Rini. Arini Putri Sugiyono adalah nama lengkapnya. Nama belakangnya diambil dari nama bapaknya, Sugiyono. Seorang dosen di Universitas negeri yang ada di Majene. Panggilannya Rini. Ia termasuk cewek sederhana. Tidak suka bergaul dan kumpul-kumpul. Berumur 18 Tahun. Setahun lebih tua dari Yudha. Ia asli orang Majene. Ia punya mantan satu. Setelah pisah dari pacarnya 2 tahun yang lalu. Ia sudah tidak mau lagi pacaran. Ary Pratama Putra, nama pacarnya. Ia punya prinsip “Aku tidak mau pacaran lagi, jika ada kata putus”. Itulah sebabnya ia tidak mau pacaran lagi. Meskipun banyak cowok yang menembaknya secara tiba-tiba. Semuanya ia tolak. Ia hanya punya satu sahabat sejak kecil, namanya Adawiah. Sahabat karibnya yang selalu ia temani ngobrol dan berbagi cerita.
Setelah kejadian di ujung senja waktu itu, ketika Yudha mendekatinya dan tiba-tiba menyebutkan namanya. Ia masih penasaran dan bingung siapa sih cowok itu. Semuanya pun di ceritakan kepada Adawiah, dan Adawiah pun ikut penasaran dengan cowok itu.
Pagi itu disaat Adawiah mengunjungi rumah Rini. Karena memang Adawiah dan Rini bertetangga. Terkadang Adwiah bermalam di rumah Rini. Mereka memang bersahabat sejak kecil. Meskipun terkadang mereka saling benci. Tapi itulah sahabat, berharganya seorang sahabat akan tumbuh disaat ada pertengkaran. Pertengkara-pertengkaran kecil yang membuat mereka saling benci, dan disaat itulah mereka akan mengingat masa-masa bersama. Semua akan terasa beda, jika tidak kumpul bareng lagi. Itulah disebut sahabat.Rini terlihat hanya acuh tak acuh. Karena dia memang tidak mau pacaran lagi. Ia masih sulit move on dari masa lalunya, Ary. Setiap malam ada beberapa cowok yang selalu mengirimkan padanya pesan-pesan tidak jelas lewat chat. Hanya menyapa denga kata “Hai…” setelah itu Tanya lagi apa dan apa kabar. Ia paling malas melayani orang-orang yang seperti itu. Terkadang hanya di read saja olehnya. Ia lebih suka aktif di grub chatnya. Ngobrol dengan teman-teman SMA dibanding melayani orang-orang yang kurang kerjaan.
Disaat siang hari, Adawiah pun pulang. Ia lagi-lagi memberkan pesan kepada Rini, jangan sa-siakan orang yang sayang padamu. Adawiah, meskipun belum punya pacar. Tap ia selalu memberikan nasihat kepada sahabatnya itu untuk mengingat satu hal. Bahwa yang buruk itu akan selalu berdampak buruk.“Rin… Aku pulang yah,” pamit Adawiah.
“Hmm, Baru juga jam berapa. Nanti, Aku masih mau ngobrol,” ucap Rini.
“Aku belum cuci pakaianku, nanti aja.”
“Okelah.”“Tapi satu lagi… Untuk cowok itu, si pengagum rahasiamu. Semoga ia orang yang bisa menggantikan mantanmu itu,” ucap Adawiah.
“HMM … “ Rini terlihat sedikit kesal.
“Jangan sia-siakan orang yang tulus padamu, dan lupakan dia yang menyia-nyiakan ketulusanmu,” pesan Adawiah
“Okeh ADAWIAH PUTRINYA SURATNO.”
“Oke, Aku pulang,” pamit Adawiah lagi.
Kata-kata terakhir Adawiah membuat Rini berpikir. Kalau memang laki-laki yang di ujung itu benar-benar menyukainya. Mungkin dia harus memberikan sedikit harapannya. Atau bila ada orang yang menyukainya dan menembaknya lagi. Mungin ia harus sedikit memberikan harapan dan mencoba melupakan masa lalunya. Ia memang suah move on karena masa lalunyua itu adalah pacar pertamanya. Begitu banyak kenangan yang ia lalui bersama. Ia putus dengan mantanya tanpa sebab. Tiba-tib saja pergi tanpa memberikan kabar ke Rini setelah lulus dari SMA. Rini masih yakin bahwa pasti ada alasan kenapa Ary pergi tanpa memberi kabar.
Setelah Adawiah pulang. Rini di panggil Ibunya ke dapur untuk menyiapkan makan siang untuk adik-adiknya. Ia anak pertama dari 3 bersaudara. Adiknya yang pertama bernama Luthfiana Sugiyono. Masih duduk di bangku kelas 2 SMA. Adiknya yang kedua bernama Heri Abri Sugiyono. Masih duduk di bangku kelas 3 SMP. Rini dengan adik pertamanya bisa dikatakan berbeda 180 derajat. Karena adiknya lebih suka memperhatikan penampilannya. Dibanding Rini yang tidak terlalu peduli akan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dialah Sunsetku
Romance"Jangan hadir di mimpiku Rin!" ucap Yudha. "Kenapa?" tanya Rini "Kalau aku terbangun, aku tidak sanggup bila harus meninggalkanmu sendiri." Obrolan yang terjalin lewat via telepon di malam hari. Sebuah ucapan selamat tidur yang dilontarkan Yudha ber...