MINE 🥰

847 88 9
                                    

Seorang pemuda berusia 20 tahunan terlihat baru saja selesai mandi pagi ini. Terlihat bagaimana sebagian tubuhnya masih basah, bahkan air terus menetes dari rambut panjangnya. Sebuah handuk besar melingkar di pinggang, serta sebuah lagi handuk kecil tersampir di bahunya yang lebar.

Ia sibuk berjalan kesana kemari di dalam kamar, tampak mengkhawatirkan sesuatu.

Tok! Tok!

"Tuan, sarapan sudah siap." Ujar seseorang di balik pintu bergaya Jepang itu, setelah terdengar suara ketukan.

Pemuda yang tadinya sibuk berjalan pun berhenti melangkah, "Lee? Bisakah kau masuk sebentar?"

Ternyata, lelaki berusia di akhir 20an itu memiliki nama Lee. Ia masuk setelah mengatakan permisi.

Masih menunduk tak enak hati melihat tuan mudanya masih mengenakan sehelai handuk, menunjukkan tubuhnya yang membentuk otot-otot karena rutin berolahraga.

"Apakah orang Korea itu masih disini?" Tanya pemuda itu lagi, kepada sang pengawal setianya, Lee.

Lee mengangguk membenarkan, "Apakah tuan muda tidak ingin bertemu?"

"Benarkah ia putra tuan Oh yang sering kemari?" Ia memastikan lagi.

Lee kembali mengangguk membenarkan yang kemudian di jawab dengan helaan nafas oleh pemuda tersebut. 

"Apakah anda ingin menemui beliau untuk sarapan bersama ataukah anda ingin-" Ucapan Lee terpotong kala pemuda itu berkata, "Bagaimana jika kau menyuruhnya masuk sekarang?"

Lee yang semula masih menunduk dengan posisi berdiri pun berani mengangkat kepala untuk melihatnya, "Tapi anda masih-"  

"Ya! Kau pikir aku akan menemuinya dengan kondisi seperti ini?!" Teriak pemuda berparas manis itu. 

Lee tersenyum mengerti, "Saya akan panggilkan beliau, permisi." 

Lelaki yang memakai pakaian khas Jepang itu berpamitan meninggalkan tempat. Sedangkan pemuda yang masih mengenakan handuk terlihat menampilkan senyum kecil, "Ah ayah, dia datang seperti yang kau katakan." 
.
.
.

Seorang pemuda tampak memasuki kamar, ia terlihat rapi dengan setelan jas abu - abu gelap serta kemeja putih di dalamnya. Tidak ada dasi yang terikat disana, membuat kancing kesatu dan keduanya terbuka lebar menampilkan sedikit dada bidang berwarna putih pucat. 

"Selamat pagi Ketua Kim Jongin." Sapa lelaki tampan itu begitu memasuki kamar. Ia melihat seorang pemuda manis berkulit tan mengenakan kimono hitam. Entah di sengaja atau tidak, tetapi pemuda itu terlihat belum selesai mengenakan kimono-nya. Ikatan bagian perut sudah terikat dengan rapi, tapi tidak dengan bagian lengan karena hanya salah satu lengan yang tertutup, tidak dengan lainnya. 

Pemuda pemilik nama Kim Jongin itu tersenyum, "Apa harus menunggu kabar kepergian ayahku kau baru datang kembali Oh Sehun?"

Pemuda yang tampak lebih tua dan menyandang nama Oh Sehun tersebut hanya menundukkan kepala dengan senyum tipis. Sedetik berikutnya ia kembali mengangkat wajahnya, "Maaf atas keterlambatan saya." 

"Saat kepergian tuan Oh, aku dan keluarga berkunjung ke Korea tanpa menunggu lama. Bahkan di kala rekan kerjanya dilarang masuk oleh nyonya Oh, kami tetap di persilakan masuk mengingat kedekatan keluarga kita sedari periode pertama dulu. Lalu setelah tiba - tiba kau menghilang selama dua tahun, meninggalkan ibu mu sendiri mengelola bisnisnya hingga terbunuh bersama kedua orang tua ku dalam penyergapan di pelabuhan Shanghai oleh musuh, kini kau muncul begitu saja?"

"Aku baru mendengar kepergian ibu setelah kembali ke Korea beberapa minggu yang lalu. Aku dengar kau menyemayamkan ibuku di sini." Ujar pemuda dengan sapaan Sehun tersebut. 

Pemikiran Sekai (Oneshoot Nya SeKai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang