6. married?

43.8K 739 4
                                    

SATU BINTANG
SATU KEBAIKAN!

Sisca duduk disofa bersama dengan mama boy dan papa boy serta boy itu sendiri. Mereka terlihat akrab dengan canda tawa padahal baru saja bertemu. Memang sisca adalah tipe anak yang cenderung supel jadi tidak heran jika dia mudah bergaul.

"Pah mama kayaknya cocok nih sama sisca dia orangnya enak diajak ngobrol." Bisik tini ditelinga tio membuat boy dan sisca mengernyit heran.

"Apaan sih mama sama papa kayak anak kecil, padahal udah setua ini masih bisik bisik." Kata boy membuat tini tertawa.

"Yaudah deh mama omonginnya keras keras nih dengerin baik baik ya."

"Sisca mama cocok sama kamu jadi kamu harus jadi menantu mama." Seketika sisca terkejut bukan main, boy? Dia sudah menebak tini pasti akan bicara tentang ini.

"Jadi menantu mam? Maksudnya apa?" Sisca memang memanggil tini dengan sebutan mam karna tini sendiri lah yang menyuruhnya.

"Ya kamu married lah sama boy gimana sih, cantik cantik lola juga." Kata tini.

"Anjay ngegas! Mah dimana mana tuh ya kalo minta sama orang ngomongnya harus baik baik." Kata tio dengan gaya kekiniannya.

"Paan sih papa gaje deh ah. Udah pokoknya sisca dengan boy married lusa!" Kata tini dengan menggebrak meja dengan kepalan satu tangan layaknya hakim.

"Tapi gimana orang tua sisca?" Sisca khawatir dengan orang tuanya sebab pacaran saja tidak boleh apalagi married diusia dini.

"Udah itu urusan gampang. Sini minta nomer wa mama kamu." Pinta tini.

Lalu sisca memberikan ponselnya yang tertera nomer wa ibundanya itu.

"Udah! Sekarang kamu pulang lalu bicara dengan orang tuamu." Kata tini dengan senang tak luput dari senyuman.

"Boy antar dia sampai rumah!" Kata tio tegas, boy hanya menganggukkan kepalanya malas.

Sebelum pulang tak lupa sisca mencium tangan kedua orang tua boy lalu memberikan salam.

Diperjalanan menuju rumah sisca, mereka berdua hanya berdiam diri tak ada suara. Hening, bagaikan rumah tak berpenghuni.

"Em..boy kamu mau married sama aku? Secara kita gak saling cinta dan tiba tiba mama kamu bilang nyuruh kita married." Sisca menatap jauh jalan didepan.

"Mau gak mau harus gue lakuin." Kata boy dingin.

"Kenapa ya tiba tiba mama kamu nyuruh kita married?" Sisca penasaran dengan hal itu.

"Karna lo cewek pertama yang gue bawa kerumah." Alibi boy.

Sisca termenenung mencerna perkataan boy, apakah dia adalah first kiss nya juga? Tapi gak mungkin kan seorang boy masih first kiss.

"Iyaa itu first kiss gue." Kata boy seolah olah membaca pikiran sisca.

Sisca terjerengut kaget, "ka..kamu bisa baca pikiran?"

"Sedikit." Kata boy dengan menunjukan smirk nya.

"Maaf soal di uks tadi, gue kira lo cewek norak yang bangga gue cium." Kata boy sambil melihat manik mata sisca. Mereka pun saling bertatapan cukup lama membuat boy tenggelam dalam kenyamanan itu. Sampai akhirnya...

"Boy lampunya udah ijo!!!!" Kata sisca sambil menampol pipi boy agar melihat kedepan.

"Iya iya gak usah nampol gitu juga kali!"

Tak lama mereka pun sampai dirumah sisca yang tak kalah megah dengan rumah boy.

"Assalamulaikum!" Kata sisca saat memasuki rumah.

"Waalaikumsalam!" Jihan yang merupakan ibunda sisca pun menyambutnya.

"Loh nak ini siapa?"

"Kenalin tante, calon menantu."

BINTANGNYA WOY!
MAKSA NIH GUE!

SISCA(hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang