BAB

17 2 0
                                    

Berlari ku tergesa ke pintu yang terbuka
seperangkat alat bersuci siap menyambut
lepas celana tak tahan menahan rasa
jongkok ku nikmat dari yang kalian maksud.

Satu jatuh
dua jatuh
tiga putus setengah
tak ingin pergi, ah.

Ku usir!
Urat sfingter ku ngotot
menyalur hingga kepalaku
perjuangan agak kolot
"Pergilah! Bergabunglah bersama temanmu."

Tempatmu bukan disini lagi wahai emas hitam
separuhmu sudah berkulai kemambang lemas.
Ikhlaskan aku,
temani mereka sampai kapan pun
serta cam kan lah ini:
Aku takkan pernah menyebutmu ampas.

Pada akhirnya, Ia dengan rela jatuh
lega raga ini menyeluruh
ku sirami semua sebagai adab bersuci
kenakan celana dan keluar dengan lega hati.

Pintu kakus membelakangi
menjadi tempat merenung diri
termenung aku
lupa diriku akan sesuatu.

Oh Tuhan, terima kasih atas nikmat-Mu
menyantapi semua daripada nikmat-Mu,
mengeluarkan sisa yang masih berguna
dan maaf Tuhan, aku masih sering terlena.

Ketika Kang Truman BercelotehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang