04 : Gemes sama Mas Ustad

2.5K 182 67
                                    

Sesaat sebelum bibir mereka bersentuhan, Irul tersadar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesaat sebelum bibir mereka bersentuhan, Irul tersadar.

"Astaghfirullah, maaf Non.  Ini gak benar."

Irul sudah beranjak untuk berdiri, namun kaki Fey menjegalnya hingga tubuh Irul kembali menindih Fey.

Kakinya melingkar di paha Irul, hingga lelaki itu tak bisa leluasa bangkit berdiri.

"Non.."

"Diem!"

Entah mengapa Fey jadi gemas melihat bibir Irul yang setengah terbuka.

Dia menarik tengkuk Irul lalu melumat bibir cowok itu.  Mata Irul sontak membelalak lebar, tangannya menapak untuk menyangga  tubuhnya.  Sialnya, tangannya tak sengaja menapak diatas dada telanjang Fey.

Dengan kikuk ia melepas pegangan tangannya di dada Fey.

Bluk!

Tubuhnya spontan jatuh menempel di tubuh Fey.

Irul terdiam kaku.  Sekujur tubuhnya dapat merasakan halusnya kulit Fey dan kenyalnya tubuh gadis itu, terutama di bagian dadanya.  Dia takut terlena.

Apalagi gadis yang dianggapnya calon muhrimnya itu terus mencumbui bibirnya.

Ini sungguh godaan syaiton yang luar biasa!

Irul sempat terlena dan membalas ciuman Fey hingga suara kucing berantem mengagetkan gadis centil itu.

"Woaaaa!"

Mata Fey mendelik menyadari dirinya yang telanjang bulat tengah memeluk Irul dan berciuman penuh gairah.

Plak!

Spontan dia menampar Irul hingga ciuman mereka terburai.

Fey segera menarik handuk yang tadi terlepas dan menutupkan ke tubuh montoknya.

"Ish, Mas Ustad mesum!"

Irul menggeleng dengan wajah merah padam.

"Astaghfirullah, tidak Non.  Tadi Non yang menarik saya lalu.. mencium paksa saya."

Memang seperti itulah kenyataannya, tapi dasar Fey tengsin, masih saja dia berkilah.

"Lah, kenapa lu mau gua cium?!  Ngarep kan?  Hayooo.."

Irul terdiam.

Dia mengutuk kelalaiannya sendiri.

Beberapa saat kemudian, Fey sudah berbaring santai di ranjang Irul dengan mengenakan kaus kebesaran milik Irul.

Di balik kaus itu Fey tak mengenakan apapun.  Irul sudah menawarkan celana pendeknya, namun Fey menolaknya.  Gerah katanya.  Dia cuek saja meski hanya memakai kaus yang panjangnya setengah pahanya itu.  Entah mengapa Fey merasa nyaman dan aman berada di samping Irul.

29. Mas Ustad, Wo Ai Ni!  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang