Malam itu bintang bertaburan di angkasa. Mengindahkan langit malam yang penuh kegelapan. Yudha dan Refal sedang berbincang di depan rumah. Mereka membahas soal besok yang akan menjadi kuliah perdana mereka. Langkah awal akan dimulai besok pagi. Menuju mimpi dan harapan.
“Yud, besok hari pertama kita kuliah, bagaimana perasaanmu?” tanya Refal.
“Biasa aja,” jawab Yudha.
“Tapi bagus… sekarang tidak ada lagi namanya itu yang seperti di SMA dulu setiap jadi siswa baru,” ucap Refal.
“Tapi tidak seru kalau tidak ada yang begituan,” ucap Yudha yang
bertentanagn dengan pendapat Refal.“Hmm, seru apanya dihukum, disuruh-suruh, yang benar disalahkan, yang salah dibenarkan.”
“Justru disitulah kita diajar kesabaran.”
“Kesabaran apa? Tidak ikut begitupun aku bisa melatih kesabaran,” ucap Refal.
“Tapi kan bed, Kita juga punya pengalaman, punya banyak teman,” jelas Yudha yang mencoba membenarkan pendapatnya.
“Ah, malas.”
Di depan rumah, Yudha dan Refal berdebat karena hanya hal kecil masalah ospek yang sudah dihapuskan. Yudha menginginkan hari itu, sedang Refal tidak menginginkannya. Mereka tiada henti-hentinya berdebat di depan rumah. Hingga Ibu Refal memanggil keduanya untuk pergi tidur. Besok mereka harus bangun cepat, karena sesuai jadwal semua mahasiswa harus berkumpul jam 07.30 wita.
“Kira-kira cewek itu kuliah diamana yah?” tanya Refal sambil berjalan menuju kamar.
“Siapa???” tanya Yudha balik.
“Cewek yang kamu lihat di pantai itu.”
“Aku mana tahu. Ngobrol dengan dia saja tidak pernah.”
“Siapa tahu besok, kamu ketemu sama dia di kampus. Apalagi kalau kamu satu kelas sama dia, kan keren tuh,” ledek Refal.
“Hmm, doakan saja semoga aku berjodoh dengannya,” pinta Yudha.
“Aamiin.”
Mereka menuju tempat tidur masing-masing. Yudha langsung membaringkan dirinya dan tidur. Sementara Refal masih ngobrol dengan Biah lewat chat saat berada di tempat tidur.
“Hai, belum tidur?”Refal memulai obrolan lewat chat.
“Belum,” balas Biah.
“Kenapa? Pasti lagi mikirin aku, hehehe.” Refal memanmg tergolong orang paling geer, tapi itulah cara dia mendekati seorang cewek.
“Hmm, geer. Ngapain aku mikirin kamu.”
“Yakin? He he he.”“Sudah ah, aku ngantuk, besok harus bangun pagi.”
“Cieee, Yang salting. Hehehe.” Ngobrol dengan Refal memang susah berhentinya.
“Hmm. Anda kayaknya terlalu PEKA deh,” balas Biah lagi.
“Okok, kalau kamu tidak mau jujur. Oh iya, besok ketemu di kampus yah,” pinta Refal.
“Kalau aku mau.”
“Aku yang akan mencarimu.”
“Ngantuk.”“Oke, selamat tidur Biah. Sampai ketemu besok.”
Setelah itu Biah hanya meng-read saja chat dari Refal. Sebab kalau masih dibalas ngak bakalan berhenti tuh obrolan.
Biah dan Refal sangat diuntungkan. Berada di kampus yang sama, meskipun beda fakultas dan jurusan. Biah mengambil jurusan Teknik Informatika. Sampai pada malam itu pun mereka belum pacaran. Sebagai seorang cewek, Biah mulai malas dengan gombalan Refal. Karena hanya sekedar gombalan. Biah butuh bukti dengan ungkapan hati dari Refal. Namun Refal masih mencari waktu yang tepat untuk mengungkapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dialah Sunsetku
Romance"Jangan hadir di mimpiku Rin!" ucap Yudha. "Kenapa?" tanya Rini "Kalau aku terbangun, aku tidak sanggup bila harus meninggalkanmu sendiri." Obrolan yang terjalin lewat via telepon di malam hari. Sebuah ucapan selamat tidur yang dilontarkan Yudha ber...