Entah apa yang bisa terucap indah
dari rasa yang bertabur cemas
merakit sebuah kepastian dalam dawai,
agar apa yang sudah kukatakan
menjadi hal yang tentu indah.Aku yang masih menyimpan bunga mimpi
tentang manis mu dalam suratan
pena dengan tinta-tinta asmara
mengaksara dalam hati, penuh guratan.Diam-diam,
aku menaruh harapan pada ruang rindu
yang luasnya menghampar hijau.
Menantimu kembali ke dekapanku.Goresan demi goresan
yang telah kita cipta, melekat pada kisah
dalam memori indah kita berdansa
menahan perih luka dan lengket darah.Bertemu pada satu titik
waktu kita akan jeda dalam mereka jejak
kita mulai berpaling, menuju tambatan diri
dengan satu janji.
“Suatu saat kita akan kembali bersama."Enggan untuk aku lewati
tempat dulu kita bersama
yang kini masih utuh adanya.
Yang masih setia menunggumu
seperti aku yang tiap hari
titip rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Kang Truman Berceloteh
PoetrySekumpulan Puisi Dengan tambahan sedikit beberapa narasi. Berisi tentang problematika di masa produktif tentang kasmaran, cinta, moral, etika, hingga patah hati yang disampaikan secara metafora dan beberapa bersifat sarkas serta satire. Dengan mengg...