oak

1.2K 121 7
                                    

ada satu hal yang selalu sejin sesali dalam hidupnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ada satu hal yang selalu sejin sesali dalam hidupnya.

terlahir sebagai omega.

bukan karena tahta kerajaan yang jatuh ke adik kembarnya. sejin sama sekali tidak masalah dengan itu.

(lagipula kelihatannya melelahkan sekali jadi jinhyuk, dilatih ini itu untuk mempersiapkan diri naik tahta)

melainkan karena sejin sama sekali tidak dibiarkan menginjakkan kaki keluar istana.

padahal katanya menyenangkan sekali di luar istana. hyunbin, pelayan muda di paviliunnya, sering kali bercerita tentang festival, jajanan pasar, atau hiruk pikuk kota di balik tembok istana.

sejin selalu penasaran, seperti apa dunia yang tidak pernah dia tau itu.

tapi suatu malam di tengah musim semi--sejin sedang uring-uringan malam itu--jinhyuk datang berkunjung ke kamarnya. tepat ketika adik kembarnya itu akan beranjak pergi, jinhyuk berkata sedemikian rupa,

"ada satu lubang di dekat gudang penyimpanan alat kebun istana. tidak besar, aku tidak akan muat. tapi kupikir, kau bisa masuk."

gudang penyimpanan itu padahal letaknya jauh di utara istana, tapi seminggu setelah malam itu sejin akhirnya memutuskan untuk kabur dari penjagaan baek jin.

lubang yang dimaksud ternyata tidak sebesar yang sejin bayangkan. perlu menggores beberapa sisi pakaiannya yang dibordir benang emas lambang istana.

di balik tembok selatan istana, sederet hutan kecil yang dibaliknya hanya ada tanah lapang, padang rumput yang akan menguning di musim gugur.

tanpa pikir panjang, sejin lari. entah seberapa jauh, sejin tidak bisa mengira. sampai sejin menjatuhkan diri di bawah pohon oak besar yang ada di dekatnya. ujung pakaiannya kotor oleh debu dan sekarang sejin bersimpuh begitu saja di atas tanah.

padahal sejin memakai atasan ungu lembut yang indah, tapi dia hempaskan begitu saja punggungnya ke badan pohon.

sejin tidak mau membayangkan betapa marahnya baek jin padanya nanti.

"oh, ada orang?"

sejin tersentak. ia menoleh cepat ke arah datangnya suara.

dua puluh langkah berjarak, seorang pemuda dengan sarung pedang di pinggang kiri, juga masing-masing dua tusuk dango yang diangkat tinggi di tangannya.

angin menghembuskan helaian rambut panjang si pemuda, juga ujung pakaian merah gelapnya. bibirnya membulat dan matanya mengerjap penuh tanda tanya menatap sejin yang masih terduduk di bawah pohon.

sejin yang hampir seumur hidupnya hanya bertemu orang-orang di istana tanpa sadar mengeratkan pelukan pada lututnya dan menundukkan wajah. sebisa mungkin menghidari kontak mata dengan pemuda barusan.

"mau dango?"

mengintip, sejin bisa melihat pemuda itu mengulurkan dua tusuk bola-bola kue beras sambil tersenyum lebar. diam-diam sejin terpukau pada bola matanya yang hilang ketika tersenyum.

tapi sejin mengkerut. menggeser tubuhnya menjauh dan memalingkan wajah. jantungnya berdegup kencang membayangkan tembok istana yang jauh darinya.

"... hm?"

si pemuda memiringkan kepala bingung melihat penolakan sejin. anak yang meringkuk itu kelihatan tidak punya percaya diri untuk bicara dengan orang lain, bukan?

pemuda yang lebih tinggi meloncat ke depan sejin dan berjongkok menyamakan tinggi. sejin memundurkan badan karena terkejut. matanya terbelalak takut tapi pemuda di hadapannya masih memberi senyum lebar yang sama.

"hai, namaku seungyoun. mau melihat festival di pusat kota?"

seungyoun mengulurkan tangan, masih dengan senyum lebar yang menenggelamkan bola matanya.

manis.

terhipnotis, sejin meraih telapak tangan yang ternyata lebih kasar dari bayangannya.

seungyoun tertawa kecil, menarik pelan tangan sejin yang kecil dalam genggamannya.

"cuaca hari ini bagus ya?" kata seungyoun yang kemudian melahap dua bola dango dari tusuk yang berbeda.

sejin tidak membalas. matanya terpaku pada genggaman tangan seungyoun yang lembut.

"um... namaku sejin"

sejin tidak tau apa ucapannya dapat didengar seungyoun dengan baik. tiba-tiba suaranya menghilang entah ke mana.

tapi satu langkah di belakang seungyoun, sejin bisa melihat senyumnya yang lebar.

"sakura sedang mekar dengan sempura di pusat kota, lho, sejin"

ujaran seungyoun yang ceria membuat sejin ikut tersenyum senang.

jalan pulang ke istana bisa dipikirkan nanti-nanti. sejin ingin mengingat hari ini dengan baik dan mengenangnya di kemudian hari.

 sejin ingin mengingat hari ini dengan baik dan mengenangnya di kemudian hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

um... halo...? .-.

happy new year everyone 🎉🎉

ferris wheel ; pdx101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang