??? (Tanda Tanya)

11 4 0
                                    

Part Yudha

Pagi itu Refal sudah mulai bisa masuk kuliah lagi. Kesehatannya sudah mulai membaik. Dia pun berangkat ke kampus bersama Yudha. Tiba-tiba di pinggir jalan mereka melihat Sidar sedang berdiri sendiri menunggu angkot. Mereka pun berhenti dan Yudha meminta Sidar untuk ikut bersama Refal. Sedang dia sendiri yang akan menunggu angkot. Awalnya Sidar menolak. Namun paksaan dari Yudha ia pun mau.

“Itu bukannya Sidar?” Yudha menunjuk Sidar yang sedang berdiri sendiri menunggu angkot.

“Mana?”

“Minggir dulu, sepertinya dia lagi nunggu angkot.”

“Ooo, Itu. Oke.” Refal pun memberhentikan motornya.

“Hai Dar,” sapa Yudha.

“Lagi nunggu siapa?” tanya Refal.

“Ooo kamu sudah sembuh. Maaf kemarin-kemarin tidak jenguk. Aku lagi nunggu angkot,” tutur Sidar.

“Iya, tidak apa-apa. Santai saja,” tutur Refal.

“Dar, kamu naik motor aja sama Refal,” ucap Yudha.

“Terus kamu sendiri gimana?” ucap Sidar.

“Aku bisa naik angkot.”

“Aku tidak enak,” ucap Sidar.

“Sudah naik saja, kalau tidak kita akan telat, aku tetap naik angkot.” Yudha tetap ngotot dengan permintaanya.

“Sudah, naik saja Dar,” ucap Refal.

“Okelah.”

Sidar dan Refal pun berangkat ke kampus bareng. Sementara Yudha sendiri menunggu angkot. Hingga sekitar 1 menit saja menunggu angkot sudah ada. Refal dan Sidar tiba lebih dulu di kampus. Menuju kelas, rupanya dosen sudah masuk sejak 5 menit yang lalu. Dosen hari itu terlalu rajin,. Belum waktunya masuk, sduah mulai mengajar. Yudha belum tiba. Naik angkot memang membutuhkan waktu yang cukup melatih kesabaran. Yudha pun tiba di kampus dan langsung menuju kelas. Ia melihat rupanya kuliah sudah dimulai. ia masuk namun tidak diterima dosen karena telat.

“Selamat siang pak,” sapa Yudha di depan pintu.

“Iya. Ada apa?” tanya Dosen yang masuk hari itu.

“Boleh saya masuk? Maaf telat pak.”

“Ooo, jadi kamu mahasiswa kelas disini. Ini yang lain dengarkan, telat 10 menit tidak usah masuk kelas saya lagi.”

“Jadi boleh pak saya duduk?” tanya Yudha berharap mendapay toleransi di pertemuan pertama ini.

“Siapa yang suruh kamu duduk, saya bilang telat 10 menit tidak usah masuk. Kamu sudah telat 10 menit lebih.”

Yudha pun keluar dengan penuh kecewa. Sidar yang melihat merasa bersalah. Karena dia Yudha tidak masuk kelas. Refal hanya duduk terdiam tidak merasa bersalah sedikit pun. Karena memang dia tidak bersalah. Yudha pun menuju halaman kampus. Bukan suatu kebetulan hari itu Rini juga sedang duduk di halaman kampus sambil membaca buku menunggu dosen. Bagaimana tidak, mereka satu fakultas. Berada di wilayah yang sama. Bukan hal yang aneh jika sering ketemu. Yudha pun mendekatinya dan duduk di sampingnya.

“Rini, lagi apa?”

“Kamu lagi? Lagi nunggu dosen, cuman belum datang jadi yah baca buku dulu.”

“Kamu hobby baca?” tanya Yudha.

“Ya begitulah.”

“Kalau gituh, coba baca apa yang tertulis di kepalaku sekarang?”

“Aku bukannya tidak bisa baca yah, cuma aku tidak mau tahu aja apa yang tertulis di kepalamu.”

“Ha ha ha. Okelah, aku yakin kau juga bakalan ngak bisa baca. Isi kepalaku ngak ada tertulis apa-apa, hampa, kayak hatiku yang sekarang,” ucap Yudha sambil memegang dadanya sendiri.

Dialah SunsetkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang