Irul menghentikan motornya di tempat yang ditunjuk Ling Fey.
"Disini, Non?" tanya Irul heran.
"Iye, napa? Lu nuduh gua membohongi lu?" sahut Ling Fey pura-pura tersinggung.
Irul menggaruk rambutnya yang tak gatal.
"Bukan begitu, Non. Tapi ini.. di kuburan," kata Irul sembari menunjuk sekeliling mereka.
Tepok jidat.
Ling Fey memang aslik ceroboh. Dia sengaja enggak mau turun didepan rumahnya. Pertama dia gak mau ada orang rumah yang mergokin dia pulang diantar mas-mas, kedua dia khawatir Mas Ustad beneran nekat akan datang melamarnya. Bisa botak dia digundulin papi-nya!
Itu yang membuat Ling Fey minta diturunin di sembarang jalan. Tapi mestinya enggak di kuburan gini kelesss..
"Hehehe, Ling Fey jadi lupa. Salah jalan, Mas Ustad! Ayo cabs!"
Dia merapatkan tubuhnya ke tubuh Irul dan memeluknya erat.
Irul tersentak.
Lagi-lagi gunung kembar Ling Fey yang menempel di punggungnya membuatnya jengah.
Ia beringsut maju. Tapi posisinya jadi kurang nyaman. Mana enak membawa motor dengan duduknya yang terlalu di ujung sadel?
Irul melepas uraian tangan Ling Fey yang melingkar di pinggangnya.
"Cieeee.. grogi dipeluk cewek ya?" goda Ling Fey.
Wajah Irul memerah malu. Cewek ini terlalu liar baginya, tapi bagaimana lagi jika Allah Subhanahu Wa Ta'ala sudah menggariskan dirinya berjodoh dengan gadis ini.
"Non, bukan begitu. Cuma tak nyaman saja dalam posisi seperti ini."
Ling Fey tersenyum nakal menyadari pemuda polos yang tersipu-sipu didepannya.
Isengnya kambuh.
Dia berbisik dan mendesah di telinga Irul, "aahhh, kamu horny ya?"
Kini telinga Irul yang merah padam. Apalagi saat tangan Ling Fey dengan lancang meremas selangkangan cowok alim itu.
"Rada ngaceng tuh," komentar Ling Fey tengil.
Irul mengurut dadanya frustasi. Bagaimana pun dia itu cowok normal, digodain terus oleh calon bini membuat kelelakiannya terbangun meski dia mati-matian berusaha tak terpengaruh.
"Astaghfirullah, Non. Tolong jangan menyentuh saya sembarangan sebelum kita dihalalkan Allah."
Kali ini gantian Ling Fey yang beringsut mundur. Sepertinya ia terlalu jauh menggodai mas ustad cupu ini.
Kapok lu! Sekarang dia minta dikawinin!
"Udah, gua turun sini aja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
29. Mas Ustad, Wo Ai Ni! (TAMAT)
General FictionPUJI TUHAN, BERKAT DOA KALIAN SEMUA NOVEL INI TELAH MENJADI PEMENANG UTAMA BEEROMCOM CHALENGE. SEMENTARA EBOOK BELUM BISA DI LAUNCH, KALIAN BISA MENDAPATKAN CERITA INI KOMPLIT DI KARYAKARSA. CARI AKUNKU VALENTC. NOVEL CETAK TELAH TERSEDIA.. HUB B...