11. Bikini??

142K 6.1K 52
                                    

“Selamat malam,” sapa Gavrila begitu masuk ke dalam mobil.

Ander menoleh sekilas. “Malam,” sahutnya singkat lalu mengemudikan mobilnya menjauh dari restoran.

“Saya nggak ngerepotin kan?”

“Kesadaran dirimu saja.”

Gavrila tidak mengindahkannya. Ia menatap pria itu di antara kegelapan mobil yang sesekali disinari lampu jalanan.

Keduanya sebenarnya tidak ada janji tapi Gavrila hanya ingin saja bertemu dengan Ander, berhubung pria itu berada di Indonesia. Jadinya setelah selesai mengikuti fashion show ia meminta Ander untuk menjemputnya yang disanggupi Ander.

“Pak.”

“Hmm?” Ander menyahut pelan.

“Saya pernah bilang kalau Bapak ganteng?”

Ander hampir saja mengerem mendadak. Gavrila terkadang kalau berbicara tidak memikirkan kondisi pihak lain.

Lelaki itu berusaha tetap menampilkan tampang datarnya. “Sepertinya sudah.”

“Tapi malam ini Bapak lebih ganteng,” kata Gavrila dengan jujur.

Ia merasa pria dewasa di sisinya ini terlihat lebih tampan dari hari sebelum-sebelumnya.

Tidak, tidak, bukan Ander tidak tampan, ia sangat tampan tetapi ketampanannya seakan terus bertambah.

Uhh.. Gavrila merutuk dalam hati, ia sering bertemu model pria yang bahkan lebih tampan dari Ander tetapi entah mengapa, ada nilai lebih pada Ander dan Gavrila justru menyukainya.

Ander tidak memberikan tanggapan. Untuk apa menanggapi perkataan seperti itu, sangat tidak penting. Bukan sekali dua kali ia dipuji jadi rasanya biasa saja. Tidak ada sesuatu yang spesial.

“Saya juga baru sadar. Bapak kelihatan rapi, abis dari mana?”

“Ketemu klien.”

“Laki atau perempuan?” Gavrila menaikkan sebelah alisnya.

“Perempuan.”

Gavrila terbeliak di tempatnya. Ia menggembungkan pipinya lalu memalingkan pandangannya dari Ander. “Cantik?”

Ander tidak langsung menjawab pertanyaan Gavrila itu. Ia berpikir beberapa saat sebelum menjawab.

“Cantik.” Ia melirik Gavrila sekilas.

Gadis itu cemburu kah? Begitulah pertanyaan dalam benak Ander.

“Putih?”

“Ya, dia putih.”

“Kalah telak gue,” gumamnya pelan yang masih ditangkap pendengaran Ander.

Ander menoleh pada Gavrila. Raut wajah gadis itu berubah sedikit sendu tetapi segera ditutupinya dengan senyuman kecil. Ander menggelengkan kepalanya, gadis yang aneh.

“Pak.”

“Hmm?”

“Bisa temenin saya dua hari lagi untuk pemotretan?” Gavrila menatap Ander dari samping.

“Di mana?”

“Di luar kota. Bisa ya, Pak? Nggak jauh-jauh banget kok. Yaa??” Gavrila memasang tampang sememelas mungkin.

“Jangan memasang tampang begitu.” Ander berkata dengan dingin. “Jam berapa?”

“Jam 1 siang.”

“Oke.”

“Bapak mau?”

“Hmm.”

“Makasih, Pak, kan jadi makin suka,” seru Gavrila dengan senang.

Mr. Pilot Fallin' ✈ [Revised: Completed] || Terbit E-bookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang