06. Demi Mama

146K 6.7K 49
                                    

“Kalian udah berapa lama pacaran?”

Gavrila, Megan dan Ander saat ini berada di ruang keluarga sedang bersantai sambil menonton tv. Lebih tepatnya Ander yang sedang menonton.

Namun begitu mendengar pertanyaan itu Gavrila menoleh cepat pada Megan.

“Pacaran?” Gavrila bertanya pelan. Ia menatap Ander yang kini juga sudah menatapnya dengan tajam sambil menganggukan kecil kepalanya.

Gavrila yang melihat itu langsung mengerti maksud Ander itu. Pertanyaannya akan ia simpan untuk nanti. Ia akan ikut permainan Ander ini. Membantu orang itu perbuatan baik jadi Gavrila akan membantu Ander.

Gavrila kembali melihat Megan setelah bertukar tatap dengan Ander. Megan yang melihat aksi tatap menatap itu tersenyum senang. Tentu saja karena sudah lama ia menantikan seorang gadis datang ke rumahnya sebagai kekasih anaknya. Ia juga tidak masalah dengan panggilan Gavrila pada Ander, baginya itu panggilan sayang Gavrila pada Ander.

Manis sekali.

“Udah.., nggak tau tante. Saya nggak sempet ngitung. Pak, kita udah pacaran berapa lama?” Tanyanya dengan bernada lembut pada Ander.

Ander sedikit terkejut dengan suara lembut Gavrila walau dibuat-buat tetapi ia merasa suatu debaran. Ia lalu berdehem pelan.

“Empat bulan,” jawabnya singkat.

Megan melotot mendengar jawaban Ander. Ia menatap anaknya kesal. “Empat bulan? Jadi sudah selama itu dan kamu menyembunyikannya dari Mama? Kalau kamu cepat kasih tau kan Mama nggak akan ngatur kamu ikut kencan buta.”

Megan lalu menatap Gavrila dan memegang tanganya. “Maafin Tante ya, Ila. Tante nggak tahu kalo Ander sudah punya pacar. Kamu nggak marah atau sakit hati kan karna Tante ngatur kencan buta untuk anak Tante?”

Gavrila menaikkan sebelah alisnya. Ia jadi teringat kejadian tempo hari di kafe, ternyata yang mengatur kencan buta Ander adalah Mamanya.

Gadis itu tersenyum lembut. “Nggak kok. Tante tenang aja. Pak Pilot selalu kasih tahu aku. Pak Pilot juga jelasin dia belum siap aja kasih tau Tante takutnya Tante nggak setuju sama pilihannya,” jawab Gavrila dengan tenang.

Perkataannya benar-benar mengarang bebas. Untung saja ia hobi membaca komik jadi setidaknya ia bisa beralasan dan membuat cerita bohong.

Ander dibuat tersenyum kecil. Pintar juga Gavrila berakting. Kalau perempuan lain pasti sudah bersikap sok mesra padanya. Tapi Gavrila tidak, ia memilih duduk di sisi Megan dan menjauhi dirinya dari sentuhan dan suara mesra pada Ander.

“Sekarang kan Mama udah ketemu,” kata Ander tanpa mengalihkan tatapannya dari tv.

“Kalau Mama nggak maksa, kamu nggak akan bawa.”

“Hm.”

Gavrila menggelengkan kepalanya. Ia tidak menyangka bahwa pria itu juga bersikap dingin pada orang tuanya sendiri.

Megan mendengkus kesal dengan sikap Ander. “Jadi Gavrila..” Megan memandang Gavrila kemudian ia teringat sesuatu. “Oh Tante baru inget. Kamu kan model baru perusahaan kami? Tante udah liat hasilnya. Kamu cantik sekali, pantesan Ander selama ini nyembunyiin kamu. Tapi lebih cantik diliat secara langsung,” ujar Megan antusias.

Senyuman manis mengembang di wajah Gavrila. “Makasih, Tante.”

Megan mendekat pada Gavrila, ia mengelus kepala Gavrila kemudian tersenyum lesu. Megan memegang kedua tangan Gavrila dan menatap gadis itu lekat.

“Kamu harus sabar ya sama Ander. Dia dulu nggak begitu, tapi sekarang..” Megan berbicara sepelan mungkin dan memastikan hanya Gavrila yang mendengarnya.

Mr. Pilot Fallin' ✈ [Revised: Completed] || Terbit E-bookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang