Tak sengaja aku bertemu dengan Pak Dani di sebuah mall saat sedang berbelanja untuk kebutuhan Rendra. Laki-laki itu melihat ke arahku lalu menghampiri.
"Bu Pono. Kebetulan kita bertemu di sini. Lagi belanja?" Ia memberondongku dengan pertanyaa. Senyumnya ramah dan hangat. Seorang pengawal berada agak jauh dari tempatnya berdiri ia isyaratkan agar menjauh.
"I-iya, Pak. Ini lagi belanja kebutuhan anak."
"Kok gak ditemani suami atau asisten, Bu?"
"Udah biasa sendiri, Pak. Suami juga lagi sibuk."
Keringat dingin mulai menyergapku. Kenapa kenangan tentang Mas Hartoko muncul kembali?
"Maaf, Pak. Sepertinya saya harus pamit dulu."
"Oh, iya, Bu. Mari silakan. Jangan lupa makan siang, ya, Bu. Takut maaghnya kambuh."
Aku berdiri mematung. Ucapannya barusan mengingatkanku pada seseorang yang selalu memperhatikan makanku.
Setiap waktu makan tiba, ia tak kan absen mengingatkan.
'Bagaimana bisa lelaki ini mengatakan hal sama yang sering diucapkan mantan kekasihku dulu? Apa jangan-jangan benar dia Mas Hartoko?'
"Kok malah bengong, Bu. Katanya tadi mau jalan duluan. Mari silakan. Senang bertemu dengan ibu. Salam untuk suami."
Aku pun mengangguk tazim lalu bersalaman.
Di sepanjang jalan kata-kata lelaki itu tetap terngiang. Apakah ini sengaja atau kebetulan?
Pikiranku benar-benar terkuras habis memikirkan hal ini.
"Sudah sampai, Bu!" ucapan sopir mengagetkanku.
Saking sibuknya memikirkan Pak Dani sampai-sampai gak menyadari kalau mobilku sudah berhenti di depan teras.
**
Malam ini suamiku pamit pulang terlambat. Aku sudah bisa menebak pasti dia akan bertemu janji dengan koleganya. Apa dengan Dani?
Ah, sudahlah. Toh biasanya Mas Pono juga seperti itu-itu saja jadwalnya. Yang penting dia gak selingkuh di belakangku. Lagian selama ini kan hanya aku yang dia punya.
Tengah malam suamiku baru kembali. Sengaja aku belum tidur dan menunggu. Hingga tengah malam ....
"Baru pulang, Mas?" sambutku saat dia membuka pintu kamar.
"Iya, baru selesai semua. Kok belum tidur?"
"Sengaja nungguin kamu."
"Biasanya juga sudah lelap, tumben?"
Aku pun merangsek tubuh kurus suamiku yang kini duduk santai di sofa kamar.
Kubiarkan rasa penasarannya. Namun, saat aku akan membuka suara rasanya mulut ini terkunci seketika."Ada apa tho, Bu?"
"Emang gak boleh manja begini sama Mas?" Akhirnya aku pun tak jadi bertanya.
Rasa kantuk yang menyergap membuatku akhirnya terlelap di pangkuan suamiku hingga beberapa saat. Hingga akhirnya dia membangunkanku untuk pindah ke ranjang.
**
"Selamat pagi, Bu. Sedang berkebun?" Pertanyaan seorang lelaki yang kuhapal suaranya mengagetkanku.
Bagaimana mungkin pagi-pagi begini dia sudah ada di rumahku?
"I-iya, Pak. Apa mau bertemu suami saya?"
"Nggak, Bu. Kebetulan saya semalam minta izin menginap di sini. Habis rapat sampai malam, capek mau kembali ke hotel."
"Ohh." Hanya itu yang mampu keluar dari mulutku.
Kulanjutkan menyemprot bunga-bunga kesayanganku tanpa menghiraukan Pak Dani lagi.
"Cantik-cantik ya bunganya? Saya jadi teringat dengan kekasih saya di desa yang dulu juga sangat rajin merawat bunga-bunganya mirip Bu Pono ini. Sayang akhirnya dia memilih meninggalkan saya demi lelaki pilihan bapaknya yang jauh lebih mapan dan kaya dari saya."
Tanganku berhenti menyemprotkan air. Otot-ototku serasa kaku tak bisa digerakkan semua. Jangan-jangan benar yang kupikirkan selama ini?
'Ahh ... bisa saja ini hanya kebetulan.' Segera kutepis pikiranku yang mulai mengelana.
"Maaf kenapa Bu Pono jadi bengong? Apa kisah saya barusan mengganggu ibu? Kalau begitu saya minta maaf."
"Oh, tidak pak. Saya hanya bersimpati dengan kisah bapak. Padahal Pak Dani juga seorang pengusaha kaya," kataku seraya tersenyum. Mencoba menepis segala risau dan debaran jantung yang kian cepat berdetak.
![](https://img.wattpad.com/cover/183250819-288-k143272.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki Cungkring itu Suamiku (Complicated)
General FictionPono adalah seorang pengusaha sukses di bidang furniture. Hasil produksi yang dihasilkan perusahaannya telah memenuhi seantero sudut Indonesia, bahkan beberapa negara tetangga. lelaki kurus yang hobi mengumpulkan barang antik itu akhirnya bertemu s...