08 : Jalan-jalan bersama calon

1.8K 166 96
                                    

"Kak Ipeh, ini bagus gak?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Ipeh, ini bagus gak?"

"Kak Ipeh ini keren kan?"

"Kak Ipeh, ini cocok buat Billa kan?"

"Kak Ipeh, ini ..."

"Kak Ipeh..."

"Kak Ipeh..."

Celotehan manja Sabilla yang selalu menanyakan pendapat Fey membuat Irul terusik.

Hadeh, meskipun dia senang dalam waktu singkat adiknya bisa cocok dengan calon muhrimnya, tapi jujur Irul merasa tersisihkan.

Biasanya minat Fey selalu tertuju padanya, kini adiknya merampok semua waktu dan perhatian gadisnya.

"Sabilla, jangan menganggu orang terus. Si Ipeh itu pasti ndak suka kamu ikuti terus."

Untung bapaknya sudah menegur duluan, jadi Irul gak perlu memutar otak untuk mengusir adiknya dari sisi Fey.

"Ish, babe! Kak Ipeh gak terganggu kok sama Billa. Iya kan Kak?" rajuk Sabilla manja.

Fey balas nyengir lebar.

"Gakpapa kok Be.."

Cengirannya menciut ketika dihadiahi pendelikan mata si ayah.

"Maaf, Be. Salah gua apa?" Fey bertanya heran,  dan semakin bingung. Bapaknya Irul melotot makin lebar padanya.

"Ish, Babe. Kak Ipeh jangan dibully atuh. Dia kan gak tahu kalau Ayah gak suka dipanggil babe," bela Sabilla.

Nah lho.

Fey baru tahu kalau bapaknya Irul gak suka dipanggil 'Babe '.

Tepok jidat deh.

"Adouw, adouw," Sabilla mengaduh ketika ayahnya menjewer telinganya gemas.

Dia makin kesal ketika ayahnya menarik menjauh dari Fey. Mungkin ayahnya ingin menghindari pengaruh buruk Fey pada anak gadisnya. Dia tak suka dengan barang-barang yang dipilih Fey untuk Sabilla.

Terlalu terbuka.

Ohya, mereka memang lagi jalan-jalan ke mal. Fey mengajak ke butik dan memilihkan pakaian untuk Sabilla yang dengan cepat mengidolakannya.

"Be, kok Kak Ipeh ditinggal sih? Billa mau sama Kak Ipeh!" Protes Sabilla.

"Dia teman kakakmu, bukan kamu!" Tegur Ayah.

"Babe salah. Dia teman Billa, bukan teman Bang Irul. Buat Bang Irul dia itu kan calon ist..." Mulut Sabilla ditutup oleh tangan ayah.

"Anak ini bawel banget toh! Trus laopo milih baju seperti ini, ndak cocok buat kamu Nduk!" omel ayah.

"Ish, Babe. Ndak ngerti model. Nyak.." Sabilla mengadu pada ibunya.

Namun ibu cuma menggeleng kepala, menurutnya pakaian yang dipilihkan Fey memang agak terbuka bila dipakai di kampung mereka.

29. Mas Ustad, Wo Ai Ni!  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang