nara jalan buru buru.
nggak peduli ada seseorang yang manggil manggil nara daritadi sambil ngejar nara.
"nah dapet" itu eunsang, dia nahan tangan nara.
nara lagi berusaha ngelepasin genggaman tangan eunsang dari tangannya. tapi nggak bisa.
"main kabur aja, nggak tau terimakasih banget ya. syukur syukur udah kakak anter ke sekolah" ucap eunsang.
"makasih." ucap nara singkat.
"udah? gitu doang? kecewa nih" ucap eunsang sambil masang muka kecewa.
nara mendegus, mau nya apaan sih?
"harus ada imbalannya nara, kim nara." ucap eunsang lagi.
imbalan? maksudnya? pikir nara.
"imbalan karena kakak udah nganter kamu." jelas eunsang.
eunsang ini mbah dukun atau apa sih? kok tau aja apa yang nara pikirin
"tapi itu kemauan kakak sendiri." singkat nara.
iya sih walaupun niatnya nara pengen minta bareng tadi, cuman ya kan eunsang tadi mau sendiri.
terlebih lagi nara nggak tau kalau itu eunsang, nama di hp kakaknya bukan nama eunsang.
"nggak peduli sih, intinya mulai sekarang kakak yang anter jemput kamu."
"apa sih, nggak mau."
"harus mau."
"nggak."
"harus mau."
"nggak."
"harus ma—" ucapan eunsang dipotong seseorang.
"gitu aja terus, sampe monyet beranak" kata dongpyo.
"monyet emang beranak bego!" timpal wonyoung.
nara ngerasa genggaman tangan eunsang di tangannya udah menrenggang, nggak sekenceng tadi.
dan waktunya
kabur.
nara lari dari situ, dan sialnya eunsang ngejar. jangan lupakan dongpyo dan wonyoung yang ikut lari dibelakang eunsang sambil teriak teriak.
shit, itu memalukan.
