Story of Alena || 03

51.1K 2.1K 84
                                    

🍂Secret Mother🍂

____________________________________

Alena Velysia pov.

Kejadian hari itu benar-benar sangat mengangguku. Yang paling membuat ku nelangsa, yaitu tindakan Elvano di pagi harinya.

Pada saat kami sama-sama membuka mata kami, setelah fajar menjemput.

"Maaf." Elvano langsung bangun. Memakai pakaiannya, lalu pergi begitu saja.

Tanpa bertanya sedikitpun padaku. Apakah aku baik-baik saja? Atau apalah asal tidak membiarkanku begitu saja.

Aku tau, kami sama-sama kacau. Tapi tindakannya itu sangat tidak manusiawi. Tidak berprikemanusiaan. Bahkan dia sama sekali tak menengok kebelakang, ke arahku. Hufftt.. Tapi setidaknya, tindakannya tidak membuahkan hasil. Hanya itu satu-satunya harapku.

Setelah selesai matkul, aku memilih mengistirahatkan diriku terlebih dahulu, di sebuah taman dekat kampus. Aku benar-benar membutuhkan udara segar.

"Haaahhhhffttt.." aku menghela nafas lelah.

Berpikir kapan kebahagiaan akan menjemputku. Kira-kira kapan.

Melihat teman-teman yang berlalu lalang, tertawa bebas, tanpa harus memikirkan bagaimana nasib mereka esok.

Tepukan di punggungku kembali menyadarkanku.

"Ale!" panggil Veni setengah berteriak.

Gadis itu tersenyum menunjukkan deretan giginya. Cantik sekali. Aku jadi teringat dengan pujian yang di berikan Elvano. Apakah dia juga merasa bahwa aku memiliki senyum yang cantik?

"Lo lagi ngapain sih??" Veni mendudukkan dirinya di sampingku.

"Hanya istirahat. Oh iya, emm.. Dari mana kau mengenal Elvano?"

"Vano?" aku mengangguk. Veni menarik dalam nafasnya. Wajahnya sedikit murung. Murung??

"Sebenarnya, gue ngerasa bersalah sama dia. Kita bisa deket itu, karena Elvano pernah menjalin hubungan sama sahabat gue dulu. Tapi, sahabat gue itu justru nyakitin Vano, terus milih pergi jauh, sampai gue pun gak tau dimana dia sekarang." Veni menggenggam kedua tanganku. Menatapku penuh harapan.

"Gue berharap, lo sama Vano itu bisa deket. Itu sebabnya, gue ngenalin lo sama dia. Karena gue tau sifat lo. Lo gak akan mungkin yakitin Elvano. Gue lihat harapan di mata Elvano. Saat dia terus natap elo."

"Aku?? Kenapa harus aku??" aku rasa apa yang di bicarakan Veni kelewat mustahil. Aku dan Elvano? Haaahh?? Gak mungkin.

"Karena gue bisa tau, lo itu orang yang tepat buat dia." kata Veni yakin. Aku tidak tau apa yang membuatnya se yakin itu. Padahal aku sendiri tidak yakin.

Apalagi setelah kejadian itu...

🍂Secret Mother🍂

Satu bulan setelahnya...

Aku mencuci piring dengan teliti. Piring yang semula banyak sekali noda membandel, kini kinclong di tangaku. Yahhh... Aku pandai dalam hal ini. Hahaa..

Tapi tiba-tiba, pusing menyerangku. Tanganku bergerak menyentuh kepalaku.

"Aghh!!" rintihku. Dan tanpa ku dapat prediksi, aku ambruk tak sadarkan diri.

Mataku mulai terbuka, perlahan. Yang kulihat pertama kali hanyalah cahaya lampu yang berada di atap tempatku berbaring saat ini.

"Aughhh.." gaduh ku. Kepalaku kembali berdengung saat mencoba bangun. Tubuhku terasa lemas, tak bertenaga. Apa karena aku  belum makan sedari tadi pagi??

Story of Alena [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang