Ayah memanggilnya pulang tentu bukan untuk urusan main-main.
Ternyata dugaan Irul benar, ayahnya menanyakan tentang calon muhrimnya.
"Gimana kabar si Ipeh, Gus? Kenapa kamu belum membawanya kemari untuk menemui Ayah? Ingat, Ayah ndak merestui sebelum kamu membawanya menemui Ayah!" Tegas ayahnya.
Irul bingung menjawabnya, tapi akhirnya dia memutuskan berterus-terang pada ayahnya.
"Yah, Non masih belum yakin sama saya."
Mata Ayah mendelik kaget mendengar ucapan putra kebanggaannya.
Apa yang kurang dari putranya, Irul?
Sudah ganteng, pintar, soleh lagi! Dia calon mantu idaman yang diincar banyak penduduk desa sini!
"Dia mau cari seperti yang bagaimana lagi? Cari sultan?" sarkas Ayah.
Sabilla terkikik mendengar sindiran bapaknya.
"Babe tauk aja masalah sultan toh? Abang kan emang anak sultan!"
"Ngawur! Abangmu iku anak bapak, bukan anak sultan! Bukan anak keraton atau ibumu selingkuh sama yang namanya Sultan.. sapa toh, Buk?"
"Sultan Jorghi, Pak," sahut Ibu kalem.
"Ya itu, Sultan Jorghi! Eh, Ibu kenal darimana yang namanya Sultan Jorghi?" tanya bapak curiga.
Ternyata Sabilla salah, bapaknya gak ngerti istilah kekinian 'anak sultan'. Kini dia malah curiga ibunya selingkuh sama Sultan Jorghi hingga menelurkan anak secakep Irul yang kadar ketampanannya jauh diatas level dirinya!
"Yaelah, Pak. Sultan Jorghi itu bintang pelem. Masa mau dia kenalan sama perempuan desa kayak ibuk?"
Bapak baru bisa bernapas lega. Untuk sesaat pikirannya korslet, sempat menuduh yang ndak-ndak pada istrinya yang polos ini.
"Kembali ke Ipeh, Gus. Kenapa dia ndak mau sama kamu?" tanya Bapak dengan raut tak suka.
"Bukan tak mau, Yah. Tapi belum yakin. Masalahnya.. papa Non sepertinya kurang setuju Non dapat orang seperti Irul."
"Loh, kenapa?" Bapak terus mengejar.
"Irul kurang paham, Yah. Mungkin karena kita orang desa," pikir Irul polos.
Bapak mendengus kesal mendengarnya.
"Sok betul keluarga mereka, Gus! Sudah, mending kamu batalin aja taarufmu sama si Ipeh. Disini banyak gadis yang mau kamu peristri. Ada Ijah, Kusumawati, ada.."
"Yah, Irul tak bisa dengan yang lain," potong Irul sopan.
"Apa kamu sudah dipelet sama si Ipeh?" sentak Bapak kesal.
"Bukan, Yah," Irul menggeleng dengan wajah merah padam, "Irul sudah terlanjur.."
"Terlanjur sayang?" timpal Sabilla menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
29. Mas Ustad, Wo Ai Ni! (TAMAT)
General FictionPUJI TUHAN, BERKAT DOA KALIAN SEMUA NOVEL INI TELAH MENJADI PEMENANG UTAMA BEEROMCOM CHALENGE. SEMENTARA EBOOK BELUM BISA DI LAUNCH, KALIAN BISA MENDAPATKAN CERITA INI KOMPLIT DI KARYAKARSA. CARI AKUNKU VALENTC. NOVEL CETAK TELAH TERSEDIA.. HUB B...