Brak!
"Suga....Suga buka pintunya nak.... Maafkan appa, appa gak sengaja tadi, Suga, nak....jangan kayak gini nak" bujuk Dongwook, kala pintu kayu itu dibanting keras menutup diri.
"Gotjimalyo! Appa hanya sayang sama Yoongi bukan aku! Bahkan....hiks....bahkan kamar ini punya Yoongi bukan milikku! Aku benci kalian! Aku benci kalian yang menganggapku sebagai Yoongi! BUKAN SUGA!" bentak Suga dari dalam kamarnya yang merupakan kamar Yoongi dulu, tapi Dongwook juga punya alasan kenapa Suga tinggal di kamar itu untuk sementara.
"Nak....dengerin appa dulu, buka pintunya" bujuk Dongwook lagi, "nanti kamu sakit nak, jangan kayak gini"
Prrrraaang!
"Suga!!! Buka pintunya!!" teriak Dongwook, pasca mendengar benda-benda pecah di dalam, bukan hanya sekali, tapi berkali-kali, bahkan mungkin hingga semua barang di kamar itu hancur tak berbentuk.
Inilah perbedaan Yoongi dan Suga. Yoongi yang pendiam, irit kata, dan selalu bisa menutupi sakitnya dengan sangat baik. Sedangkan Suga, ia lebih rapuh, childish, dan selalu mengungkapkan segalanya menurut apa yang ia rasakan, sekalipun rasa sakitnya, kebenciannya, dan semua yang ia rasakan.
Dongwook mengambil ponselnya menelfon anak pertamanya, tapi gak diangkat. Hingga ia baru jngat jika ada rapat pemilik saham hari ini, Yoori? Oh...gadis itu tengah mengerjakan tugas kelompok di luar setelah pulang dari rumah sakit tadi. Dongwook tetap mencoba menghubungi Yoori, tapi ponsel gadis itu gak aktif.
Hingga.....
"Yeobseyo? Dongwook samcheon?" Suara gadis mendominasi sambungan telfon.
"Ah....syukurlah Jihye kau mengangkatnya"
"Iya? Ada apa? Mmm....Samcheon.... jeoseungabnida, sepuluh menit lagi aku ada kelas, bisa agak cepat?"
"Ah...mianhae....Jihye-ya, Suga mengamuk di kamar, sepertinya pikirannya terganggu, aku takut dia kenapa-napa"
"Apa?! Biarkan aku bicara padanya"
"Suga, Suga kau bisa dengar appa? Baiklah...gak papa jika kamu gak mau bicara dengan appa, tapi sebaiknya kamu bisa bicara dengan gadis ini, arra?"
Suga awalnya tak peduli dengan bujukan ayahnya lagi, ia sudah keburu benci pada dirinya yang kenapa masih hidup hingga kini, amarah yang menyelimuti hatinya menyamarkan rasa sakit fisik yang tengah ia rasakan.
"Annyeong! Suga-ya? Kau disana eoh?" Jihye memanggil dari telfon, beruntung suara itu sampai hingga ke dalam kamar, dan Suga tau pasti itu siapa membuatnya bergegas mendekat ke arah pintu menempelkan telinganya, tak peduli berapa beling yang telah melukai kakinya.
"Jihye....hiks...hiks....mianhae..." ucap Suga.
"Suga-ya....dengar aku, kau sudah baca suratku? Aku yakin kau sudah membacanya. Ingat aku tak suka kau yang childish seperti ini, sekalipun kau tak suka cara ayahmu menganggapmu, setidaknya beliau menyayangimu sepenuh hatinya, jangan buat ayahmu sedih, aku janji akan kembali menemuimu"
"Jihye...hiks....sakit...kenapa dulu harus aku yang menghilang...kenapa harus aku yang disiksa, sedangkan Yoongi mendapat kasih sayang disini, aku benci Hye....hiks..."
"Ya....ya....Yoongi juga gak sepenuhnya bahagia, gak selamanya dia mendapat kasih sayang, mungkin itu gak selama kamu mendapat siksaan. Tapi kamu harus tau jika Junmyeon, Dongwook appa, Yoori menyayangimu. Mereka sangat sayang padamu layaknya seorang anak, adik, dan kakak. Suga.... jadilah pria yang kuat atas semuanya, dan jangan buat aku khawatir....nde....jebal" di telfon, suara Jihye seketika melirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
after Save Me -Suga [END] #wattys2019
Fanfictiontentang seseorang bernama Suga. tentang dirinya yang dianggap sebagai Min Yoongi. Tentang cintanya yang mungkin belum terbalaskan. "Bisakah kalian menganggapku sebagai Min Suga, bukan Min Yoongi?" "Aku sadar jika aku mencintaimu sebagai Min Suga buk...