10. Di Baliknya Ada Cerita

139K 6.8K 51
                                    

Ander duduk bersandar dengan nyaman di sofa yang ditempati olehnya dan juga Henry.

Dentuman suara musik yang keras memenuhi tempat itu, jangan lupakan lampu yang berkedap kedip. Para manusia yang terlihat berjingkrak-jingkrak tanpa peduli tubuh yang telah saling bergesekan dan peluh keringat yang hadir di lantai dansa. Asal mereka puas dan bahagia yang lain tidaklah penting.

Kedua pria tampan itu hanya duduk di sofa mereka selama tiga puluh menit tanpa beranjak sedikit pun. Tanpa saling berbicara, mata mereka sibuk memerhatikan lantai dansa di bawah sana. Menikmati musik di tempat mereka pun sudah cukup.

Hingga mata elang Ander menangkap seorang gadis berambut cokelat ikal di bawah sana. Gadis itu memakai lace dress berwarna hitam dengan jahitan payet, terbelah pada bagian dada dan panjang di atas lutut, terbalut pas di tubuhnya.

 Gadis itu memakai lace dress berwarna hitam dengan jahitan payet, terbelah pada bagian dada dan panjang di atas lutut, terbalut pas di tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Source: google

Terlihat menawan tetapi Ander merasa jengah melihat pakaian gadis itu.

Si gadis terlihat sedang melompat di bawah sana dengan seorang pria yang berada di dekatnya. Menikmati musik dan bersenang-senang.

Rahang Ander mengeras. Dengan kasar ia menaruh gelasnya di atas meja dan langsung bergegas ke bawah. Mengabaikan teriakan Henry yang memanggilnya.

Menerobos ke dalam kerumunan manusia yang berada di lantai dansa, kemudian berhenti di depan gadis yang tidak menyadari kehadirannya. Gadis itu sudah tenggelam dalam tariannya, mengadu jenis tarian dengan beberapa pria di sekelilingnya.

Ander memindai gaya berpakaiannya dan sikap gadis itu yang seakan-akan lupa sekitar. Giginya bergemeletuk mendapati tubuh mulus itu menjadi bahan tontonan dan sentuhan para pria hidung belang.

Menarik tangan gadis itu dengan kasar sehingga membuatnya terkejut. Ia menoleh pada pria yang telah berani menarik tangannya dan mendapati Ander yang sudah menyeretnya keluar dari kelab dengan cepat.

Begitu sampai di luar kelab Ander melepas tangan gadis itu dan menatapnya dengan tajam.

“Saya nggak nyangka ternyata kamu seperti ini,” ucap Ander dengan tajam.

Gavrila, gadis itu memandang Ander lalu berdecak pelan. “Pak Pilotku Sayang, umur saya sudah cukup untuk berada di tempat ini.”

Ia sedikit mengelus pergelangan tangannya yang dipegang dan ditarik dengan kasar oleh Ander itu.

Seperti ada suatu gelitikan samar ketika mendengar kata sayang dari bibir yang dipolesi lipgloss itu.

“Apa kamu sering ke kelab?” Tatapan setajam elang itu jatuh pada Gavrila.

Gavrila sedikit takut dengan tatapan itu tetapi ia berusaha tenang karena dirinya tidaklah melakukan kesalahan apa pun.

“Nggak sering-sering amat. Kalau kerjaan kelar terus ada yang ngajak pesta ya pasti ke kelab. Pekerjaan saya itu nggak jauh-jauh dari dunia malam,” jelasnya yang membuat Ander semakin mengetatkan rahangnya.

Mr. Pilot Fallin' ✈ [Revised: Completed] || Terbit E-bookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang