Story of Alena || 01

128K 2.7K 19
                                    

🍂Secret Mother🍂

____________________________________

Alena Velysia pov.

Bruk!


Aku berjongkok untuk mengambil buku ku, sekaligus membantu memunguti buku-buku orang yang telah ku tabrak.

"Makasih." ucap suara berat yang aku yakini milik seorang pria.

Tanpa melihat siapa orang yang aku tabrak, aku langsung bergegas pergi. Aku sudah sangat terlambat. Aku berlari kecil menuju gedung fakultas ilmu komunikasi.

Hari ini sungguh kacau.

Namaku, Alena Velysia. Orang-orang biasa memanggilku..

"Ale!" panggil salah seorang temanku, ketika aku berhasil mendudukkan pantatku di kursi. Syukurlah aku sampai tepat waktu.

"Apa lo punya rencana setelah ini? Gue kepingin ngajak lo jalan-jalan?" Veni. Satu-satunya teman yang aku punya di kampus. Aku tak termasuk orang yang pandai bergaul, jadi punya teman secrewet Veni itu sudah menjadi kebanggaan tersendiri bagiku.

"Maaf, Ven. Aku gak bisa. Kamu kan tau aku harus bekerja." jelasku, mencoba meminta pengertiannya.

Veni menghela nafasnya. "Yaudah deh. Sayang banget, padahal gue mau ngenalin elo, sama seseorang."

Tak ada yang bisa kulakukan selain mengedikkan bahu.

Aku salah satu mahasiswi penerima beasiswa di kampus ternama di ibukota. Yang pastinya, tidak mudah bagiku untuk mendapatkan beasiswa itu. Saat Sma, aku belajar mati-matian demi memasuki kampus ini. Dan ternyata usahaku itu membuahkan hasil.

Aku berasal dari keluarga yang kacau balau. Mengapa aku berkata demikian? Karena ayah dan ibuku sama sekali tak pernah memperhatikan kondisiku serta adikku. Adikku masih duduk di bangku dasar.

Ayah dan ibuku selalu saja bertengkar. Saling berteriak dan tak ada yang ingin mengalah. Aku selalu melewati malam-malam itu. Tidak ada malam yang damai.

Hidup ini keras. Setelah kuliah, aku pasti akan langsung bekerja. Tak ada hari dimana aku bisa menikmati hidup.

Itulah yang membuatku merasa bersyukur memilki teman seperti Veni. Dia kaya, cantik, dan entah kenapa dia mau berteman dengan gadis miskin sepertiku.

Dosen hadir. Dan semua mahasiswa juga sudah duduk di tempatnya masing-masing.

Aku meregangkan otot-otot tanganku. Pegal. Seluruh tubuhku rasanya ingin remuk.

"Ale, sampai jumpa besok yaa.. Oh ya gue lupa." kulihat Veni menepuk jidatnya. Dia kembali berbalik ke arahku.

"Lima hari lagi gue ultah. Dan gue mau lo pakai ini saat dateng ke pesta gue, oke." Aku menerima bingkisan yang di sodorkan Veni.

"Ini apa? Mendingan gak usah deh. Aku yakin aku masih punya baju yang layak kok."

"Aduh Ale. Please sekali ini aja, yaaa. Lo terima pemberian gue. Harus. Gue gak terima penolakan. Lo itu sahabat gue, gak masalah kalau gue ngasih lo sesuatu. Terlebih pada saat malam ultah gue, gue pingin kita berdua terlihat cantik. Paham."

"Tapi-"

"Udah, gak ada bantahan. Bye Ale." Veni meninggalkanku begitu saja. 

Yasudahlah. Aku menerima pemberiannya.

Selepas dari kampus, aku lagi-lagi harus bergegas, menuju tempat kerjaku. Kerja part time yang ku ambil, yaitu menjadi pelayan di sebuah kafe.

"Ale, cepat kau antarkan ini ke meja no.5"

Story of Alena [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang