hwang yunseong 🌼 goo jungmo
yunseong dan jungmo itu menikah karena dijodohkan. tipikal orang kaya yang menjodohkan anaknya dengan kolega bisnis.
heran. jungmo kira kehidupan semacam itu hanya ada di fanfiksi.
padahal ini sudah abad 21!
penduduk dunia sedang pusing memikirkan kemungkinan pekerjaannya digantikan artificial intelligence tapi orang tuanya malah sibuk mencarikan jodoh untuk jungmo.
tidak habis pikir.
apalagi dijodohkannya dengan hwang yunseon, kakak tingkatnya di stanford.
tidak ada yang menarik. mereka terlalu mirip.
bahkan kalau cermin bukan merefleksikan rupa fisik tapi sifat, mereka pasti anak kembar.
saat masa pengenalan sebelum nikah, yunseong dan jungmo sering pergi keluar. dipaksa. agar lebih dekat katanya.
tapi gimana ya, mereka itu... sama-sama lempeng.
nonton film komedi, mereka nggak ketawa. nonton film horror, mereka cuma kaget dikit-dikit. naik roller coaster, mereka nggak teriak-teriak heboh.
pokoknya mereka itu terlalu... datar.
hidup bergelimang harta tapi raut muka terlilit hutang.
tapi ternyata yunseong punya selera yang menarik juga soal destinasi wisata untuk mereka selepas pernikahan.
yunseong memilih ke salzburg. jungmo pernah sih ke austria, tapi cuma sebatas di vienna.
salzburg... kota seperti apa itu?
"... lalu di hari kedua, kita akan pergi ke hallstatt dan menginap di sana."
jungmo tersentak kecil. saat dia melirik, yunseong melihatnya dengan tatapan yang tidak menyenangkan.
kikuk, jungmo ketahuan baru melamun.
"apa yang kau pikirkan?"
suara yunseong agak mendesis. mungkin kesal karena diabaikan.
jungmo berdeham. "hanya memikirkan, kota macam apa salzburg itu."
jungmo diam-diam terkagum pada pegunungan yang terlihat dari jendela kereta di samping yunseong.
yunseong mengetukkan tangannya pelan. "kau tidak mencoba mencari tau di internet sebelumnya?"
jungmo mengendikkan bahu pelan. "aku cuma baca sekilas soal kota tua dan pertunjukan teater dari kota itu."
yunseong mengangguk. "aku suka menari, kau tau?"
jungmo menggeleng. jujur. buat apa juga dia tau itu?
"aku suka menari urban. tapi secara pribadi, aku suka mendengarkan musik klasik, aku nonton pertunjukkan tari kontemporer juga. saat waktuku senggang, aku akan membaca novel sastra atau mendaki gunung kecil."
jungmo cukup terkejut. itu ucapan terpanjang dari yunseong yang dia dengar.
"mozart lahir di salzburg, kalau kau tau."
jungmo sempat membacanya sih. tapi mengetahui alasan itu yang membawa mereka berbulanmadu di salzburg cukup membuatnya terkejut.
jungmo menarik sudut bibir. "hobimu itu... tipikal orang kaya sekali."
yunseong mengendikkan bahu. "aku pikir kita perlu ngobrol lebih banyak."
"kalau kau tidak keberatan, kita bisa sedikit mendaki di hallstatt. pemandangan di sana sangat indah, apalagi melihat danau dari bukitnya," yunseong meraih telapak tangan jungmo dan menggenggamnya di atas sandaran tangan. "aku cukup menikmati mendaki, dan kurasa akan menyenangkan mengajakmu mengenal sedikit hobiku. kau istriku sekarang."
jungmo tertawa kecil.
yunseong ternyata pria kaya yang menarik. meski jelas terlihat mereka belum saling jatuh cinta, yunseong kelihatannya tidak ambil pusing dengan itu.
lebih jauh lagi, yunseong secara tersirat mengajaknya untuk belajar saling mencintai.
well, tidak buruk.
jungmo mendekatkan badannya ke yunseong dan tersenyum manis.
"aku lebih banyak mendengarkan musik ballad yang terbaru. aku juga lebih suka menyanyi. kemampuan menariku hanya formalitas untuk pesta dansa. aku lebih suka nonton film atau drama dibandingkan membaca novel."
jungmo mengusap punggung tangan yunseong dengan tangannya yang lain.
"... dan aku tidak masalah berkenalan dengan hobi-hobimu, hwang yunseong."
ini semacam alternate story dari chapter game di mana mereka memilih menerima perjodohannya dan bersama uhuuyy
KAMU SEDANG MEMBACA
ferris wheel ; pdx101
Fanfictiona short story collection of producex101 ; may not be related one to another ; contains bxb and may contains mpreg