Raven hanya diam di tempat duduknya ketika di tatap tajam oleh Daniel, Billy, dan Alvin yang duduk melingkari mejanya.
"Lain kali, panggil kami dulu sebelum bertindak sendiri." kata Billy.
Raven hanya diam lalu memilih membaca buku.
"Kita tidak tahu kejahatan apa yang akan di lakukan Max padamu." kata Alvin.
"Kita juga harus mengantisipasi jika–" Daniel menggantungkan ucapannya. Raven menatap Daniel.
"Jika apa?"
"Jika penyakitmu tiba-tiba kambuh saat kau bertindak sendiri." jelas Daniel.
Raven menutup bukunya dengan keras sehingga membuat mahasiswa lain menoleh. Raven lalu berdiri dan pergi keluar kelas.
Raven berjalan di koridor-koridor kampus tanpa tujuan. Ia berhenti dan memandang koridor kelas jurusan sastra. Jurusan yang di pilih Ashly. Raven lalu berjalan di koridor tersebut.
Matanya menangkap bayangan seorang gadis yang akan memasuki kelasnya.
"Ashly!"
Raven menghentikan langkahnya ketika mendengar ada orang yang memanggil gadis itu. Gadis itu menoleh dan tersenyum pada David yang baru saja tiba di depannya. Entah kenapa amarah Raven naik melihat Ashly memberikan senyumannya kepada pria lain.
Mereka terlihat berbincang. Raven memperhatikan bahwa David sengaja mengulur waktu mereka berbincang. Terbukti ketika Ashly hendak masuk ke kelasnya, David selalu mencegah dan terus mengajaknya berbincang. Raven berdecak kesal melihatnya. Ia mencoba menguping pembicaraan mereka
"Kau sudah baik-baik saja?" tanya David. Ashly hanya mengangguk.
"Kau terlihat lebih pucat dari biasanya." kata David.
"Aku baik-baik saja." kata Ashly.
"Kau bisa menjadikanku teman curhatmu jika kau ingin." kata David.
"Terimakasih, David" kata Ashly.
Raven melotot ketika David memeluk Ashly.
"Aku akan selalu bersamamu." kata David sambil memeluk Ashly.
Raven langsung berjalan cepat kearah mereka dan... Bukk! Dia meninju rahang David.
Ashly terkejut. Begitupun dengan David. Pria itu berdiri lalu mendekati Raven.
"Kenapa memukulku? Kau cemburu?" tanya David berbisik. Raven menarik kerah pria itu.
"Sekali lagi kau menyentuh Ashly, aku akan mematahkan hidungmu!" ancam Raven.
"Memangnya kau siapanya? Bukankah kau sudah di tolak?" bisik David.
Raven kembali meninju rahangnya hingga David tersungkur di tanah. Raven kembali memukul David.
"Raven hentikan!" seru Ashly.
Ia segera menarik Raven dari tubuh David. Napas Raven memburu karena amarah. Ia menatap Ashly tajam membuat nyali Ashly menciut. Raven menarik tangan Ashly pergi dari tempat itu. Ashly hanya bisa pasrah mengikutinya.
David menatap kepergian Raven dan Ashly. Ia menyeka sudut bibirnya yang berdarah. Ia bangkit perlahan dan berjalan pergi, tanpa memedulikan mahasiswa-mahasiswi yang memandangnya.
*******
Max POV
Flashback 2 tahun lalu
Aku berjalan di koridor kampus. Mataku menangkap sosok gadis yang duduk di tangga. Aku melangkah kearahnya lalu duduk di sampingnya. Gadis itu hanya diam. Aku menyodorkan botol alkohol yang ku bawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The White Dove (END)
Romance"Kau tidak ingin pergi dari kota ini? Bukankah tempat ini menyimpan kenangan buruk untukmu" tanya seorang pria di belakangnya. "Tapi tempat ini juga menyimpan kenangan indah untukku" jawab gadis itu sendu. Matanya beralih menatap kalung merpati di g...