TWD 8

56 11 15
                                    

"No! Don't die!!!" seru Cayla ketika dirinya, Ashly, dan Raven sedang menonton sebuah film sad ending.

Cayla termasuk orang yang sentimen jika menonton film. Ia menghabiskan beberapa lembar tissue ketika adegan sedih. Setelah film itu selesai, Cayla lari ke kamar mandi dan menangis disana. Raven dan Ashly hanya menggelengkan kepala melihat tingkahnya.

Cayla keluar dari kamar mandi dengan mata yang sembab. Ia lalu duduk di samping Raven.

Raven mengambil tissue dan mengelap bekas air mata Cayla. Cayla sedikit terkejut, namun sejurus kemudian dia tersenyum.

"Wajahmu jelek jika menangis." celetuk Raven.

"Jika aku tidak menangis, kau tidak akan melakukan ini." kata Cayla membuat Raven terkekeh.

Perasaan asing itu kembali menghujani hati Ashly, ia segera mengalihkan pandangan. Padahal Ashly sudah berjanji kepada Cayla untuk membantunya mengungkapkan perasaan ke Raven. Tapi, kenapa setiap melihat mereka berdua, hati Ashly terasa sakit. Bukankah seharusnya ia bahagia?.

*******

Ashly ingin mengembalikan beberapa buku yang dipinjamnya ke perpustakaan. Cayla tidak bersama mereka karena sedang di penggil oleh Prof. Kendrick. Tampak Martha dan Viola berjalan kerahnya.

"Hai Ashly, mau kami bantu?"

Tanpa menunggu jawaban, Martha dan Viola langsung mengambil beberapa buku yang Ashly bawa.

"Terimakasih." kata Ashly. Mereka lalu berjalan menuju perpustakaan.

Sesampainya disana, mereka langsung menyusun buku-buku itu ketempatnya semula.

"Apa kau selalu meminjam buku sebanyak ini?" tanya Viola, Ashly mengangguk.

"Pantas kau sangat pintar." kata Viola, Ashly hanya tersenyum sebagai jawaban.

"Sudah selesai, ayo kita kembali." kata Martha sambil menepuk-nepuk tangannya.

Mereka hendak berjalan keluar perpustakaan. Namun Ashly berhenti di salah satu rak buku kecil.

"Apa ini?"

Viola melihat buku yang di tunjuk Ashly.

"Itu buku tahunan Universitas London."

"Apakah semua angkatan ada disini?" tanya Ashly.

"Tentu saja" jawab Viola.

Terbesit ide di otak Ashly untuk mencari tau data tentang Max. Bagaimanapun, kejadian Raven dihajar Blackfire masih mengganjal di pikirannya. Ashly mencari-cari buku angkatan Raven. Setelah menemukannya ia berjalan ke kursi yang tersedia.

"Eh? Kau ingin membacanya?" tanya Viola. Ashly mengangguk. Mereka lalu duduk di samping Ashly.

Ashly membuka lembar demi lembar buku dihadapannya. Ia berhenti di salah satu foto dan data seorang pria.

Nama Maxximael Radley, tempat dan tanggal lahir tidak tertulis, alamat tidak diketahui, nama Ayah Radley, nama Ibu tidak diketahui, hobi tidak ada.

Ashly mendengus kesal setelah membaca data tersebut. Bagaimana bisa pihak universitas membiarkan pria misterius ini? Apa jangan-jangan mereka memang benar kelompok assasin itu? Ashly membolak-balik asal buku tersebut karena kesal. Data para anggota Blackfire yang lain tidak ada bedanya dengan data milik Max. Benar-benar misterius dan aneh.

Gerakan Ashly terhenti ketika melihat data tempat lahir seorang mahasiswi, Paris, kota impiannya. Ashly melihat foto mahasiswi tersebut. Seorang gadis berambut curly tanpa poni, bulu matanya lentik, matanya berwarna hazel, sama seperti Ashly. Viola ikut melihat foto gadis itu

The White Dove (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang