Story of Alena || 15

22.8K 1K 44
                                    



"Ayo Ale! Kamu pasti akan suka." Elvano terus saja menarik lengan Alena agar mengikutinya.

Di belakangnya, Alena yang tidak tau menau hanya pasrah kemanapun pria itu akan membawanya.

"Kenapa kita kesini?" tanya Alena menatap gedung pencakar langit yang menjulang tinggi di depannya. Alena tidak mungkin tidak tau tempat apa itu.

"Tentu saja ke rumah baru kita." jawab Elvano.

"Hah? Apartemen? Kamu udah gila ya? Miskin baru beberapa hari aja, bikin kamu halu kayak gini El?"

"Jangan ngehina dong! Ini apartemen milik temen aku. Dia pinjemin apartemen itu buat kita." jelas Elvano.

"Enggak! Aku gak mau tinggal disini." tolak Alena sembari mencoba lepas dari Elvano.

Tapi genggaman tangan Elvano di tangannya terlalu kuat. Seolah pria itu memang tidak mengizinkannya untuk pergi dari sisi pria itu.

"Ale please. Dengerin apa kata aku. Demi baby." di sisi jalan mereka saling menatap lekat sama lain. Elvano mengelus perut Alena yang sedikit mulai membuncit.

Alena berpaling mencoba tidak terpengaruh dengan tatapan Elvano. Ia tidak ingin seperti ini. Hidup di kontrakan kecil dan kumuh miliknya saja itu sudah lebih dari cukup. Apalagi jika ada Elvano di sisinya.

"Kita mulai semuanya dari sini yaa Al? Aku ingin memberikan kehidupan yang layak, buat kamu, baby, dan juga adik kamu. Ini bentuk tanggung jawab aku Al. Kamu mau yaaa?" bujuk Elvano. Menyelipkan helaian rambut Alena ke belakang telinga gadis itu.

Alena menghirup oksigen sebanyak mungkin sebelum memutuskan. "Iya aku mau."

Jawaban Alena itu membuat Elvano menyunggingkan senyum yang juga mampu menularkan senyuman di wajah Alena.

"Baguslah. Sekarang kita lihat seperti apa tempat baru kita nanti." Elvano merangkul bahu Alena dan membawa gadis itu memasuki gedung mewah yang untuk pertama kalinya Alena masuki.

Elvano tak pernah melepaskan genggaman tangannya pada Alena. Dada Alena bergemuruh saat memikirkan Elvano yang seperti menuntunnya dengan sayang. Seakan pria itu begitu menyayangi nya dan takut apabila dirinya pergi.

Alena terpana saat pertamakali memasuki apartemen itu, matanya langsung di suguhkan dengan pemandangan kota. Dimana ia biasanya tinggal di bawah gedung-gedung yang berdiri tinggi menjulang, kini ia dapat tinggal di tempat yang setara.

"Kamu suka?" bisik Elvano yang sudah berdiri di belakangnya. Tangan pria itu di lingkarkan ke pinggang dan membuat tubuh mereka menempel. Jelasnya, Elvano memeluk Alena dari belakang. Berbisik lembut di telinga gadis itu.

Alena hanya mampu mengangguk. Tidak tau lagi harus berkata apa. Ini semua sudah cukup indah untuknya.

"Sekarang kita lihat kamar kita." bisikan itu mengisyaratkan seolah mereka adalah pengantin baru. Sampai menimbulkan rona merah di wajah Alena. Alena menyentuh dadanya yang berdebar hangat.

Elvano menarik tangan Alena, menuntun gadis itu menuju ruangan mereka. Elvano yakin, Alena akan menyukainya.

Alena semakin di buat senang dengan kamar utamanya yang juga di suguhkan pemandangan kota. Alena begitu menyukainya. Karena itulah dia mendapatkan kembali semangatnya untuk bisa hidup lebih baik lagi.

Alena berbalik dan langsung memeluk Elvano. "Trimakasih. Untuk semuanya." katanya. Kemudian dia memberanikan diri mengecup leher pria itu dalam waktu singkat.

Dapat Alena rasakan bahwa Elvano sempat berdiri tegang akibat ulah nekat nya. Alena memberi jarak agar dapat memastikan itu. Dan ternyata benar. Wajah Elvano berubah tegang. Alhasil Alena menggunakan kesempatan itu untuk mengejeknya. Menjulurkan lidah dan memasang ekspresi jelek.

Story of Alena [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang