SEMAKIN dekat hari itu Natalia semakin gelisah. Dia tidak tahu kenapa dia harus gelisah. Kasih sukar dibentuk dan cinta payah disemai. Tapi, bila makin dekat hari untuk dia dan Freddy disatukan, dia gelisah. Resah amat. Kalau macam tu, orang panggil apa?
Dalam seminggu dua ini, Freddy agak sibuk di luar ofis. Dia banyak keluar meronda tapak pembinaan. Dia tidak bawa Natalia. Dia hanya suruh Natalia urus hal dalam ofis.
Petang itu, Freddy panggil Natalia masuk biliknya. Ada yang perlu dibincangkan.
“Minggu depan Eddy tidak masuk ofis. Tolong jaga ofis.” ujar Freddy.
“Eddy mau ke mana?” soal Natalia.
“Eddy mau ke pedalaman. Masuk kawasan hutan sikit. Ada tapak pembinaan yang belum siap di sana,” beritahu Freddy.
“Berapa lama?” Natalia bertanya lagi.
“Kira-kira dalam seminggu,” ujar Freddy.
Berkerut dahi Natalia. Nampak sangat garis kerisauan di matanya.
Freddy tersenyum. “Lia risau Eddy masuk hutan, ya?”
Natalia gelabah sikit. “Eh, bila pula orang risau? Jangan perasan laa!”
“Eh, tidak mau mengaku pula dia. Saham tida jatuh pun kalau mengaku,” tempelak Freddy.
“Buat apa laa Lia mau risau. Eddy tu bukan siapa-siapa pun pada Lia. Lia tu terfikir, boleh kah tida Eddy ni masuk hutan?” Natalia ketawa.
“Eh, tengok orang laa. Ini Freddy Rayyan tau. Luar dan dalam Eddy boleh redah.” Semangat betul Freddy berkata-kata.
“Bagus laa kalau macam tu!” Natalia hanya pandang Freddy.
“Oyaa... Majlis wedding kita tu mau dekat suda, kan? Eddy mau Lia urus pasal pelamin,” ujar Freddy.
Terkejut Natalia disuruh buat semua itu. “Kenapa pula Lia yang kena pergi seorang?"
“Lia nampak kan Eddy tida banyak masa. Dalam bulan ini, memang Eddy sibuk. Lia bawa laa Rifa temankan Lia.” Freddy bagi pendapat.
Masa Natalia masih berdiam diri, Freddy hulur sekeping kad padanya. Natalia pandang nama yang tertera.
“Eriz...?” soal Natalia terkejut.
“Kenapa? Terkejut?” soal Freddy.
Natalia pandang muka Freddy. “Eddy tempah pakej pelamin dari dia?”
“Ya. Senang sikit. Dia kawan Eddy. Dia suda bagi diskaun tu. Bawa Rifa sekali,” beritahu Freddy.
“Kenapa kena bawa Rifa?” soal Natalia.
Freddy pandang muka Natalia lama. “Eddy lebih suka kalau Rifa ikut. Bincang hal pasal pakej pelamin dengan Eriz saja, ya?”
“Eddy anggap Lia ni apa? Wanita yang rendah martabat? Lia terima perjanjian kontrak tu sebab mau selamatkan harta Eddy saja tau.” Natalia pandang muka Freddy dan keluar dari situ. Malas dia mau berbalah dengan Freddy.
Dia duduk di mejanya dan berfikir. Nampaknya sekali lagi dia akan bersua muka dengan Eriz. Kuatkanlah hatiku!
**********
FREDDY sudah berlepas ke pedalaman. Hari itu juga dia hubungi Rifani. Nasib baik Rifa tidak sibuk. Dia temankan juga Natalia untuk uruskan hal pelamin.
“Kau suda ada boyfriend kah, Rifani?” Natalia bertanya.
Rifani ketawa. ”Apa punya soalan laa? Macam penyiasat.”