NATALIA datang awal ke Green Corporation dengan semangat yang baru. Dia mesti tunjukkan sikap disiplinnya pada Freddy. Nanti tidak pasal-pasal hilang kerja lagi. Masa masuk ofis, lengang lagi. Belum ada staff yang datang. Dia duduk di ruang menunggu. Setengah jam lepas itu, Lusia datang.
"Awal Cik Natalia sampai?" sapa Lusia mesra.
"Panggil Natalia atau Lia aja, Lusia. Tida payah bercik-cik. Segan pula saya. Kalau boss sesuai laa dengan gelaran encik cik ni. Maklum, orang terhormat," kata Natalia.
Lusia tersenyum. "Saya rasa Lia suda tau boss kita tu macam mana, kan?"
Natalia mengangguk. "Saya suda tau, Lusia. Tapi, jangan laa risau. Saya cuba bertahan di syarikat ini."
Waktu itu juga Freddy sampai. Belum habis pun perbualan Natalia dengan Lusia, dia sudah meminta Natalia masuk ke biliknya. Laju Natalia mengejar Freddy.
"Duduk dulu, Natalia. Ada perkara saya mau bincang," ujar Freddy dan dia pun duduk di atas kerusinya.
Natalia juga duduk di atas kerusi, berdepan dengan Freddy. Lain macam pula Natalia tengok Freddy hari ni. Boleh pula berlembut dengannya.
"Untuk hari ini, saya belum bagi tugas berat pada Natalia. Saya mau ajak Natalia keluar," ujar Freddy.
Terkejut Natalia. "Keluar? Encik Freddy mau bawa saya keluar pergi mana?"
"Ada laa... Seorang P.A tida patut tanya banyak," kata Freddy.
"Ini suda termasuk dalam senarai tugas P.A ke, Encik Freddy?" perli Natalia.
Freddy tersenyum. "Ya, suda tersenarai."
Natalia menjungkit bahu. "Okeyy... saya terima kalau macam tu."
Freddy tersenyum bangga. Nampaknya asetnya jadi boss ni buat Natalia tunduk padanya.
"Jom gerak..." Freddy mula angkat kaki.
"Sekarang kah?" Dahi Natalia berkerut.
"Ya, sekarang. Ada masalah kah, Natalia?" soal Freddy.
Natalia menggelengkan kepala. Dia protes dalam hati. 'Kalau ya pun, kenalkanlah aku pada staff di luar. Tunjukkan di mana meja aku. Ini tida, terus bawa aku bertugas di luar. Apa yang melekat dalam kepala hidung tinggi ni, aku pun tida tau. Huhh!'
Bila lihat Natalia berdiri sambil fikir sesuatu, Freddy tidak fikir panjang. Terus dia tarik tangan Natalia keluar dari ofis. Terkejut Natalia. Cepat-cepat dia tarik tangannya daripada terus berada dalam tangan Freddy. 'Suka hati saja pegang tangan orang!'
Kereta mewah milik Freddy meluncur laju di atas jalan besar. Natalia tidak bersuara. Dia ikut saja ke mana Freddy membawanya. Tiba di satu destinasi, enjin dimatikan. Freddy mengajak Natalia melangkah masuk ke dalam butik pakaian.
"Pilih saja mana-mana yang Natalia suka." Terkejut Natalia bila disuruh pilih pakaian.
'Betul-betul laa pelik otak ini orang. Aku disuruhnya pilih kain. Pelik bin ajaib!'
"Encik Freddy sihat kah tida ni? Kalau tida, jumpa doktor." Natalia pandang muka Freddy. Tiada pula tanda-tanda orang sakit.
Freddy ketawa. "Hujung minggu ada party dengan family. Saya mau bawa Natalia jumpa dengan family saya," ujar Freddy.
"Buat apa?" Terkejut Natalia.
"Saya mau kenalkan bakal isteri saya pada diaorang." Freddy berterus-terang.
"Haaaah...???" Takut pula Natalia dengar.
"Encik Freddy ni memang akal pendek, ya? Saya kerja baru hari ini. Itu pun bukan dalam ofis, luar ofis. Bakal isteri? Hahahaaa..." Natalia rasa ada kelucuan di situ.
"Saya tida bergurau, Natalia." Serius pula muka Freddy.
"Suda laa, Encik Freddy. Benda ini mengarut. Encik Freddy boleh cari perempuan lain," tolak Natalia.
"Bukan senang mau cari perempuan yang ada kualiti. Perempuan yang menghabiskan duit berlambak di luar. Tapi, saya nampak keikhlasan itu ada pada Natalia."
Natalia terdiam.
"Saya terdesak cari calon. Saya tida mau mama pilih perempuan yang tiada kualiti. Sebab tu saya mau cari sendiri. Kita boleh buat kontrak, Natalia." Freddy pandang muka Natalia.
Natalia masih berdiri di situ. Soalan Freddy masih tidak dijawab. Dia ragu-ragu.
"Biar saya fikir dulu," kata Natalia. Freddy terpaksa akur.
#Bersambung