"ssh...." Mata kucing itu membuka, tubuh mungil itu langsung duduk dari posisi baringnya, meresapi pening yang menjalar di kepalanya. Pandangan Suga buram, tentu itu sudah hal awam baginya, karena juga merupakan efek operasi.
Suga merasa sebelah ranjangnya kosong, yang berarti Jihye sedang tak di kamar, matanya menatap sekeliling, meski tak terlihat apapun selain cahaya remang-remang, tangannya tetap berusaha mencari kacamata dan hearing aids di nakas.
Krak!
Suga merasa menyenggol kedua benda yang tadi ia cari, dan rupanya kedua benda itu terjatuh dari nakas. Suga menurunkan kakinya, berusaha meraba keberadaan kacamatanya.
Nyuuut....
"Akh...."
"Ups....maaf" kaki Suga diinjak oleh seseorang, awalnya Suga kira istrinya yang tak sengaja, tapi rasanya seperti sangat sakit dan disengaja, hingga perih menjalar di tangannya, Suga mendongak, menebak siapa orang itu.
Junmyeon, ya.... siapa lagi pelakunya jika bukan lelaki itu. "Hyung?"
"Itu balasan karena memukulku tadi siang," Junmyeon membungkuk, menyamakan tingginya dengan Suga yang kini tengah duduk bersimpuh, "sekarang lihat betapa cacatnya dirimu, bahkan kau tidak bisa melihat bahwa kacamatamu ada di hadapanmu, dan apa itu alat tulimu yang ada tepat di sampingmu. Ah benar....untuk apa aku bicara panjang seperti ini, kau kan tuli"
Krak!
"Akh..." Dua kali lirihan itu keluar, tangan Suga yang tadi terluka sudah mendapat kacamatanya, namun naas Junmyeon menginjak keras tangan dan kacamata itu bersamaan, hingga kali ini dua kali lebih perih, dengan dibubuhi tangan Suga yang ikut tertusuk kaca pada kacamatanya.
Beruntung kali ini, hearing aids-nya tidak ikut jadi korban. Setelahnya, Junmyeon pergi meinggalkan Suga yang masih terus merasakan perih yang menjalar di tangannya yang kini tak bisa ia gerakkan.
"Jihye...."
Flashback
Setelah satu jam, akhirnya Suga bisa tertidur dengan lelap, pria itu susah sekali tidur jika merasakan kepalanya yang pening. Jihye pun memutuskan untuk memasak sesuatu untuk Suga jika nanti prianya telah bangun, maka bisa langsung makan.
Ada rasa ragu dan bimbang saat dirinya harus meninggalkan Suga sendirian di kamar, namun apa boleh buat seperti ada yang mendorongnya bahwa ia harus keluar untuk memasak.
"Oppa kau mau kemana?" tanya Jihye dari dapur pada Junmyeon yang baru saja keluar dari kamarnya yang berada sekitar 2 meter dari kamar Yoongi dan Jihye.
"Aku hilang juga kau tidak akan peduli" sinis Junmyeon dengan tersenyum sungging di bibir.
"Memang, tapi aku peduli jika kau akan berbuat seenaknya pada Suga, atau semua yang kau lakukan pada Suga" ucap Jihye tak kalah sinis.
Junmyeon berdecih, rasanya sangat sakit di hatinya sungguh! Bayangkan kau ditolak mentah-mentah oleh seseorang yang kau cintai, itu sangat menyakitkan daripada harus melihatnya bersama yang lain. Karena saat ditolak, berarti kau tau pasti cintamu dibuang begitu saja layaknya sampah.
Junmyeon beranjak keluar tanpa menjawab lagi pernyataan Jihye, sedikit rasa lega karena pria itu melewati kamar Suga. Sebenarnya, makanan sudah siap, namun sepertinya alam sedang tidak bersahabat yang membuat Jihye harus berurusan dengan kamar mandi.
Tidak!
Siapa bilang Junmyeon akan pergi? Junmyeon kembali dengan smirk jahat di wajahnya, entah apa yang ingin ia lakukan, tapi seperti bahagia ketika Jihye tak lagi mengawasinya-- ups, ralat mengawasi Suga.
KAMU SEDANG MEMBACA
after Save Me -Suga [END] #wattys2019
Fanfictiontentang seseorang bernama Suga. tentang dirinya yang dianggap sebagai Min Yoongi. Tentang cintanya yang mungkin belum terbalaskan. "Bisakah kalian menganggapku sebagai Min Suga, bukan Min Yoongi?" "Aku sadar jika aku mencintaimu sebagai Min Suga buk...