12. Tanggapan Miring

141K 6.4K 76
                                    

“Jadi.., terima kasih, Pak,” ujar Gavrila begitu turun dari mobil Ander.

Ander mengangguk sekilas. Ia baru akan menyalakan mobilnya kembali tetapi tertahan karena Gavrila mengetuk kaca mobilnya.

Ander menurunkan jendelanya lalu menatap Gavrila.

“Bapak mau mampir?” Tanya Gavrila dengan ragu, senyuman kecil hadir di wajahnya.

“Tidak.”

“Mampir sebentar saja, Pak, siapa tahu terjadi hal yang iya-iya,” ujar Gavrila membujuk sambil tersenyum jahil.

Ander menaikkan sebelah alisnya. Menggelengkan kepalanya lalu menaikkan kaca jendelanya tetapi tertahan.

“Tunggu, Pak,” cegah Gavrila memegang kaca jendela.

Ander menghela nafasnya. Ia memandang Gavrila dan menunggu apa yang ingin dikatakan gadis itu.

Gavrila membuka pintu mobil penumpang, menatap Ander cukup lama lalu mengecup pipinya. Ia tahu, dirinya sangat tidak tahu malu dan ia benar-benar malu sekarang tetapi Gavrila sangat ingin melakukannya.

“Hati-hati, Pak,” kata Gavrila kemudian keluar dari mobil dan berlari masuk ke dalam apartemen.

Ander masih dalam mode terkejutnya. Ia memegang pipi kirinya yang dikecup Gavrila. Betapa berani gadis itu.

Tetapi Ander merasakan wajahnya perlahan memanas efek dari kecupan barusan.

***

Mata itu mengamati dengan lekat apa yang sedang dilihat olehnya. Seorang yang dikenalnya sedang berdiri di depan pintu masuk dan bercengkrama dengan seseorang. Ia menatap dengan tajam interaksi mereka.

Lihat saja senyuman manis itu ditujukan bukan untuk Ander melainkan untuk orang lain. Dengan tatapan yang tajam, langkah yang tegas, ia menghampiri kedua orang itu.

Begitu Ander berdiri di depan mereka, gadis itu terkejut melihat sosok pilot tampan tersebut.

“Pak Pilot?”

Orang yang sedang mengobrol dengan Gavrila pun menoleh dan mendapati Ander yang menatap keduanya dengan dingin.

Gavrila melangkah lebih dekat pada Ander dengan senyuman lebarnya.

“Bapak ngapain di sini? Udah balik? Kok nggak bilang saya?”

Ander bukannya melihat Gavrila, ia justru menatap lelaki yang tadi mengobrol dengan Gavrila itu.

“Siapa dia?” Ander menoleh pada Gavrila dengan pandangan yang menusuk.

Gavrila memerhatikan Ander karena reaksinya yang dingin dan ketus, sedikit aneh.

“Ini Leo, junior sekaligus rekan saya di agensi,” jawab Gavrila.

Ia memberi kode pada Leo untuk berkenalan dengan Ander.

Leo yang mengerti pun mengenalkan dirinya pada Ander. “Saya Leo.”

“Ander.” Singkat saja dan tidak bersahabat tatapannya.

Gavrila menarik Leo lalu berbisik pada pria itu setelahnya Leo pun masuk ke dalam agensi. Meninggalkan Ander dan Gavrila di depan.

Gavrila menatap Ander. “Mau ajak saya makan siang, Pak?”

“Tidak. Saya hanya ingin memberikan titipan Mama.” Ander memberikan sebuah tas kertas yang dari tadi dipegangnya kepada Gavrila.

Gavrila menerimanya dengan ragu. Ia mengeluarkan isinya lalu menatap Ander dengan bingung karena Gavrila mendapati dua kotak, satunya berisi sepatu dan satunya lagi gaun begitu gadis itu mengintipnya sedikit.

Mr. Pilot Fallin' ✈ [Revised: Completed] || Terbit E-bookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang