Sehun tengah berbaring di kamarnya saat seorang wanita paruh baya menyiramkan segelas air putih pada wajahnya.
"Yakkk!!! Mamah! Kenapa menyiramku!! Aku kan bukan tanaman!!!" Sehun berteriak saat melihat siapa yang menyiramnya.
"Bangun! Mandi! Turun! Lalu sarapan! Ini sudah jam 11 siang, OH SEHUN!!!" Mamah Sehun memberikan penekanan pada akhir kalimatnya. Sarapan? Ya sarapan, mengingat Sehun melewatkan sarapannya pagi tadi.
"Tapi maaaaaammmm..... Ini Minggu!" Bantah Sehun yang hendak membaringkan lagi tubuhnya.
"Bangun sekarang atau mamah patahkan kartu debit mu!"
"Nooooo! Aku mandi!!" Sehun turun dari ranjangnya. Jika saja mematahkan kartu atm itu mendapatkan sanksi, pasti mamah tidak akan mengancamnya seperti ini.
Melihat sang anak sudah memasuki kamar mandi, Mamah Sehun hanya tersenyum penuh kemenangan sebelum turun ke lantai bawah.
"Kenapa Sehun di bangunkan?" Tanya sang suami saat melihat istrinya mulai masuk dapur.
"Ini sudah waktunya makan siang, pah..."
"Tapi kan ini Minggu?"
"Papah membela Sehun?"
"Papah hanya bertanya. Lagipula Sehun sudah bekerja keras semalam."
"Bekerja keras apanya? Dia pulang dari kantor papah harusnya jam 7 malam, tapi dia bersenang-senang di diskotik. Bekerja keras menabur sperma baru benar!"
"Uhukuhukuhuk" papah terbatuk mendengar ucapan sang istri.
"Begitu juga kan anak kita."
"Kalau jelek saja anak kita, kalau baik saja anak papah?" Sindir mamah sembari mendudukkan tubuhnya disamping sang suami.
"Hehehe...."
"Hari ini dia datang kan?" Tanya mamah mengalihkan pembicaraan.
"Heum, lama tak bertemu sejak dia berkuliah di Swiss" papah tersenyum.
"Dulu waktu kecil, kalau kita pamit dia pasti nangis. Sekarang, dia yang sering meninggalkan kita."
"Nanti kita protes seperti itu ya mah..."
"Dia bilang akan mengenalkan gadisnya..." Mamah meletakkan cangkir tehnya, tak jadi meminumnya mengingat jika sang anak angkat yang akan pulang mengatakan ingin mengenalkan kekasihnya. Meskipun anak angkat, kedua orang tua Sehun menyayanginya sebagaimana menyayangi Sehun.
"Anak itu sudah berani membawa anak orang. Berbeda dengan dia yang suka meniduri anak orang."
"Siapa yang meniduri anak orang mah?" Sehun berjalan sembari mengancingkan kaus polo nya.
"Kau!" Bentak mamah.
"Putra mamah cuma dua. Yang satu sudah berani membawa anak orang pulang untuk di kenalkan, yang satu hanya suka meniduri anak orang."
"Dia pulang?"
"Ya dia pulang." Jawaban papah mampu membuat Sehun tersenyum lebar.
"Aku pulang...." Seorang pemuda dengan switer hitamnya berdiri di ambang pintu dapur, Sehun yang awalnya memunggungi langsung berbalik. Senyum lebarnya langsung merekah menghiasi wajah tampannya.
"Jongin hyung!!!" Sehun memeluk sang kakak angkat, sebuah pelukan erat mengingat mereka bertemu terakhir 4tahun yang lalu saat Jongin akan pergi ke Swiss.
"Aku merindukanmu." Bisik Sehun, hidungnya mencium aroma khas dari sang kakak.
"Oppa..." Bisik seorang gadis di belakang punggung Jongin membuat Sehun membuka matanya. Menyadarkan dirinya dari kenyamanan pelukan hangat sang kakak.
![](https://img.wattpad.com/cover/189797992-288-k293803.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemikiran Sekai (Oneshoot Nya SeKai)
FanfictionSeKai ChanBaek KrisTao ChenMin HanSoo SuLay