‘sebesar apapun pengorbanan yang ku buat, itu tidak akan pernah cukup, untuk membuatmu mencintai ku’
‘ENDING SCENE’
Aku memperhatikan dirinya yang kini tengah memasak, dua hari ini dia sama sekali tak berbicara, dia selalu menghindari ku, sepertinya karena perkataan ku waktu itu, yang menyuruhnya mati! Sungguh, aku tak percaya aku mengatakan hal itu, apa aku salah mengatakan hal itu? tapi dia telah melawan kekasih ku! aku tak terima itu!
Aku kembali duduk dengan posisi seharusnya, dia sepertinya sudah selesai memasak, aku tidak mau dia melihat ku tengah memperhatikan nya, hari ini aku makan sendirian kekasih ku itu tengah sibuk, dia bilang ada pemotretan hari ini, jadi dia pergi pagi-pagi sekali, yah kekasih ku itu seorang model! aku sangat beruntung kan~ memiliki kekasih seorang model?
Dia menata makanan nya dimeja tanpa melihatku, sepertinya dia menganggap ku angin lalu, setelah selesai menatap dia sudah akan beranjak pergi, tapi aku menahan tangan nya "kita makan bersama" ucap ku, aku melihat ekspresi nya yang berubah terkejut, aku sudah menebak itu akan terjadi, ya~ ini sudah bertahun-tahun aku tak makan bersama lagi dengan nya, aku bahkan tak pernah berkata baik padanya
Dia terdiam sejenak entah apa yang dia pikirkan "Maaf aku tak bisa" ucap nya, aku sudah berbaik hati dan mengapa dia tak mau! aku benci ini! benci dia yang tak menuruti kemauan ku! "duduk!" setuju dengan menatap nya tajam, rasanya aku ingin marah, tapi aku ingin mengendalikan diriku
Aku menatap nya dengan tajam agar dia mau duduk dan makan bersama ku, pada akhirnya dia duduk dengan terpaksa, tapi tak apa setidaknya dia duduk dan makan dengan ku, aku tersenyum tipis saat dia mengambilkan aku makan, jika orang yang tidak tahu apapun tentang rumah tangga kita dan melihat ini, mungkin mereka akan berpikir bahwa kami adalah pasangan yang serasi dan manis, makan berdua, dia yang memasak untuk ku, dia yang mengambilkan ku makan, bukankah itu sangat manis?
Kami makan dalam sebuah keheningan yang lama kelamaan membuatku hanyut dalam sebuah ingatan masalalu, dimana aku makan bersama dengan nya dan bercerita banyak hal, melihat senyuman nya yang merekah setiap kali dia bercerita dan tertawa saat tawa nya yang lucu meledak
"Ada apa? Kau menangis?" dia menatap ku dengan heran, aku bahkan tak sadar aku menangis, kenangan manis itu sungguh membuatku ingin mengulang nya, aku segera menghapus air mata ku dan menggeleng "tidak ada apa-apa" ucap ku sembari melanjutkan makan ku, namun dia masih menatap ku, mungkin dia tengah berpikir mengapa aku menangis
"Sebenarnya ada apa? mengapa kau mengajak ku makan? bukankah kau tak ingin melihat wajahku? bukankah kau ingin aku pergi dari kehidupan mu?" Aku menatap nya, sebenarnya aku juga tak tahu jawaban nya, dua hari yang lalu, setelah aku mengatakan hal itu, aku segera pulang kerumah orang tua ku, entah mengapa kali ini aku ingin menceritakan semuanya pada orang tua ku, tentang rasa benciku padamu, semuanya yang telah ku lakukan padamu
Orang tua ku memaklumi sikapku, yah dia tahu, mungkin aku masih marah dengan kesalahan yang dia buat waktu itu, hingga orang tua ku mengatakan bahwa aku harus bersamamu dengan rasa benci ku, mengubahnya menjadi sebuah rasa yang telah bertahun-tahun hilang dalam diriku, meski itu sulit tapi aku harus melakukan nya, dan berakhirlah aku menjadi seperti ini
"Aku... tidak tahu" jawab ku, aku tahu aku tidak jujur, tapi aku ingin melakukan nya bertahap, jika suatu saat nanti aku berhasil dan mencintainya, mungkin aku akan memutuskan hubungan ku dengan kekasihku, tentu aku akan lebih memilih istriku, kami sudah memiliki ikatan
"Bagaimana bisa kau tidak tahu, jangan memperlakukan aku begini... aku takut jika aku semakin mencintaimu, lalu kau... berubah lagi, mengatakan hal-hal yang menyakitkan, lalu membuatku hati lagi, aku lelah...." Aku menatap nya, air matanya telah mengalir dengan deras, entah mengapa aku merasa tak suka dengan air matanya, rasanya aku telah kembali seperti dulu
Aku menghampiri nya, hatiku terenyuh rasa itu seakan kembali hadir, aku merasakan kesakitan nya, apa rasanya sesakit ini? aku duduk di sebelah nya, tangan ku menyentuh pipi nya yang sangat halus, sama seperti saat pertama kali aku menyentuhnya, aku menghapus air matanya "jangan menangis" ucap ku dengan penuh rasa sakit dan penyesalan
Mata indah itu menatap ku dengan nyalang "mengapa? mengapa sekarang aku tak boleh menangis? dulu kau bilang jangan pernah tersenyum padaku! sekarang kau bilang jangan menangis! lalu aku harus bagaimana?" tanya nya dengan amarah yang selama ini dia pendam
Entah ada apa dengan diriku sekarang, aku memeluk nya erat " jangan menangis aku mohon" ucap ku penuh rasa sakit "tolong berhenti bersikap seperti ini... lalu nanti kau akan bersikap keras lagi padaku" ucap nya, aku semakin mengeratkan pelukan ku, aku tidak bisa berjanji untuk sekarang, tapi suatu saat nanti, mungkin aku adalah orang yang akan membuatmu tersenyum
Aku melepas pelukan ku "kau mau ke makam eomma mu?" tanya ku dengan tiba-tiba, dia terkejut dengan perkataan ku "sebenarnya ada apa dengan mu? kenapa kau tiba-tiba baik padaku?" tanya nya "apa kau bisa membuat ku kembali seperti Jimin mu dulu? jujur aku juga lelah jika harus terus marah padamu, aku ingin berdamai dengan diriku, dengan rasa benci ku" ucap ku, dia menatap ku "aku tidak tahu, aku bisa atau tidak" jawab nya ragu, aku tersenyum "mari mulai dari awal" ucap ku, dia tersenyum... senyum yang ku rindukan, kini tersemat kembali di bibirnya
Sekali lagi aku memeluk nya, perasaan ku menghangat, rasa yang pernah hilang itu. aku harap rasa itu segera kembali, sudah cukup semua rasa sakit yang ku berikan padanya, ini sudah bertahun-tahun dan aku harus merubahnya
.....
Aku telah selesai melakukan pemotretan dan sekarang aku berada di rumah Jimin, aku membuka pintu rumah ini dan siap untuk berteriak memanggil kekasih ku, tapi yang kulihat sekarang membuat hatiku memanas dan penuh dengan amarah!
Mengapa Jimin memeluk nya?! Apa dia mulai mencintainya? tidak! tidak akan ku biarkan Jimin ku dimiliki oleh orang lain! tak akan ku biarkan‘aku akan melakukan apapun untuk menghancurkan hubungan kalian!’
‘Aku akan terus mengembalikan senyum mu, tawamu dan semua hal yang membuat mu bahagia’
‘sejujurnya aku takut, takut jika kebaikan mu hanya sesaat saja, tapi aku sangat bahagia, karena kau ingin berubah’
*TBC*
terciptanya sebuah masalah pasti karena suatu hal, tetapi dari masalah tersebut akan ada suatu hal yang membuat kita belajar akan sebuah kesalahan dari masalah tersebut, jika ada sebuah masalah bukankah ada solusi untuk membuat masalah itu selesai dan berakhir? sama seperti api yang dapat padam oleh air
sekian dan terimakasih
jangan lupa bintang dan komen nya!!
satu lagi jika ada typo tandai ya... maklum tidak dibaca lagi, mohon maaf jika jelek
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDING SCENE (JIMINX YOU)
Fanficketika cinta tak mendapatkan tempat nya maka hati akan pergi sejauh yang dia bisa, agar cinta nya hilang dengan sendiri nya... ketika cinta tak terbalaskan, perjuangan menjadi sia-sia. dan pergi adalah pilihan kedua setelah bertahan terlalu lama ke...