"Tapi....aku akan lebih senang jika bisa bertemu eomma"
Deg!
Jantung Junmyeon seketika melakukan percepatan, dia seperti tau hal tersirat dalam kalimat adiknya. "Apa maksudmu?" Junmyeon hanya berpikir bahwa apa yang ia pikirkan soal sesuatu tersirat itu salah.
"Jihye bilang, ia telah mengijinkan Yoongi untuk bertemu eomma, bagaimana denganku? Apa aku juga butuh izinnya?" Suga menunduk padam, hatinya ingin merasakan bagaimana cinta Jihye itu tumbuh, hanya itu, tapi sampai saat ini itu masih sekedar kata impian.
"Jihye pasti akan kembali buat kamu" kata Tuan Min menenangkan anaknya yang terlihat sedih dengan segenap kerinduannya, dua wanita yang ia cintai tidak bisa menemuinya, bahkan yang satu tak mungkin ia temui lagi.
.
.
.
.
.
.
Udara London berhembus dingin, banyak mahasiswa yang berkeliaran di sekitar kampus, bersenang-senang bersama teman, atau bahkan pacar. Kadang hanya mengerjakan tugas bersama, menghabiskan waktu hanya bersama sesuatu yang dinamakan buku.
Gadis itu sendiri berjalan menyusuri daun-daun yang tengah berguguran, menikmati alunan musik dari earphone yang ia pakai. Sedikit terdengar renyahnya daun-daun yang ia injak, menambah kesan ketika ia pernah berada di tempat ini.
Pikirannya kalut akan telfon yang ia dapatkan beberapa jam lalu, hanya memikirkan apa yang terjadi pada orang yang ia telfon tadi. Apa ia baik-baik saja? Sedikit bertanya pada hatinya, apa aku merindukannya?
Jawabannya pun Jihye tak bisa temukan sendiri, disini ia senang, punya banyak teman, kampus impian, tapi ia sadar jika ia meninggalkan seseorang yang tengah butuh suatu penyelamatan darinya, tapi ia memilih pergi untuk melupakan dia.
Cinta adalah pelajaran yang paling Jihye tak mengerti. Ketika ia sedang menginginkan cinta itu tumbuh, rasa itu malah menghilang tanpa muncul lagi. Tapi ketika cinta itu sudah tumbuh subur di hatinya, mati-matian untuk bisa melayukan rasa itu.
Kakinya terus berjalan entah kemana, jemari lentiknya menekan ponsel yang ia bawa, menekan tombol hijau pada salah satu kontak, "Jihye?"
"Suga-ya...." Jihye bernafas lega, bisa mendengar suara pria itu, dan berarti Suga baik-baik saja karena ia bisa menjawab telfon Jihye.
"Kenapa diam? Kau tidak merindukanku?" tanya Jihye, satu hal yang sangat ia paham Yoongi bisa jadi anak-anak dengan Ugi, littlespace-nya, sedangkan Suga dari dulu sikapnya memang masih childish.
"Neomu....neomu...."
"Tadi....gak papa?"
"Gwaenchanha, tadi hanya sedikit sesak saja. Bagaimana denganmu, kau merindukanku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
after Save Me -Suga [END] #wattys2019
Fiksi Penggemartentang seseorang bernama Suga. tentang dirinya yang dianggap sebagai Min Yoongi. Tentang cintanya yang mungkin belum terbalaskan. "Bisakah kalian menganggapku sebagai Min Suga, bukan Min Yoongi?" "Aku sadar jika aku mencintaimu sebagai Min Suga buk...