hangyul 🌼 sihun
sihun dan hangyul baru saja pulang dari supermarket.
belanja bulanan.
tangan kanan dan kiri sihun masing-masing sibuk menenteng dua kantong belanja. sementara hangyul menenteng kantung kecil sayur di tangan kiri dan memeluk sekotak susu di tangan kanan.
hangyul langsung berlari memasuki apartemen mereka begitu sihun membuka pintunya, yang kemudian mengundang kekehan dari yang lebih tua.
"hati-hati, gyul"
hangyul mendengus mendengar ucapan sihun yang memperingatinya.
"iyaa," balas hangyul dengan nada aku sudah tau, memangnya aku anak kecil!
hangyul meraih sepiring salad buah dari dalam kulkas, sementara sihun sibuk menata belanjaan mereka di konter dapur.
belanja bulanan mereka selalu banyak.
maklum, keluarga kecil mereka memang doyan makan.
rempah-rempah dapur, buah-buahan (sihun suka beri-berian dan lemon, untuk hangyul wajib hukumnya pisang dan apel, lalu ditambah melon atau semangka), sayur-sayuran (favorit sihun adalah wortel dan bayam, hangyul benci sayur tapi misi utama sihun tiap makan adalah membuatnya makan sayur), juga daging-dagingan yang lengkap (sapi, ayam, ikan, udang, kadang kalau ada, sihun akan menambah daging domba yang mahal). mereka juga rutin membeli sebungkus sosis atau nugget karena meski sihun kurang suka, hangyul suka sekali dengan makanan beku seperti itu.
oh, juga camilan-caliman untuk si kecil.
hangyul menghampiri sihun, masih dengan sepiring salad di tangannya.
"aku nonton tv ya?"
sihun tersenyum, masih sibuk menata buah-buahan, lalu mengusap lengan pria kesayangannya.
"iya. remote di dalam laci, seperti biasa. kau selalu lupa hal itu, sayang."
hangyul terkekeh, mengakui dirinya yang pelupa.
hangyul kemudian beranjak, masih dengan piring saladnya, ke depan tv. meraih remote di dalam laci meja pendek yang memisahkan tv dan sofa lalu menyalakan benda persegi selebar 55 inchi itu.
tapi ternyata tayangan televisi sore itu tidak ada yang menarik. hangyul mendengus karena semua stasiun televisi seakan sepakat membuat tayangan yang membosankan.
"tidak ada yang menarik!"
sihun yang sedang mencuci tangan tertawa mendengar keluhan hangyul.
"nonton we bare bears saja. aku suka kartun itu."
hangyul berpikir sejenak lalu mengendikkan bahu. tangannya menekan tombol untuk berhenti di stasiun televisi yang menayangkan tiga beruang bersaudara yang beda jenis itu.
sihun menghampiri televisi lalu menghempaskan badannya di samping hangyul.
lima menit terlewati hanya dengan suara yang keluar dari televisi hangyul yang mengunyah saladnya.
hangyul tiba-tiba menoleh. menatap sihun beberapa saat lalu memepetkan tubuhnya. tangannya terulur menyentuh perut sihun.
"dia kapan keluar?"
sihun terkekeh melihat raut wajah hangyul yang berkerut penasaran.
"masih lima bulan lagi, sayang"
sihun mengulurkan tangan, mengusap pipi hangyul.
hangyul mengerutkan kening, "masih lama, ya" katanya seperti memastikan. lalu dia mendengus kecil.
sihun kembali tertawa kecil melihat reaksi hangyul.
omong-omong, sihun sedang mengandung putra keduanya.
"tidak akan terasa lama kalau kau bersabar sedikit lagi."
hangyul semakin mendekatkan tubuhnya. meraih kepala sihun lalu menghujani wajahnya dengan kecupan kecil yang menggemaskan.
"aku mau bicara dengannya," seru hangyul yang kemudian secara tiba-tiba duduk di pangkuan sihun dan menyingkap kaosnya. mempertontonkan perut sihun dengan baby bump. lalu hangyul mengusap lembut perut sihun.
"EH!"
sihun memekik kecil. kaget dan malu ketika bajunya dibuka tiba-tiba.
"hAHAHA"
suara tawa terdengar dari pintu depan. mengejutkan sihun dan hangyul di pangkuannya. dua orang itu seketika menoleh.
"lihat anakku. terang-terangan. sepertiku"
sesosok pria yang baru melepas sepatu di pintu depan itu berjalan mendekati sihun dan hangyul.
sihun mendengus. "jelas. kau ayahnya."
pria itu berhenti tepat di samping tempat sihun duduk. tangannya terulur mengusak rambut hangyul. "papa pulang, gyul."
lalu menatap sihun dan melempar senyum pasta giginya. membungkukkan badan meraih puncak kepala sihun untuk dikecup. lalu berujar lembut, "aku pulang, sayang."
sihun mengulas senyum lebar.
"selamat datang, youn."
cho seungyoun, suami sihun itu, baru saja kembali dari perjalanan bisnisnya selama tiga hari di luar kota.
hangyul kecil mengulurkan tangan antusias yang langsung disambut oleh seungyoun.
ayahnya meraih hangyul dan menggendong si bocah lima tahun, putra sulungnya.
"papa, hangyul dan mama tadi pergi ke supermarket!"
ehe
ehehe
ehehehe
aku nggak kuat nggak nulis mereka. kalian juga kayanya bersemangat banget nyari seunghoon :3
sihun said he had special relationship with seungyoun. dia juga iri sama x1 karena bisa setim sama seungyoun asdfghjklsjsj i CAN'T
beagle family ini kalo papa seungyoun, abang hangyul sama adek dohyon ditambah mama sihun asik kali ya :3
produktif banget aku akhir-akhir ini :"
menggila banget aku gara-gara book ini, udah ngelist aja mau bikin hwangmogu, minimogu, geumini, juga hehehe, oh btw aku juga oleng ke seungwei :"
sub! seungwoo tapi :")
KAMU SEDANG MEMBACA
ferris wheel ; pdx101
Fanfictiona short story collection of producex101 ; may not be related one to another ; contains bxb and may contains mpreg